Kajian Penelitian Terdahulu TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Keragaan Komoditi Kedelai di Indonesia

dengan mekanisme tarif, organisasi produksi telah ditata sedemikian rupa dengan tujuan yang sesuai dengan prinsip proteksi, maka pengurangan tarif tidak akan banyak mempengaruhi struktur produksi komoditas tersebut di dalam negeri. Namun sebaliknya bila selama diproteksi, kesempatan tersebut tidak dimanfaatkan untuk memperkuat daya saing, maka pengurangan tarif impor akan dapat menghancurkan produksi dalam negeri.

2.4. Kajian Penelitian Terdahulu

Berdasarkan hasil penelitian Astuti 1998, dengan menggunakan Policy Analysis Matrix PAM, usahatani kedelai pada sebelas propinsi andalan menguntungkan secara finansial yang ditunjukkan oleh keuntungan finansial yang lebih besar dari nol yakni antara Rp 248.89kg-Rp 679.88kg artinya usahatani layak diteruskan. Rasio Biaya Privat di sebelas propinsi andalan menunjukkan nilai kurang dari satu yakni antara 0.3285-0.6870, artinya pengusahaan kedelai memiliki keunggulan kompetitif. Ditinjau dari sisi ekonomi, usahatani kedelai di sebagian besar propinsi andalan layak diteruskan ditunjukkan oleh keuntungan ekonomi yang positif kecuali di propinsi Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur yang memperoleh keuntungan ekonomi negatif serta nilai Biaya Sumberdaya Domestik BSD di atas satu. Rachmawati 1999 melakukan penelitian mengenai perdagangan kedelai Indonesia dengan penerapan Model Armington dengan pemecahan jangka pendek dan pemecahan jangka panjang. Hasil analisis simulasi pemecahan jangka pendek dan jangka panjang menyebutkan bahwa Indonesia responsif terhadap faktor eksogen penggeser harga permintaan kedelai perubahan, pajak ekspor dan biaya transportasi. Indonesia juga responsif terhadap pergeseran penawaran, dengan pengaruh impor terbesar terjadi pada perubahan permintaan impor dari Amerika Serikat. Hadipurnomo 2000, meneliti mengenai dampak kebijakan produksi dan perdagangan terhadap penawaran dan permintaan kedelai di Indonesia dengan menggunakan model persamaan simultan. Hasil yang diperoleh adalah bahwa kebijakan produksi berdampak lebih besar pada perubahan luas areal panen, produktivitas dan produksi terutama di wilayah potensial luar Pulau Jawa daripada di Pulau Jawa. Sedangkan kebijakan perdagangan berdampak pada perubahan volume impor, harga impor dan permintaan kedelai, terutama permintaan kedelai untuk industri kecap. Kumenaung 1998 meneliti mengenai dampak kebijakan ekonomi dan liberalisasi perdagangan terhadap keragaan Industri komoditas kedelai Indonesia dengan menggunakan model persamaan simultan. Hasil pendugaan model menunjukkan bahwa respon areal, produktivitas dan produksi lebih efisien dikembangkan di luar Jawa. Hasil simulasi menunjukkan bahwa kebijakan yang efektif mendorong pertumbuhan produksi adalah peningkatan harga kedelai petani, penetapan tarif impor kedelai dan kombinasi kebijakan penghapusan tarif impor kedelai, peningkatan suku bunga, peningkatan GNPI dan subsidi pupuk. Kombinasi kebijakan yang memberikan dampak pertumbuhan produksi tertinggi adalah kombinasi kebijakan penghapusan tarif impor kedelai, peningkatan harga kedelai petani, peningkatan suku bunga, dan pemberian subsidi pupuk. Mahardhika 2004, dengan menggunakan persamaan regresi linier berganda meneliti mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi produksi dan impor gula di Indonesia. Produksi gula nasional dipengaruhi oleh tiga peubah penjelas, yaitu luas areal tanaman tebu, produktivitas hablur, dan harga riil gula domestik tahun sebelumnya. Peningkatan ketiga peubah penjelas tersebut akan meningkatkan produksi gula nasional. Sedangkan untuk model impor gula Indonesia dipengaruhi oleh empat peubah penjelas, yaitu produksi gula domestik tahun sebelumnya, konsumsi gula nasional, harga riil gula internasional, dan tarif impor. Situmorang 2005, meneliti mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi produksi dan impor beras di Indonesia, dengan menggunakan model persamaan simultan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa luas areal panen padi dipengaruhi oleh harga gabah di tingkat petani, harga pupuk urea, curah hujan, dan lag luas areal panen. Semua variabel berpengaruh nyata terhadap luas areal tanaman padi. Produktivitas padi dipengaruhi oleh jumlah penggunaan urea, dan lag produktivitas. Harga gabah di tingkat petani dipengaruhi oleh harga dasar gabah, harga impor beras, produksi padi, dan lag harga gabah. Impor beras Indonesia dipengaruhi oleh harga impor beras, produksi beras, jumlah penduduk, nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika, dan lag impor beras. Harga impor beras Indonesia dipengaruhi oleh harga beras dunia, tarif impor, dan lag harga impor. Tabel 5. Ringkasan Penelitian-penelitian Terdahulu Nama Peneliti Judul Penelitian Tujuan Metode Hasil Penelitian 1.Widya Astuti 1998 Analisis Keunggulan Kompetitif dan Komparatif serta Dampak Kebijaksanaan Pemerintah pada Pengusahaan Kedelai di Indonesia Menganalisis keunggulan kompetitif dan komparatif pengusahaan kedelai di Indonesia serta pengaruh kebijakan pemerintah pada harga output dan input terhadap perkembangan produksi kedelai di Indonesia. Policy Analysis Matrix PAM Usahatani kedelai di sebelas propinsi andalan menguntungkan secara finansial, dimana pengusahaan kedelai memiliki keunggulan kompetitif. 2.Merry Rachmawati 1999 3.Tidar Hadipurnomo 2000 4.Anderson Guntur Kumenaung 2002 Analisis Perdagangan Kedelai di Indonesia Penerapan Model Armington Dampak Kebijakan Produksi dan perdagangan Terhadap Penawaran dan Permintaan Kedelai di Indonesia. Dampak Kebijaka Ekonomi dan Liberalisasi Perdagangan terhadap Keragaan Industri Mengkaji keragaan ekonomi kedelai di Indonesia dan dunia, menganalisis penawaran ekspor kedelai dan permintaan impor di pasar internasional, dan dampak kebijakan pemerintah Indonesia dan negara pengekspor terhadap perdagangan kedelai Indonesia. Menganalisis respon luas areal panen, produktivitas, impor, permintaan dan harga kedelai, mengevaluasi dampak kebijakan produksi dan perdagangan terhadap penawaran dan permintaan kedelai serta terhadap kesejahteraan produsen dan konsumen Mengevaluasi dan meramalkan pengembangan kedelai, mengkaji dampak kombinasi kebijakan Model Armington pemecahan jangka pendek dan pemecahan jangka panjang. Model Persamaan Simultan Model Persamaan Simultan Indonesia responsif terhadap faktor eksogen penggeser harga permintaan kedelai perubahan, pajak ekspor dan biaya transportasi. Indonesia juga responsif terhadap pergeseran penawaran, dengan pengaruh impor terbesar pada perubahan permintaan impor dari Amerika Serikat. Kebijakan produksi berdampak lebih besar pada perubahan luas areal panen, produktivitas dan produksi terutama di wilayah potensial luar Pulau Jawa daripada di Pulau Jawa. Sedangkan kebijakan perdagangan berdampak pada perubahan volume impor, harga impor dan permintaan kedelai, terutama permintaan kedelai untuk industri kecap. Kombinasi kebijakan yang memberikan dampak pertumbuhan produksi tertinggi adalah kombinasi 5.Pranaya Yudha Mahardhika 2004 . 6.Manris Tua Situmorang 2005 Komoditas Kedelai di Indonesia Analisis Faktor- faktor yang Mempengaruhi Produksi dan Impor Gula di Indonesia. Analisis Faktor- faktor yang mempengaruhi Produksi dan Impor Beras di Indonesia. ekonomi dan liberalisasi perdangangan terhadap kesejahteraan pelaku ekonomi yang terlibat dalam bisnis ekonomi Mengetahui perkembangan produksi dan impor gula Indonesia, dan faktor-faktor yang mempengaruhi produksi dan impor gula di Indonesia Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi produksi dan impor beras di Indonesia Model persamaan regresi linier berganda Model Persamaan Simultan kebijakan penghapusan tarif impor kedelai, peningkatan harga kedelai petani, peningkatan suku bunga, dan pemberian subsidi pupuk. Produksi gula nasional dipengaruhi oleh luas areal tanaman tebu, produktivitas hablur, dan harga riil gula domestik tahun sebelumnya, sedangkan model impor gula Indonesia dipengaruhi oleh produksi gula domestik tahun sebelumnya, konsumsi gula nasional, harga riil gula internasional, dan tarif impor. Hasil analisis menunjukkan bahwa dugaan model cukup baik, dimana terlihat dari nilai koefisien determinasinya R 2 dari masing- masing persamaan strukturalberkisar antara 0,54 sampai 0,98. Selain itu nilai F umumnya tinggi, yaitu berkisar antara 3,80 sampai 368,80.

