Produktivitas Kedelai Dugaan Model Ekonometrika

luas areal panen tanaman kedelai responsif terhadap perubahan harga riil jagung, yang ditunjukkan oleh nilai elastisitasnya sebesar -1.56. Selain faktor-faktor yang telah disebutkan diatas, luas areal panen juga dipengaruhi secara nyata oleh peubah bedakala. Koefisien dugaan luas areal panen tahun sebelumnya sebesar 0.839492. Artinya setiap kenaikan luas areal panen tahun sebelumnya sebesar satu hektar akan meningkatkan luas areal panen sebesar 0.839492 hektar, demikian sebaliknya jika terjadi penurunan luas areal panen tahun sebelumnya sebesar satu hektar akan menurunkan luas areal panen sebesar 0.839492, cateris paribus.

5.2.2. Produktivitas Kedelai

Nilai koefisien determinasi R 2 dari model produktivitas kedelai adalah sebesar 0.9715, artinya 97.15 persen keragaman produktivitas kedelai dapat diterangkan oleh keragaman variabel-variabel eksogen yakni variabel jumlah penggunaan pupuk, curah hujan, harga jagung dan produktivitas kedelai tahun sebelumnya. Sedangkan sisanya yaitu sebesar 2.85 persen dijelaskan oleh faktor- faktor lain yang tidak terdapat dalam model. Hasil pendugaan parameter dapat dilihat pada tabel 7. Tabel 7. Hasil Dugaan Parameter dan Elastisitas Produktivitas Kedelai Elastisitas Variabel Koefisien Dugaan t hitung Probabilitas Pendek Panjang Nama Variabel In JPP CH PJ PD LY 0.015404 0.00000829 0.00002402 -0.000197 0.00000521 1.012085 0.170 0.024 1.380 -1.535 0.118 11.165 0.8661 0.9811 0.1808 D 0.1383 C 0.9070 0.001 A 0.00064 -0.06 0.005 0.05 -5.5 0.4 Intersep Jumlah penggunaan pupuk urea Curah Hujan Harga Jagung Harga Riil Kedelai diTingkat Produsen Lag Produktivitas R-Sq R-Sq Adj F-StatF-hit D.W. Stat D.h 0.9715 0.9654 157.267 2.236 -0.727 Dengan menggunakan uji F diperoleh nilai F hitung sebesar 157.267 yang lebih besar dari F tabel sebesar 2.78 pada taraf nyata lima persen. Nilai ini menunjukkan bahwa variabel-variabel eksogen dalam model secara bersama-sama berpengaruh nyata terhadap produktivitas tanaman kedelai. Hasil uji statistik t menunjukkan bahwa curah hujan, harga riil jagung dan produktivitas tahun sebelumnya berpengaruh secara nyata terhadap produktivitas kedelai, masing- masing pada taraf nyata dua puluh, lima belas dan lima persen. Sedangkan variabel jumlah penggunaan pupuk urea dan harga riil kedelai di tingkat produsen tidak berpengaruh nyata terhadap produktivitas tanaman kedelai. Tidak berpengaruhnya harga riil kedelai di tingkat produsen dapat disebabkan oleh motivasi menanam kedelai yang hanya untuk memutus siklus hama penyakit saja, sehingga petani selalu menanam kedelai sesuai dengan pola tanam yang telah biasa dilakukan walaupun pada saat menanam, harga kedelai jatuh. Koefisien dugaan variabel harga rill jagung sebesar -0.000197, artinya setiap kenaikan harga riil jagung sebesar satu rupiah per kilogram maka produktivitas kedelai akan menurun sebesar 0.000197 ton per hektar, demikian juga sebaliknya penurunan harga riil jagung sebesar satu rupiah per kilogram akan menyebabkan naiknya produktivitas kedelai sebesar 0.000197 ton per hektar, cateris paribus . Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa harga jagung memang sangat mempengaruhi produksi kedelai, dimana harga jagung sangat berpengaruh terhadap luas areal panen dan produktivitas kedelai, yang menunjukkan bahwa tanaman jagung merupakan kompetitor utama tanaman kedelai. Respon produktivitas kedelai terhadap perubahan harga riil jagung tidak responsif dalam jangka pendek, yang ditunjukkan oleh nilai elastisitas jangka pendek sebesar -0.06. Sedangkan dalam jangka panjang, produktivitas kedelai responsif terhadap perubahan harga riil jagung, dengan nilai elastisitas jangka panjang sebesar -5.5. Artinya jika terjadi kenaikan harga riil jagung sebesar satu persen akan menurunkan produktivitas kedelai sebesar 5.5 persen dalam jangka panjang. Produktivitas kedelai juga tidak responsif terhadap jumlah penggunaan pupuk urea baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang, yang ditunjukkan oleh nilai elastisitasnya masing-masing sebesar 0.0009 dan 0.11. Kondisi ini menunjukkan bahwa perubahan jumlah penggunaan pupuk tidak terlalu berpengaruh terhadap produktivitas kedelai. Berdasarkan penelitian Kumenaung 1994, dijelaskan bahwa kondisi di atas dapat dipengaruhi oleh beberapa keadaan, antara lain : 1. pada beberapa daerah tertentu di Indonesia faktor produksi pupuk belum dirasa perlu untuk digunakan, 2 pupuk bukanlah satu- satunya faktor yang mempengaruhi produksi. Dalam penelitian ini juga membuktikan bahwa produktivitas kedelai tahun sebelumnya berpengaruh nyata terhadap produktivitas kedelai dengan nilai koefisien dugaan variabel tahun sebelumnya sebesar 1.012085. Artinya jika terjadi kenaikan produktivitas kedelai tahun sebelumnya sebesar satu ton per hektar maka produktivitas kedelai akan meningkat sebesar 1.012085 ton per hektar. Sebaliknya jika terjadi penurunan produktivitas kedelai tahun sebelumnya sebesar satu ton per hektar maka produktivitas kedelai akan turun sebesar 1.012085 ton per hektar, cateris paribus.

5.2.3. Harga Kedelai Domestik