Penentuan Titik Tetap Parameter yang Ditetapkan

4.2 Analisis Kestabilan Titik Tetap

Misalkan dari model 4.1 didefinisikan fungsi-fungsi sebagai berikut: 1 1 , , 1 S I nSP f S I P rS IS q ES K a S 2 2 , , mIP f S I P IS I q EI a I 3 , , m IP n SP f S I P dP a I a S Dengan menggunakan 1.16 terhadap 4.3 diperoleh matriks Jacobi sebagai berikut: 1 2 2 2 2 2 2 . x x r I K S anP S r K nS I Eq K K a S a S amP Im I S Eq a I a I anP amP Im nS d a I a S a S a I J 4.3 Penentuan matriks Jacobi ini dapat dilihat pada Lampiran 2.

4.2.1 Kestabilan titik tetap T

Titik tetap T 0, 0, 0 adalah titik tetap yang selalu stabil. Untuk menentukan kestabilan titik tetap T 0, 0, 0 yaitu dengan melakukan pelinearan pada 4.1 di atas. Titik T 0, 0, 0 disubstitusi ke matriks Jacobi 4.3, sehingga diperoleh: 1 2 r Eq Eq d J 4.4 Dengan menyelesaikan persamaan karakteristik diperoleh nilai-nilai eigen berikut: . 4.2 Karena semua parameter yang terlibat bernilai positif, titik tetap T bersifat stabil menuju titik jika kondisi berikut terpenuhi: 0 atau ekivalen dengan E . Kondisi E menunjukkan bahwa kestabilan akan tercapai jika pemanenan mangsa rentan lebih besar daripada laju pertumbuhan. Namun demikian, kondisi ini akan membuat semua populasi habis di akhir periode. Jika kondisi E tidak terpenuhi maka titik T bersifat takstabil.

4.2.2 Kestabilan di titik

Dengan mensubstitusikan titik tetap T 1 1 Kq E K r , 0, 0 ke dalam 4.3 diperoleh matriks Jacobi berikut: 1 1 1 1 1 1 2 1 . 1 r K r Eq Kn r Eq r Eq r a k r EKq EK q K Eq r ar d n a K r EKq J 4.5 Dengan menyelesaikan persamaan karakteristik diperoleh nilai-nilai eigen berikut: = = K = Karena semua parameter yang terlibat bernilai positif, titik tetap T 1 bersifat stabil jika ketiga nilai eigen di atas bernilai negatif, yaitu ketika kondisi-kondisi berikut terpenuhi: 1 r E q . 1 2 r K E K q q r untuk K 1 rK n d dar E q K d n untuk d a K n K . Secara ringkas, kondisi kestabilan dapat dituliskan sebagai berikut: 1 2 r K K q q r E 1 , r q dengan . lihat Lampiran 2

4.2.3 Kestabilan titik tetap T

2 Dengan mensubstitusikan titik tetap T 2 ke dalam 4.3 diperoleh matriks Jacobi berikut: 2 = 4.6 dengan: 2 11 H r Eq K 2 12 H r K Eq K 13 2 H 1 a n a Eq 1 2 21 H EK q r K Eq r K 1 2 23 1 2 H m EK q r K Eq a K r aK r EK q Erq 33 2 1 2 H . am r K an d m n a Eq a K r aK r E K q rq Dengan menyelesaikan persamaan karakteristik diperoleh nilai-nilai eigen berikut: 2 2 2 2 2 2 1 2 2 1 2 2 1 4 4 4 4 2 r Eq Eq K r r Kr EK q Er q EKr q K 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 1 4 4 4 4 2 r Eq Eq K r r Kr EK q Er q EKr q K 3 2 1 2 an am r K d m n a Eq a K r aK r E K q rq Karena semua parameter yang terlibat bernilai positif, titik tetap T 2 bersifat stabil jika ketiga nilai eigen di atas bernilai negatif, yaitu ketika kondisi-kondisi berikut terpenuhi: 1 2 r K E K q rq dengan K 1 2 r K E K q rq dengan K atau E . Untuk kondisi yang ketiga didapat dengan memasukkan nilai parameter selain E, , m dan n. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada Lampiran 3. Secara ringkas, kondisi kestabilan T 2 dapat dituliskan sebagai berikut: E q1 q2 r K K r dengan .

4.2.4 Kestabilan titik tetap T

3 Dengan mensubstitusikan titik tetap 2 1 2 , , 0 r K Eq EK q Eq r K ke dalam 4.3 diperoleh matriks Jacobi berikut = 4.7 dengan: H 11 = 1 dr d a K a K n dEK d n q Kn d n H 12 = ad r K K d n H 13 = d H 22 = 1 2 2 m d a K r Knr EK d n q ad Eq d n K d n H 31 = 1 d a K r Knr EK d n q Kn H 32 = . Dengan menyelesaikan persamaan karakteristik diperoleh nilai-nilai eigen berikut: 2 2 2 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 3 3 2 2 2 2 3 2 2 2 1 1 1 1 2 4 2 2 ad r d Kr adnr dKnr d EKq dEKn q dKn Kn ad r d Kr adnr dKnr d EKq dEKn q dKn Kn ad r d Kr ad nr d Knr dKn r d EKq d EKn q dEKn q . 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 3 3 2 2 2 2 3 2 2 2 1 2 1 1 1 2 4 2 2 ad r d Kr adnr dKnr d EKq dEKn q dKn Kn ad r d Kr adnr dKnr d EKq dEKn q dKn Kn ad r d Kr ad nr d Knr dKn r d EKq d EKn q dEKn q 1 3 2 2 . m d a K r Knr EK d n q ad Eq d n K d n Karena semua parameter yang terlibat bernilai positif, titik tetap T 2 bersifat stabil jika ketiga nilai eigen di atas bernilai negatif, yaitu ketika kondisi-kondisi berikut terpenuhi: 1 adr Kr d n E Kq d n dengan d a K n K 1 adr Kr d n E Kq d n dengan d a K n K 1 2 ad mr K d n K d n mr d n E K d n m q d n q dengan d n . Secara ringkas, kondisi kestabilan T 2 dapat dituliskan sebagai 1 2 ad mr K d n K d n mr d n E K d n m q d n q 1 adr Kr d n Kq d n dengan d a K n K .