III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Teoritis

3.1.1. Teori Penawaran dan Permintaan Penawaran suatu komoditi baik barang maupun jasa merupakan jumlah komoditi yang ditawarkan oleh produsen kepada konsumen dalam suatu pasar pada tingkat harga dan waktu tertentu. Lebih lanjut dikatakan bahwa antara harga dan jumlah yang ditawarkan ini mempunyai hubungan positif yaitu jika harga naik maka jumlah komoditi yang ditawarkan semakin banyak. Adapun sumber penawaran meliputi produksi pada waktu tertentu dan persediaan stok pada waktu sebelumnya. Menurut Iswardono 1994, faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran suatu komoditi dapat digambarkan dengan fungsi sebagai berikut : Q SK = f P K, P S , P I , G, T, T X ...............................................................................3.1 dimana : Q SK = Penawaran komoditi P K = Harga komoditi yang bersangkutan P S = Harga komoditi substitusi dan komplementer P I = Harga faktor produksi G = Tujuan perusahaan T = Tingkat penggunaan teknologi T X = Pajak dan subsidi 1. P K = Harga komoditi yang bersangkutan Suatu hipotesa dasar ekonomi menyatakan bahwa harga sejumlah komoditi mempunyai hubungan positif dengan jumlah yang ditawarkan yaitu semakin tinggi harganya semakin besar jumlah yang ditawarkan, cateris paribus.