Teknik Pengolahan Data Keadaan Geografis Gambaran Umum Sampel Penelitian

56

3.10 TEKNIK PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA

3.10.1. Teknik Pengolahan Data

3.10.1.1. Editing

Merupakan kegiatan untuk melakukan pengecekan isi kuesioner apakah kuesioner sudah diisi dengan lengkap, jelas jawaban dari responden, relevan jawaban dengan pertanyaan, dan konsisten. 3.10.1.2. Coding Merupakan kegiatan merubah data berbentuk huruf menjadi data berbentuk angka atau bilangan. Pemberian kode bertujuan untuk mempermudah analisis data dan entry data. 3.10.1.3. Skoring Merupakan pemberian skor atau nilai pada setiap jawaban yang diberikan oleh resonden. 3.10.1.4. Tabulasi Tabulasi dimaksudkan untuk memasukkan data ke dalam tabel-tabel dan mengatur angka-angka sehingga dapat dihitung jumlah kasus dalam berbagai kategori. 3.10.1.5. Entry data Merupakan kegiatan memasukkan data yang telah diperoleh ke dalam pernagkat komputer. 57

3.10.2. Teknik Analisis Data

Setelah semua data terkumpul, maka langkah selanjutnya dalah menganalisis data. Analisis data dalam penelitian ini mengunakan dua teknik analisis yakni analisis univariat dan analisis bivariat. 3.10.2.1. Analisis Univariat Analisis univariant dilakukan tiap variabel dari hasil penelitian dan dapat digunakan untuk mendeskripsikan setiap variabel penelitian dengan membuat tabel, narasi, dan grafik distribusi frekuensi tiap variabel Soekidjo Notoadmojo, 2010:182.

3.10.2.2. Analisis Bivariat

Analisis bivariant dilakukan dengan uji Chi Square yang digunakan untuk menguji hipotesis hubungan antara dua variabel yaitu variabel bebas dan variabel terikat Soekidjo Notoadmojo, 2010:183. Analisis ini menggunakan bantuan SPSS karena skala variabel berbentuk ordinal dan nominal. Aturan pengambilan keputusan: 1. Jika p value ≥ α 0,05 maka Ho diterima 2. Jika p value α 0,05 maka Ho ditolak Syarat uji Chi Square adalah tidak ada sel yang nilai observed nol dan sel yang expected E kurang dari 5 maksimal 20 dari jumlah sel. Jika tidak memenuhi syarat maka uji alternatifnya adalah Uji Fisher Sopiyudin Dahlan, 2011:19. 58

3.10.2.2.1. Analisis Chi Square

Setelah diolah, kemudian dianalisis dengan uji statistik chi-square test untuk membuktikan adanya hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat. 3.10.2.2.2. Penentuan Odds RatioOR Odds Ratio OR yaitu penilaian berapa sering terdapat paparan pada kasus dibandingkan pada kontrol. OR menunjukkan besarnya peran faktor risiko yang diteliti terhadap penyakit Sudigdo Sastroasmoro dan Sofyan Ismael, 2011:48. Penghitungan analisis hasil studi kasus kontrol dapat dilakukan dengan melihat proporsi masing-masing variabel yang diteliti pada kasus dan kontrol yang dilakukan analisis variabel dengan cara memasukkan setiap variabel yang diduga berisiko dengan kemauan membayar iuran JKN di Wilayah kerja Dinas Kesehatan Kota Semarang ke dalam tabel dengan menghitung OR dan Cl 95 dengan kemaknaan p=0,05. OR digunakan untuk mengetahui seberapa besar peran faktor yang mempengaruhi kemauan membayar iuran JKN mandiri. Tabel 3.4 Penentuan Odds Ratio Kasus Kontrol Jumlah Faktor risiko + Ya A B A + B Faktor risiko - Tidak C D C + D Jumlah A + B + C + D Sumber: Sudigdo Sastroasmoro dan Sofyan Ismael, 2011:148 Keterangan : A = kasus yang mengalami paparan B = kontrol yang mengalami pajanan C = kasus yang tidak mengalami pajanan D = kontrol yang tidak mengalami pajanan 59 BAB IV HASIL PENELITIAN

