banyak produk maka kredibilitas dan kesukaan orang padanya akan berkurang.
2.3 Merek
Suatu keahlian yang sangat unik dari pelaku usaha yang professional adalah mampu menciptakan, mempertahankan dan memajukan merek.
Menurut America Marketing Association Kotler 2009:258 merek adalah nama, istilah, tanda, simbol, atau rancangan, atau kombinasi dari semuanya,
yang dimaksudkan untuk mengidentifikasi barang atau jasa penjual atau kelompok penjual dan untuk mendiferensiasikannya.
Sedangkan menurut UU Merek N0. 15 Tahun 2001 Pasal 1 Ayat 1 : “Merek adalah tanda yang berupa gambar, nama kata, huruf-huruf,
angka-angka, susunan warna atau kombinasi dari unsur-unsur tersebut yang memiliki daya pembeda dan digunakan dalam kegiatan perdagangan barang
atau jasa”. Dari kedua pengertian diatas bahwa merek merupakan alat untuk
memperkenalkan produk dari pelaku usaha kepada konsumennya. Tujuannya untuk memberi perbedaan produk yang mereka tawarkan supaya
mendapat tempat dipikiran masayarakat.
2.3.1 Manfaat merek
Menurut Kotler 2009:259, merek memiliki manfaat bagi perusahaan yaitu sebagai berikut :
1. Menyederhanakan penanganan atau penelusuran produk.
2. Membantu mengatur catatan persediaan dan catatan akuntansi. 3. Menawarkan perlindungan hukum kepada perusahaan untuk fitur-fitur
atau aspek unik produk. Bagui perusahaan, merek mempresentasikan bagian properti hukum yang sangat berharga, dapat mempengaruhi
konsumen, dapat dibeli dan dijual, serta memberikan keamanan pendapatan masa depan yang langgeng.
2.3.2 Pengertian brand image
Proses dimana seseorang memilih, mengorganisasikan dan mengartikan masukan informasi untuk menciptakan suatu gambaran yang
berarti Kotler 2009:260. Brand image atau brand description, yakni deskripsi tentang asosiasi dan keyakinan konsumen terhadap merek tertentu
Terdapat tiga komponen yang dapat mengelompokan brand image menurut Kotler dalam Ankaniscara 2012:16 yaitu :
1. Strength Association
Strength association merupakan perpanjangan dari sebuah asosiasi yang dikaitkan pada suatu brand sebagai suatu hasil dari penerimaan
informasi oleh konsumen. Semakin dalam konsumen memikirkan suatu informasi ataupun mengaitkannya dengan suatu brand maka semakin
kuat asosiasi merek tersebut. 2.
Favorable Association Favorable association dari brand image diciptakan untuk
memberikan keyakinan kepada konsumen bahwa sebuah brand
memiliki atribut yang relevan untuk meyakinkan konsumen bahwa kebutuhan dan keinginannya dapat terpenuhi oleh brand tersebut.
3. Uniqueness Association
Uniqueness association merupakan suatu hal yang tidak dapat dimiliki oleh brand lain, merupakan suatu hal esensial yang merupakan
sustainable competitive advantage atau unique selling proposition yang memberikan alasan kepada konsumen untuk melakukan pembelian
kepada suatu brand tertentu.
2.3.3 Faktor pembentuk brand image
Schiffman dalam Angio 2013:5 menyebutkan faktor faktor yang membentuk brand image sebagai berikut:
1. Kualitas atau mutu berkaitan dengan kualitas produk barang atau jasa yang ditawarkan oleh produsen dengan merek tertentu.
2. Dapat dipercaya atau diandalkan, berkaitan dengan pendapat atau kesepakatan yang dibentuk oleh masyarakat tentang suatu produk
yang dikonsumsi. 3. Kegunaan atau manfaat, yang terkait dengan fungsi dari suatu produk
barang atau jasa yang bisa dimanfaatkan oleh konsumen. 4. Pelayanan, yang berkaitan dengan tugas produsen dalam melayani.
5. Resiko, berkaitan dengan besar-kecilnya akibat atau untung-rugi yang mungkin dialami oleh konsumen.
6. Harga, yang dalam hal ini berkaitan dengan tinggi-rendahnya atau banyak-sedikitnya jumlah uang yang dikeluarkan konsumen untuk
mempengaruhi suatu produk, juga dapat mempengaruhi citra jangka panjang.
7. Citra yang dimiliki oleh merek itu sendiri, yaitu berupa pandangan, kesepakatan, dan informasi yang berkaitan dengan suatu merek dari
produk tertentu.
2.3.4 Indikator Brand Image