Pemeriksaan Urin Identifikasi Badan Keton Pada Urin Penderita Diabetes Melitus Tipe 2 Di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan

Dua molekul asetil-koA bereaksi untuk membentuk asetoasetil KoA melalui pembalikan reaksi tiolase. Asetil KoA lain bereaksi dengan asetoasetil KoA, menghasilkan 3-hidroksi-3-metilglutaril koAHMG-KoA dan membebaskan koenzim A yang tidak mengalami asilisasi. Enzim yang mengkatalisis reaksi ini adalah HMG-KoA sintetase. Enzim ini terinduksi sewaktu puasa dan dihambat oleh salah satu produknya, KoASH. Dalam reaksi selanjutnya, HMG-KoA liase memutuskan HMG-KoA untuk membentuk asetil koA dan asetoasetat. Asetoasetat memiliki tiga nasib. Asetat dapat langsung masuk kedalam darah atau dapat direduksi oleh dehydrogenase dependen-NAD menjadi badan keton kedua., β-hidroksibutirat, yang kemudian masuk kedalam darah. Reaksi dehydrogenase ini bersifat reversible dengan mudah dan berfungsi untuk interkonversi kedua badan keton ini. Kedua badan keton masuk kedalam darah dan berpindah dari hati ke jaringan lain tempat keduanya dioksidasi untuk menghasilkan energy. Nasib ketiga asetoasetat adalah dekarboksilasi spontan, dimana terjadi reaksi non enzimatik yang membebaskan CO 2 dan menghasilkan aseton. Metabolism aseton selanjutnya tidak segera terjadi. Karena mudah menguap, aseton keluar melalui ekspirasi lewat paru Marks, 2000. Gambar 2.2. : Nasib asetoasetat Botham Mayes ,2006

2.3. Pemeriksaan Urin

2.3.1. Tujuan dan Jenis Pemeriksaan Universitas Sumatera Utara Banyak informasi penting yang dapat diperoleh melalui pemeriksaan urin. Pemeriksaan yang teliti dan cermat mampu mendeteksi proses intrinsik suatu penyakit yang melalui sistem saluran kemih, baik fungsional fisiologis ataupun structural anatomis Fuller et. al, 2001. Terdapat tiga jenis urinalisis yang dapat dilakukan, yaitu: 1. Dipstik Reagen urinalisis , umumnya dilakukan pada pemeriksaan laboratorium, praktik dokter, dan juga bisa dilakukan sendiri di rumah. 2. Dasar rutin urinalisis , umumnya menggunakan pemeriksaan mikroskopik sedimen urin, 3. Pemeriksaan sedimen urin secara sitopatologi , pemeriksaan ini memanfaat berbagai disiplin lab, seperti kimiawi dan mikrokopik Fuller et. al, 2001. 2.3.2. Pemeriksaan Badan Keton pada Urin Karena aseton, asetoasetat, dan 3-hidroksibutirat ketiganya terdapat pada urin dengan ketonuria, metode untuk menetukan salah satu dari ketiga keton ini adalah dengan memeriksanya secara keseluruhan. Pada Umumnya mengunakan strip atau tablet nitroprussid menggunakan metode Rothera untuk mengukur asetoasetat dan aseton. FeCl3 Gerhard’s Test untuk mendeteksi asetoasetat. Kedua tes ini tidak dapat mendeteksi 3-hidroksibutirat Fuller et.al, 2001. Pemeriksaan ketonuria harus menggunakan urin yang segar. Jika ingin menunda pemeriksaan harus diletakkan ke dalam lemari es untuk menghilangkan hasil false negative Luthra, 2008 2.3.2.1. Tes Rothera Pemeriksaan ini sensitif untuk keton pada urin. Tes ini merupakan metode nitroprussid yang asli. Prinsip pada pemeriksaan ini adalah larutan alkali bereaksi dengan badan keton akan membentuk warna ungu. Prosedur pemeriksaan: - Penuhi 5 mL urin dengan ammonium sulfat padat dan tambahkan larutan natrium nitroprussid 0,2 mL yang sudah dipersiapkan Universitas Sumatera Utara - Campurkan dengan benar dan perlahan-lahan tambahkan 0,5 mL ammonia disepanjangan sisi tabung reaksi - Amati perubahan warna dalam waktu 1-2 menit - Terbentuknya cincin ungu menunjukkan adanya badan keton Luthra, 2008. 2.3.2.2. Tes Gerhardt Pemeriksaan ini spesifik untuk mendeteksi sejumlah besar asetoasetat. Tes ini juga dapat mendeteksi salisilat pada urin. Prosedur pemeriksaan: - Tambahkan 5 mL feri klorida setetes demi setetes dengan 5 mL urin pada tabung reaksi - Warna merah kecoklatan akan dibentuk oleh asetoasetat atau salisilat - Untuk menentukan salisilat atau asetoasetat, bagi larutan menjadi setengah, kemudian rebus selama 5 menit. Kemudian amati, jika warnanya menghilang, maka asetoasetat akan muncul. Jika warnanya menetap, makan salisilat yang akan muncul. Asetoasetat yang dipanaskan kehilangan karbondioksida dan diubah menjadi aseton. Aseton tidak bereaksi dengan reagen feri klorida Luthra, 2008.

2.4. Ketoasidosis Diabetik