Yield Obligasi LANDASAN TEORI

Obligasi yang memberikan coupon rate yang tinggi tetapi memiliki resiko gagal bayar yang juga tinggi. Biasanya diterbitkan oleh emiten berperingkat Bb – kebawah atau oleh emiten yang ingin membiayai suatu rencana mergerakuisisi. Masih banyak jenis-jenis obligasi lainnya dengan nama berbeda tetapi memiliki makna yang hampir sama seperti diatas.

2.2 Yield Obligasi

Rahardjo 2003 menyatakan bahwa yield obligasi merupakan faktor terpenting sebagai pertimbangan investor dalam melakukan pembelian obligasi sebagai instrumen investasinya. Investor obligasi akan menghitung seberapa besar pendapatan investasi atas dana yang dibelikan obligasi tersebut dengan menggunakan alat ukur yield. Menurut Fabozzi 2000 dalam Setyapurnama dan Norpratiwi 2006 menyatakan bahwa terdapat dua istilah dalam penentuan yield, yaitu current yield dan yield to maturity. Current yield merupakan hubungan kupon bunga tahunan dengan harga pasar obligasi. Rumus current yield Fabozzi 2000 dalam Setyapurnama dan Norpratiwi 2006 adalah: annual dollar coupon interest Current Yield = Price Dimana: Current yield = hasil saat ini Annual dollar coupon interest = bunga obligasi tahunan dalam dolar Price = harga pasar obligasi Kesumawati 2003 dalam Setyapurnama dan Norpratiwi 2006 menyatakan bahwa yield to maturity YTM adalah tingkat pengembalian yang akan diperoleh investor apabila memiliki obligasi sampai jatuh tempo. Perhitungan YTM dilakukan dengan memasukkan semua pembayaran kupon bunga sampai dengan tanggal jatuh tempo dengan mengasumsikan adanya reinvestasi dari kupon yang diterima dengan tingkat bunga yang sama dengan YTM tersebut. Karena rumitnya penghitungan YTM, maka dapat digunakan juga penghitungan yield to maturity approximation YTM approximation. Rumus YTM approximation Kesumawati 2003 dalam Setyapurnama dan Norpratiwi 2006 adalah: R – P C + n YTM approximation = x 100 R + P 2 Dimana: C = Coupon kupon n = periode waktu yang tersisa R = redemption value nilai nominal P = harga pasar obligasi Tandelilin 2001 menyatakan bahwa yield to maturity YTM bisa diartikan sebagai tingkat return majemuk yang akan diterima investor jika membeli obligasi pada harga pasar saat ini dan menahan obligasi tersebut hingga jatuh tempo. YTM merupakan ukuran yield yang banyak digunakan karena yield tersebut mencerminkan return dengan tingkat bunga majemuk compounded rate of return yang diharapkan investor, jika dua asumsi yang disyaratkan bisa terpenuhi maka yield to maturity yang diharapkan akan sama dengan realized yield. Asumsi pertama adalah bahwa investor akan mempertahankan obligasi tersebut sampai dengan waktu jatuh tempo. Nilai yang didapat jika asumsi pertama dipenuhi sering disebut dengan yield to maturity YTM. Asumsi kedua adalah investor menginvestasikan kembali pendapatan yang diperoleh dari obligasi pada tingkat YTM yang dihasilkan. YTM telah memperhitungkan unsur bunga dan nilai waktu uang. Cara ukur yang lebih kompleks namun mengikut-sertakan komponen pengembalian yang lain selain bunga adalah Yield to Maturity YTM. YTM ini paling umum digunakan penerapannya didalam memberikan penilaian terhadap suatu obligasi. YTM mengevaluasi baik pendapatan bunga, capital gain maupun cashflow yang diterima sepanjang masa hidup pasar obligasi yaitu sampai maturity date Ang, 1997. Kusuma dan Asrori 2005 menyatakan bahwa secara khusus semakin tinggi tingkat hasil hingga jatuh tempo, semakin rendah tingkat perubahan harga. Untuk besar perubahan yield yang sama, pada tingkat hasil yang rendah menyebabkan perubahan harga yang lebih besar dibandingkan pada tingkat hasil yang tinggi. Dengan kata lain untuk perubahan hasil tertentu, perubahan tingkat harga akan lebih besar pada yield yang rendah dibanding pada yield yang tinggi. Sedangkan menurut Sharpe, dkk 2005 dalam Ibrahim 2008 menyatakan jika yield to maturity nya lebih tinggi dari yield to maturity yang dianggap tepat maka obligasi dikatakan underpriced undervalued dan merupakan satu kandidat untuk dibeli. Sebaliknya, jika yield to maturity lebih rendah dari yang dianggap tepat, maka obligasi dikatakan overpriced overvalued dan merupakan kandidat untuk dijual.

2.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Yield Obligasi

Dokumen yang terkait

Pengaruh Debt to Equity Ratio, Ukuran Perusahaan dan Momentum Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

9 197 83

Pengaruh Debt To Equity Ratio, Ukuran Perusahaan, Dan Leverage Operasi Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

5 106 104

Pengaruh Pertumbuhan Rasio Keuangan ( Current Ratio, Debt To Eqiuty Ratio , Total Asset Turn Over ) dan Ukuran Perusahaan Terhadap Kinerja Perusahaan pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2013

1 50 95

Pengaruh Return On Asset, Debt To Equity Ratio, Ukuran Perusahaan Dan Status Kepemilikan Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

2 53 116

Pengaruh Laba Bersih, Arus Kas Operasi, Current Ratio Dan Debt To Equity Ratio Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Industri Barang Konsumsi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

6 137 98

Analisis Pengaruh Debt to Equity Ratio (DER), Return On Assets (ROA) Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di BEI

3 47 75

Pengaruh Capital Adequacy Ratio Dan Debt To Equity Ratio Terhadap Pertumbuhan Laba Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 36 81

Pengaruh Debt To Equity Ratio (Der) Dan Debt To Asset Ratio (DAR) Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

17 84 71

Pengaruh Debt to Asset Ratio (DAR), Debt to Equity Ratio (DER) terhadap Return on Asset (ROA) pada Perusahaan Pertanian yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

24 141 95

Pengaruh Equity Multiplier, Firm Size, Debt To Equity Ratio (Der), Dan Net Profit Margin (Npm) Terhadap Rasio Profitabilitas (Roe) Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (Bei)

6 109 63