4.1. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

4.1.1. Keadaan Geografis

Kota Semarang terletak antara garis 6º50’ - 7º10’ Lintang Selatan dan garis 109º35’ - 110º50’ Bujur Timur. Dibatasi sebelah Barat dengan Kabupaten Kendal, sebelah Timur dengan Kabupaten Demak, sebelah Selatan dengan Kabupaten Semarang, dan sebelah Utara dibatasi oleh Laut Jawa. Luas wilayah Kota Semarang sebesar 373,67 km2. Kota Semarang terbagi dalam 16 kecamatan dan 177 kelurahan. Dari 16 kecamatan yang ada, kecamatan Mijen 57,55 km2 dan Kecamatan Gunungpati 54,11 km2, dimana sebagian besar wilayahnya berupa persawahan dan perkebunan. Sedangkan kecamatan dengan luas terkecil adalah Semarang Selatan 5,93 km2 dan kecamatan Semarang Tengah 6,14 km2, sebagian besar wilayahnya berupa pusat perekonomian dan bisnis Kota Semarang, seperti bangunan tokomall, pasar, perkantoran dan sebagainya.

4.1.2. Kependudukan

Jumlah penduduk Kota Semarang menurut Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Semarang sampai dengan akhir Desember tahun 2014 sebesar : 1.575.068 jiwa, terdiri dari 773.764 jiwa penduduk laki-laki dan 801.304 jiwa penduduk perempuan. 60 Pada tahun 2013 kepadatan penduduknya Kota Semarang sebesar 4.207 jiwa per km 2 sedikit mengalami kenaikan bila dibandingkan dengan tahun 2012. Ditinjau dari kecamatan, terdapat 3 kecamatan yang mempunyai kepadatan di bawah angka rata-rata Semarang, sebagai berikut: Kecamatan Tugu sebesar 984 jiwa per km 2 , Kecamatan Mijen 1.006 jiwa km 2 , Kecamatan Gunungpati 1.402 jiwa km 2 . Sedangkan kepadatan penduduknya yang paling tinggi adalah Kecamatan Semarang Selatan 13.882 jiwakm 2 , kemudian Kecamatan Candisari 12.187 jiwakm 2 , dan Kecamatan Gayamsari 11.939 jiwakm 2 . 4.1.3. Keadaan Pelayanan Kesehatan Kota Semarang memiliki sarana pelayanan kesehatan yang dimiliki pemerintah maupun swasta. Hingga tahun 2014, terdapat 14 rumah sakit umum swasta sedangkan 7 rumah sakit umum pemerintah. Terdapat juga rumah bersalin sebanyak 6 unit, 1 rumah sakit jiwa, 3 rumah sakit ibu dan anak dan rumah sakit bersalin. Untuk fasilitas puskesmas di Kota Semarang terdapat 37 puskesmas yang terbagi atas puskesmas perawatan sebanyak 12 unit dan puskesmas non perawatan sebanyak 25 unit. Selain itu, terdapat 35 unit puskesmas pembantu, 41 unit puskesmas keliling, 1.214 unit posyandu yang aktif dari 1.561 posyandu yang ada, 401 apotik, 30 laboratorium kesehatan, 37 klinik spesialis, 20 toko obat, 122 BP umum, 1,798 dokter umum praktek perorangan, 745 dokter spesialis praktek, dan 415 dokter gigi praktek. 4.1.4. Kepesertaan Jaminan Kesehatan Nasional Berdasarkan data BPJS Kesehatan Divisi Regional VI, jumlah peserta JKN di Jawa Tengah hingga Juni 2015 telah mencapai 19.250.292 jiwa yang terdiri 61 peserta PBI sebanyak 14.377.609 jiwa dan peserta nonPBI sebanyak 4.872.683 jiwa. Dari peserta nonPBI diperoleh jumlah peserta JKN mandiri di Jawa Tengah sebanyak 1.785.197 jiwa. Sedangkan di Kota Semarang, jumlah peserta JKN mencapai 962.385 jiwa yang terdiri peserta PBI mencapai 269.640 jiwa dan peserta nonPBI mencapai 692.745 jiwa. Peserta JKN mandiri di Kota Semarang mencapai 244.207 jiwa.