4.2.5 Kestabilan titik tetap T

4 S , I , P Titik tetap { } lihat Lampiran 1. Kestabilan titik tetap T 4 dapat ditentukan secara numerik dan didekati dengan pemilihan parameter E, , m dan n dapat dilihat lebih lanjut pada simulasi. V SIMULASI

5.1 Parameter yang Ditetapkan

Untuk melakukan simulasi maka diperlukan beberapa parameter yang mendukung, parameter ditetapkan berdasarkan data-data sekunder yang diperoleh dari berbagai sumber di antaranya Bairagi et al. 2009, Yusmansyah et al. 2005, Supriyadi et al. 2005 dan Lafferty Morris 1996. Tabel 1 Notasi untuk variabel dan parameter Variabel parameter Keterangan Nilai S Banyaknya populasi mangsa rentan Variabel I Banyaknya populasi mangsa terinfeksi Variabel P Banyaknya populasi pemangsa Variabel r Laju kelahiran mangsa 3 K Daya dukung lingkungan 45 λ Laju penyebaran penyakit Parameter n Tingkat tertangkap mangsa rentan Parameter m Tingkat tertangkap mangsa terinfeksi 31n a Tingkat kejenuhan pemangsa 15 µ Laju kematian alami mangsa terinfeksi 0.24 α Tingkat kemudahan mangsa mendapatkan mangsa 0.4 d q 1 q 2 E Laju kematian alami pemangsa Kemampuan alat tangkap menangkap mangsa rentan Kemampuan alat tangkap menangkap mangsa terinfeksi Upaya pemanenan 0.09 0.2 0.5 Parameter

5.2 Simulasi Analisis Kestabilan

Tabel 2 Analisis sensitivitas untuk λ = 0.03, n = 0.029 dan m = 0.899 Titik tetap Batas pemanenan Nilai Nilai Titik tetap gambar T 4 E 1.64 E=1 E=1.4 E=1.6 39.7, 1.5, 8.4 38.5, 1.5, 3 38, 1, 1 7a 7b 7c T 2 1.65 E 1.89 E = 1.8 37, 1, 0 7d T 1 1.9 E 15 E=5 32, 0, 0 7e T E 15 E=15 0, 0, 0 7f Hasil simulasi untuk Tabel 2 di atas adalah sebagai berikut: Gambar 7a 50 100 150 200 250 300 350 Waktu t 10 20 30 40 s,i,p Predator Infected Susceptible Gambar 7c 50 100 150 200 250 300 350 Waktu t 10 20 30 40 s,i,p Predator Infected Susceptible Gambar 7d 50 100 150 200 250 300 350 Waktu t 10 20 30 40 s,i, p Predator Infected Susceptible Gambar 7b 50 100 150 200 250 300 350 Waktu t 10 20 30 40 s,i,p Predator Infected Susceptible Gambar 7 Hasil simulasi untuk λ = 0.03, n = 0.029 dan m = 0.899 Dari Gambar 7a pada awal periode laju pertumbuhannya mengalami penurunan sehingga laju pertumbuhan mangsa terinfeksi meningkat dan kemudian konstan dan kembali menurun pada hari ke-50 sampai seterusnya mengalami fluktuasi, pada hari ke-200 laju pertumbuhan mangsa rentan telah mengalami kestabilan, untuk pemangsa kestabilan terjadi pada hari ke-300 begitu juga pada mangsa terinfeksi, pada pemanenan ini dikatakan sudah ideal karena jumlah populasi mangsa rentan meningkat dari jumlah awal, jumlah populasi pemangsa menurun, sehingga mangsa terinfeksi menurun sangat tajam. Sedangkan untuk Gambar 2 keadaannya sudah tidak ideal karena jumlah populasi pemangsa hampir mendekati jumlah populasi mangsa terinfeksi, jika pemanenan terus ditingkatkan maka semua populasi akan musnah seperti yang terlihat pada Gambar 7f. Tabel 3 Analisis sensitivitas untuk λ = 0.3, n = 0.200 dan m = 6.2 Titik tetap Batas pemanenan Nilai Nilai Titik tetap gambar T 4 E 3.97 E = 1 E = 3 40, 0.07, 27 34, 0.08, 20 8a 8b T 2 3.97 E 9.11 E = 5.5 E = 8 E = 9 27, 0. 17 20, 0. 4 17, 0, 1 8c 8d 8e T 1 9. 10 E 15 E =10 15, 0, 0 8f Hasil simulasi untuk Tabel 3 di atas adalah sebagai berikut: Gambar 7e 50 100 150 200 250 300 350 Waktu t 10 20 30 40 s,i, p Predator Infected Susceptible Gambar 7f 50 100 150 200 250 300 350 Waktu t 5 10 15 20 s,i, p Predator Infected Susceptible