persen dalam jangka panjang. Perdagangan internasional dapat terjadi karena adanya perbedaan permintaan dan penawaran suatu negara. Apabila persediaan
suatu barang di suatu negara tidak cukup untuk memenuhi permintaan dalam negeri, negara tersebut dapat mengimpor dari negara lain.
Nilai koefisien dugaan variabel jumlah populasi penduduk adalah sebesar 0.0015, artinya apabila jumlah penduduk Indonesia bertambah sebesar satu juta
jiwa maka jumlah impor kedelai akan meningkat sebesar 0.0015 ton, sebaliknya apabila jumlah penduduk berkurang sebesar satu juta jiwa maka jumlah impor
kedelai Indonesia akan turun sebesar 0.0015 ton. Berdasarkan nilai elastisitas maka jumlah impor kedelai tidak responsif terhadap perubahan jumlah populasi
penduduk Indonesia dengan nilai elastisitas jangka pendek sebesar 0.52 dan jangka panjang sebesar 0.49.
5.2.6. Harga Kedelai Impor Indonesia
Nilai koefisien determinasi R
2
dari model harga riil kedelai impor Indonesia adalah 0.9113, artinya 91.13 persen keragaman harga riil kedelai impor
Indonesia mampu diterangkan oleh keragaman variabel-variabel eksogen di dalam model yakni harga kedelai internasional, nilai tukar, dummy monopoli Bulog dan
harga riil kedelai impor tahun sebelumnya. Hasil pendugaan parameter harga kedelai impor Indonesia dapat dilihat pada tabel 11.
Tabel 11. Hasil Dugaan Parameter dan Elastisitas Harga Kedelai Impor
Elastisitas Variabel Koefisien
Dugaan t
hitung
Probabilitas Pendek Panjang
Nama Variabel In
PW ER
DB TI
LPM -400.295790
1.015808 0.053543
303.733289 1.330924
0.111809 -1.193
8.772 1.456
1.391 0.466
1.368 0.2450
0.0001 A 0.1590 D
0.2308 0.6453
0.1844 D 0.86
0.23 0.02
0.96 0.26
0.02 Intersep
Harga kedelai internasional
Nilai Tukar Dummy monopoli
BULOG Tarif Impor
Lag Harga Kedelai Impor
R-Sq R-Sq Adj
F-StatF-hit D.W. Stat
D.h 0.9113
0.8920 47.250
1.879 0.3628
Berdasarkan hasil uji F diperoleh nilai F hitung sebesar 47.250 yang lebih besar dari F tabel sebesar 2.78 pada taraf nyata lima persen. Nilai ini
menunjukkkan bahwa variabel-variabel eksogen dalam model secara bersama- sama berpengaruh nyata terhadap harga kedelai impor. Dan hasil uji statistik t
menunjukkan bahwa harga riil kedelai impor dipengaruhi secara nyata oleh harga kedelai internasional, nilai tukar dan harga riil kedelai impor tahun sebelumnya.
Hasil dugaan juga menunjukkan bahwa semua koefisien sudah sesuai dengan tanda yang diharapkan dalam hipotesis dan menurut kriteria ekonomi.
Koefisien dugaan harga kedelai internasional sebesar 1.015808 artinya setiap kenaikan harga kedelai internasional sebesar satu rupiah per kilogram akan
meningkatkan harga riil kedelai impor Indonesia sebesar 1.015808 rupiah per kilogram, sebaliknya jika terjadi penurunan harga kedelai internasional sebesar
satu rupiah per kilogram maka harga riil kedelai impor akan turun sebesar 1.015808 rupiah per kilogram. Berdasarkan nilai elastisitasnya, harga riil kedelai
impor tidak responsif terhadap perubahan harga kedelai internasional baik jangka
pendek maupun jangka panjang yang ditunjukkan oleh nilai elastisitas jangka pendek sebesar 0.86 dan nilai elastisitas jangka panjang sebesar 0.96.
Koefisien dugaan nilai tukar sebesar 0.053543 yang artinya setiap kenaikan nilai tukar sebesar satu Rupiah per Dollar Amerika akan meningkatkan
harga riil kedelai impor sebesar 0.053543 rupiah per kilogram, cateris paribus. Namun dilihat dari nilai elastisitasnya terlihat bahwa harga riil kedelai impor tidak
responsif baik dalam jangka pendek 0.23 maupun jangka panjang 0.26. Selain variabel-variabel di atas, harga riil kedelai impor juga dipengaruhi
secara nyata oleh peubah bedakala, dengan nilai koefisien dugaan sebesar 0.111809. Artinya jika harga riil kedelai impor tahun sebelumnya naik sebesar
satu rupiah per kilogram maka harga riil kedelai impor akan naik sebesar 0.111809 rupiah per kilogram, cateris paribus.
Variabel dummy monopoli BULOG tidak berpengaruh nyata terhadap harga kedelai impor. Variabel yang juga tidak berpengaruh nyata terhadap harga
riil kedelai impor adalah tarif impor kedelai, hal ini menunjukkan bahwa harga riil kedelai impor tidak terlalu dipengaruhi oleh besarnya tarif, walaupun tarif
ditingkatkan dan harga impor kedelai menjadi tinggi, Indonesia tetap cenderung melakukan impor, karena kebutuhan dalam negeri melebihi jumlah penawaran
yang tersedia.
VI. KESIMPULAN DAN SARAN