BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Teoritis
2.1.1 Teori Stakeholder
Teori ini menyatakan bahwa perusahaan harus mampu memperhatikan seluruh pemangku kepentingan stakeholders secara seimbang dan tidak hanya
memperhatikan kepentingan para pemegang saham shareholders. Kemampuan perusahaan untuk melaksanakan hal ini sangat menentukan kesuksesan dan
keberlangsungan hidup sustainability perusahaan dalam jangka panjang. Menurut Meutia 2008 dalam Adisusilo 2011 teori stakeholders
menjelaskan pengungkapan sosial perusahaan sebagai cara untuk berkomunikasi dengan stakeholders, dan memiliki 2 cabang yaitu:
1. Ethical dan normative menyatakan bahwa semua stakeholders
memiliki hak yang sama untuk diperlakukan secara adil, dan isu kekuasaan stakeholders tidak relevan dalam hal ini. Pandangan ini
merefleksikan kerangka pertanggungjawaban yang dilakukan oleh Gray et al 1987 yang menyatakan bahwa organisasi bertanggung
jawab kepada semua stakeholders untuk mengungkapkan informasi sosial dan lingkungan.
2. Cabang positive menjelaskan bahwa pengungkapan sosial perusahaan
merupakan cara untuk mengelola hubungan organisasi dengan
kelompok stakeholders yang berbeda. Semakin penting stakeholders bagi organisasi semakin besar usaha yang dilakukan untuk mengelola
hubungan tersebut.
2.1.1 Teori Signaling
Teori ini muncul karena adanya kesenjangan informasi yang diperoleh investor dengan informasi yang dimiliki oleh manajemen perusahaan asymmetric
information . Asymmetric information adalah situasi dimana manajer memiliki
informasi yang berbeda lebih baik tentang prospek perusahaan dibandingkan dengan yang dimiliki oleh investor Brigham, 2011.
Berdasarkan teori signalling, pelaporan laporan keuangan oleh perusahaan merupakan suatu sinyal yang dapat mempengaruhi nilai saham. Dengan demikian
pihak manajemen cenderung selalu berusaha untuk menyampaikan informasi yang baik kepada pasar dan cenderung menyembunyikan kondisi perusahaan yang
sebenarnya guna menaikkan nilai perusahaan agar para shareholders dalam hal ini investor menanamkan modal dalam perusahaan untuk membiayai proyek yang
sedang dan akan dikerjakan serta indikasi adanya investor yang menerima informasi lebih yang tidak didapatkan oleh investor lainnya.
Asymmetric information ini pada kenyataannya justru mengakibatkan
menurunnya tingkat kepercayaan shareholders sehingga untuk mengatasinya perusahaan yang memiliki nilai yang tinggi perlu melakukan signalling melalui
kebijakan akuntansi perusahaan.
Menurut Jogiyanto 2000, ada beberapa penjelasan yang mendasari penyebaran informasi asimetris asymmetric information menjadi informasi
simetris symmetric information, yaitu 1 informasi privat disebarkan ke publik secara resmi melalui pengumuman oleh perusahaan emiten, 2 investor yang
memiliki informasi privat akan menggunakannya dan setelah itu mereka akan bersedia untuk menjualnya, 3 investor yang mendapat informasi secara privat
akan melakukan tindakan yang spekulatip speculative behavior, 4 apa yang disebut dengan teori ekspektasi rasional rational expectation theory yang
menjelaskan bahwa investor yang tidak mendapatkan informasi tersebut akan melakukan transaksi dengan mengikuti transaksi yang dilakukan oleh investor
yang mempunyai informasi dengan cara mengamati perubahan dari harga yang terjadi.
2.1.2 Teori Legitimasi