BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Menurut American Diabetes Association pada tahun 2010, Diabetes Melitus DM merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan
karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin, atau kedua-duannya PERKENI, 2011.
Organisasi kesehatan dunia atau World Health Organization WHO memperkirakan saat ini lebih dari 220 juta orang di seluruh dunia menderita
diabetes. Pada tahun 2004, sekitar 3,4 juta orang meninggal dunia akibat tingginya kadar gula darah. Lebih dari 80 kematian akibat diabetes terjadi di negara
dengan pendapatan rendah sampai menengah WHO, 2011. Berdasarkan penelitian yang dilakukan Wild, Roglic, Green et al 2004,
sepuluh besar negara dengan prevalensi DM terbanyak pada tahun 2000 yaitu India, Cina, Amerika Serikat, Indonesia, Jepang, Pakistan, Rusia, Brazil, Italia,
dan Banglades. Tercatat di India sebanyak 31,7 juta orang menderita DM, di Cina sebanyak 20,8 juta, di Amerika Serikat sebanyak 17,7 juta, sedangkan di
Indonesia sebanyak 8,4 juta. Indonesia menempati urutan ke empat jumlah penderita diabetes terbesar di dunia setelah India, Cina dan Amerika Serikat. Pada
tahun 2030 WHO memprediksi akan ada sekitar 21,3 juta pasien DM di Indonesia Depkes, 2009.
Menurut WHO Diabetes Mellitus terdiri dari 2 tipe yaitu tipe 1 dan tipe 2. Diabetes Mellitus tipe 1 juga disebut IDDM Insulin Dependent Diabetes
Mellitus. IDDM atau Diabetes Melitus Tergantung Insulin DMTI yang ditandai dengan adanya gangguan produksi insulin dalam tubuh. Diabetes Mellitus tipe 2
juga disebut NIDDM Non Insulin Dependent Diabetes Mellitus.NIDDM atau Diabetes Melitus Tidak Tergantung Insulin DMTTI adalah disebabkan oleh
tubuh resistensi terhadap insulin WHO,2008.
Universitas Sumatera Utara
Pada DM terjadi bermacam-macam kelainan biokimia, tetapi gangguan yang mendasari sebagian besar kelainan tersebut adalah penurunan pemasukan
glukosa ke dalam berbagai jaringan perifer, peningkatan pembebasan glukosa dalam sirkulasi dari hati peningkatan glukogenesis hati, sehingga terjadi
kelebihan glukosa ekstra sel dan pada banyak sel, defisiensi glukosa intrasel, terjadi penurunan pemasukan asam-asam amino ke dalam otot dan peningkatan
lipolisis. Peningkatan lipolisis mengakibatkan terjadinya peningkatan produksi
benda keton dan asam lemak bebas secara berlebihan. Akumulasi produksi benda keton oleh sel hati dapat menyebabkan metabolik asidosis Soewondo, 2009.
Salah satu komplikasi dari DM adalah Ketoasidosis Diabetik KAD. KAD merupakan komplikasi akut diabetes yang ditandai dengan peningkatan
kadar glukosa darah yang tinggi 300-600 mgdL disertai dengan adanya tanda dan gejala asidosis dan plasma keton + kuat. KAD sering muncul pada penderita
DM tipe 1, namun dapat juga terjadi pada penderita DM tipe 2 pada keadaan- keadaan tertentu. KAD didiganosis melalui tes darah dan urin. Jika tes urin positif
maka akan dijumpai badan keton pada urin atau disebut juga denga ketonuria PERKENI, 2011.
Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Nadlifah menyatakan bahwa dari 30 orang penderita DM tidak terkontrol didapatkan ketonuria sebanyak 2
orang. Sedangkan dari 30 orang penderita DM terkontrol tidak didapatkan ketonuria positif Nadlifah, 2012.
Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk mengidentifikasi badan keton pada urin penderita Diabetes Mellitus tipe 2 sehingga dapat diketahui apakah sudah
terdapat badan keton pada urin penderita Diabetes Mellitus tipe 2 dan juga dapat berguna sebagai pencegahan dari komplikasi akut diabetes yaitu KAD pada
penderita Diabetes Mellitus tipe 2 khususnya di RSUP H. Adam Malik, Medan.
Universitas Sumatera Utara
1.2. Rumusan Masalah