4.2. GAMBARAN UMUM SAMPEL PENELITIAN

4.2.1. Gambaran Umum Sampel Penelitian

Penelitian ini dilakukan di wilayah kerja Dinas Kesehatan Kota Semarang. Sampel dalam penelitian ini adalah masyarakat yang berkunjung di puskesmas- puskesmas yang menjadi sampel penelitian, sampel dibedakan atas peserta JKN mandiri dengan masyarakat yang belum terdaftar sebagai peserta JKN. Berikut rincian jumlah kapitasi peserta JKN di puskesmas sampel: Tabel 4.1. Rincian Kapitasi Peserta JKN di Puskesmas Sampel No. Sampel Jumlah Kapitasi 1. Puskesmas Pandanaran 11.259 2. Puskesmas Kedungmundu 8.145 3. Puskesmas Ngaliyan 7.348 4. Puskesmas Padangsari 6.553 5. Puskesmas Tlogosari Wetan 5.057 6. Puskesmas Miroto 978 7. Puskesmas Karanganyar 815 8. Puskesmas Sekaran 760 9. Puskesmas Krobokan 744 10. Puskesmas Karang Malang 710 Sumber: Laporan Kapitasi Maret 2015 Dinas Kesehatan Kota Semarang Sampel yang diambil sebanyak 8 sampel kasus dan 8 sampel kontrol di masing-masing puskesmas tabel 4.1., sehingga keseluruhan berjumlah 160 62 responden. Sampel kasus yaitu peserta Jaminan Kesehatan Nasional mandiri yang berdomisili di wilayah kerja Dinas Kesehatan Kota Semarang. Sedangkan sampel kontrol yaitu masyarakat yang belum menjadi peserta JKN dan berdomisili di wilayah kerja Dinas Kesehatan Kota Semarang.

4.2.2. Karakteristik Sampel

Dokumen yang terkait

Hubungan Karakteristik Peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) Penerima Bantuan Iuran (PBI) dengan Perilaku Merokok di Wilayah Kerja Puskesmas Belawan Tahun 2015

7 64 124

Hubungan Karakteristik Peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) Penerima Bantuan Iuran (PBI) Dengan Perilaku Merokok Di Wilayah Kerja Puskesmas Kotanopan Tahun 2014.

1 58 114

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KETERATURAN MEMBAYAR IURAN PADA PESERTA JAMINAN KESEHATAN NASIONAL (JKN) KATEGORI PESERTA MANDIRI (Studi Kasus Pasien Rawat Inap Rumah Sakit dr. Soebandi Kabupaten Jember)

16 84 80

ANALISIS TINGKAT KEPUASAN PASIEN PESERTA JAMINAN KESEHATAN NASIONAL BUKAN PENERIMA BANTUAN IURAN (NON PBI) DI PUSKESMAS HALMAHERA KOTA SEMARANG TAHUN 2015

0 21 119

Determinan Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan oleh Peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) di Puskesmas Desa Binjai Kota Medan Tahun 2016

0 6 110

STUDI DESKRIPTIF KARAKTERISTIK PESERTA JAMINAN KESEHATAN NASIONAL NON PBI MANDIRI KOTA Studi Deskriptif Karakteristik Peserta Jaminan Kesehatan Nasional Non PBI Mandiri Kota Surakarta yang Tercatat di BPJS Kesehatan Surakarta.

0 2 18

STUDI DESKRIPTIF KARAKTERISTIK PESERTA JAMINAN KESEHATAN NASIONAL NON PBI MANDIRI KOTA Studi Deskriptif Karakteristik Peserta Jaminan Kesehatan Nasional Non PBI Mandiri Kota Surakarta yang Tercatat di BPJS Kesehatan Surakarta.

0 1 22

Faktor-faktor yang Memengaruhi Kemauan Masyarkat Membayar Iuran Jaminan Kesehatan di Kabupaten Hulu Sungai Selatan.

0 0 26

Kemampuan Membayar (Ability to Pay) Masyarakat untuk Iuran Jaminan Kesehatan.

2 6 8

KEPATUHAN HUKUM PESERTA BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KESEHATAN MANDIRI DALAM MEMBAYAR PREMI DI KOTA PADANG ARTIKEL

0 1 14