1992 dalam Sayekti 2007 menemukan korelasi yang positif, Sembiring 2003 dan Sayekti 2006 dalam Sayekti 2007 menemukan korelasi yang negatif.
Haniffa et al 2005 dan Sembiring 2005 dalam Sayekti 2007 tidak menemukan korelasi antara tingkat leverage dengan tingkat penyajian informasi
CSR.
2.3 Earning Response Coefficient ERC
Earning Response Coefficient ERC digunakan untuk mengukur besaran
reaksi pasar terhadap informasi yang disajikan dalam laporan tahunan perusahaan terutama informasi mengenai laba.
Scott 2003 mendefinisikan earning response coefficient ERC sebagai ukuran besaran abnormal return suatu sekuritas sebagai respon atas komponen
laba kejutan unexpected earnings yang dilaporkan oleh perusahaan yang mengeluarkan sekuritas tersebut.
Respon pasar terhadap laba dapat berbeda-beda karena adanya hal-hal berikut, yaitu persistensi laba, beta, struktur permodalan perusahaan, kualitas laba,
peluang pertumbuhan perusahaan dan informativeness of price Scott, 2009. Nilai ERC diprediksi akan semakin tinggi jika laba perusahaan lebih persisten di masa
depan, kualitas laba semakin baik dan memiliki peluang untuk semakin bertumbuh. Sedangkan jika beta semakin tinggi, ERC akan semakin rendah
Scott, 2003. ERC juga dipengaruhi oleh struktur permodalan perusahaan. Peningkatan laba sebelum bunga bagi perusahaan high levered berarti bahwa
kondisi perusahaan semakin baik bagi pemberi pinjaman dibandingkan bagi
pemegang saham. Oleh karena itu, perusahaan yang high levered memiliki ERC yang lebih rendah dibandingkan dengan perusahaan yang low levered.
Infomativeness harga pasar saham perusahaan tersebut diproksi dengan ukuran
perusahaan. Semakin besar perusahaan maka akan semakin banyak informasi perusahaan yang tersedia untuk publik sehingga nilai informativeness harga saham
semakin tinggi. Nilai kandungan informasi perusahaan dan ERC berbanding terbalik sehingga jika nilai informativeness suatu perusahaan semakin tinggi,
maka ERC akan semakin rendah.
2.4 Hubungan Penyajian Informasi CSR terhadap ERC
Hubungan tingkat penyajian informasi CSR dengan koefisien respon laba secara umum masih sangat beragam. Lang dan Lundholm 1993 dalam Sayekti
2007 menyatakan adanya korelasi negatif antara ERC dengan tingkat penyajian informasi CSR. Penelitian Lang dan Lundholm 1993 mengenai pengungkapan
sukarela menunjukkan bahwa tingkat penyajian yang lebih tinggi berasosiasi dengan kinerja pasar yang lebih baik yang diukur dengan return saham. Dalam
penelitiannya, Lang et al 1993 menggunakan korelasi laba dan return saham perusahaan sebagai proksi asimetri informasi. Hal ini konsisten dengan motif
adverse selection Lang et al, 1993 dalam Sayekti 2007.
Penelitian lain yang menguji mengenai pengaruh pengungkapan dalam laporan tahunan terhadap ERC dilakukan oleh Widiastuti 2002. Penelitian ini
tidak menunjukkan hasil yang konsisten dengan prediksi tentang pengaruh luas pengungkapan sukarela dalam laporan tahunan terhadap ERC Widiastuti, 2002
dalam Fitriana, 2011. Penelitian ini diprediksi akan menemukan pengaruh negatif pengungkapan sukarela terhadap ERC, namun hasil pengujian empiris yang
dilakukan justru menemukan adanya pengaruh signifikan diantara keduanya.
2.5 Tinjauan Penelitian Terdahulu