Uji Multikolinearitas Uji Autokorelasi

Negative -,151 Kolmogorov-Smirnov Z ,969 Asymp. Sig. 2-tailed ,305 a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. Sumber: Hasil pengolahan data sekunder menggunakan SPSS 19.0 Tabel 4.3 menunjukkan bahwa besarnya nilai Asymp.Sig 2-tailed adalah 0,305 dan lebih besar dari 0,05. Selain itu, nilai Kolmogorov-Smirnov sebesar 0,969 dan tidak signifikan pada 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa uji Kolmogorov-Smirnov memperkuat hasil uji grafik sebelumnya yang menyatakan bahwa data terdistribusi secara normal.

4.1.3.2 Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas dilakukan bertujuan untuk mengetahui adanya korelasi antara variabel independen dalam suatu model regresi. Regresi berganda tidak efektif digunakan apabila antar variabel bebas mengandung multikolinearitas. Uji multikolinearitas dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui apakah ada hubungan sempurna antara variabel good corporate governance GCG, ukuran perusahaan, dan debt to equity ratio DER. Pengukuran multikolinearitas dilakukan dengan melihat nilai tolerance ≤ 0,10 atau sa ma dengan nilai VIF ≥ 10. Hasil uji multikolinearitas dapat dilihat pada Tabel 4.4 berikut ini: Tabel 4.4 Uji Multikolinearitas Model Collinearity Statistics Tolera nce VIF Cons tant GCG ,660 1,516 Size ,766 1,305 DER ,795 1,257 a. Dependent Variable: YTM Sumber: Hasil pengolahan data sekunder menggunakan SPSS 19.0 Tabel 4.4 menunjukkan bahwa tidak ada satupun variabel independen yang memiliki nilai Tolerance kurang dari 0,10 yang berarti tidak ada korelasi antar variabel independen yang nilainya lebih dari 95. Hasil perhitungan nilai VIF Variance Inflation Factor juga menunjukkan hal yang sama yaitu tidak ada satu variabel independen yang memiliki nilai VIF lebih dari 10. Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi multikolonieritas antar variabel independen good corporate governance GCG, ukuran perusahaan, dan debt to equity ratio DER dalam model regresi linear berganda.

4.1.3.3 Uji Autokorelasi

Pengujian ini dilakukan dengan tujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 sebelumnya Ghozali, 2006. Autokorelasi timbul karena residual kesalahan pengganggu tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya. Untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi dapat dilakukan dengan menggunakan uji Durbin-Watson DW-Test. Jika, du d 4 – du maka model regresi terbebas dari autokorelasi. Adapun nilai du untuk jumlah variabel independen 3 dengan jumlah sampel 41 pada taraf signifikansi 0,05 adalah sebesar 1,660. Hasil perhitungan uji autokorelasi dapat dilihat pada Tabel 4.5 berikut ini: Tabel 4.5 Hasil Uji Autokorelasi M odel R R Square Adjus ted R Square Std. Error of the Estimate Durbi n-Watson 1 , 500 a ,2 50 ,190 1,075 47 1,936 a. Predictors: Constant, DER, LnSize, CGPI b. Dependent Variable: YTM Sumber: Hasil pengolahan data sekunder menggunakan SPSS 19.0 Nilai Durbin-Watson sebesar 1,936, nilai ini akan dibandingkan dengan nilai tabel dengan menggunakan nilai signifikansi 5, jumlah sampel 41 n dan jumlah variabel independen 3 k=3 di dapatkan nilai dl batas luar = 1,348 ; du batas dalam = 1,660. Oleh karena nilai DW 1,936 lebih besar dari batas dalam du 1,660 dan kurang dari 1,936 4-du, yaitu 1,6601,9362,064 maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat autokorelasi dan tidak terdapat kesalahan data pada periode lalu yang mempengaruhi kesalahan data pada periode sekarang.

4.1.3.4 Uji Heteroskedastisitas

Dokumen yang terkait

Pengaruh Debt to Equity Ratio, Ukuran Perusahaan dan Momentum Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

9 197 83

Pengaruh Debt To Equity Ratio, Ukuran Perusahaan, Dan Leverage Operasi Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

5 106 104

Pengaruh Pertumbuhan Rasio Keuangan ( Current Ratio, Debt To Eqiuty Ratio , Total Asset Turn Over ) dan Ukuran Perusahaan Terhadap Kinerja Perusahaan pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2013

1 50 95

Pengaruh Return On Asset, Debt To Equity Ratio, Ukuran Perusahaan Dan Status Kepemilikan Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

2 53 116

Pengaruh Laba Bersih, Arus Kas Operasi, Current Ratio Dan Debt To Equity Ratio Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Industri Barang Konsumsi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

6 137 98

Analisis Pengaruh Debt to Equity Ratio (DER), Return On Assets (ROA) Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di BEI

3 47 75

Pengaruh Capital Adequacy Ratio Dan Debt To Equity Ratio Terhadap Pertumbuhan Laba Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 36 81

Pengaruh Debt To Equity Ratio (Der) Dan Debt To Asset Ratio (DAR) Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

17 84 71

Pengaruh Debt to Asset Ratio (DAR), Debt to Equity Ratio (DER) terhadap Return on Asset (ROA) pada Perusahaan Pertanian yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

24 141 95

Pengaruh Equity Multiplier, Firm Size, Debt To Equity Ratio (Der), Dan Net Profit Margin (Npm) Terhadap Rasio Profitabilitas (Roe) Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (Bei)

6 109 63