pH air pH sedimen DO Dissolved Oxygen

4.6.2. Salinitas

Hasil pengukuran nilai salinitas perairan di ekosistem mangrove Belawan berkisar antara 5 – 20 ‰, kondisi salinitas yang ditemukan masih tergolong baik untuk pertumbuhan dan perkembangbiakan kerang lokan G. erosa. Hal ini sesuai dengan habitat kerang terutama kerang mangrove G. erosa, kawasan ekosistem mangrove memiliki salinitas perairan 10- 30 ‰ Kusmna et al, 2005, 10-40 ‰ Noor et al. 2006, 2-36 ‰ Setiabudiandi, 1995 dan antara 0-30 ‰ Bengen 2004. Terjadi fluktuasi salinitas di suatu perairan disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya faktor musim yang ada di tempat tersebut dan jumlah sungai yang mengalir di suatu kawasan ini. Menurut Nybakken 1992 bahwa pola gradien salinitas estuari bervariasi tergantung musim, topografi, pasut dan jumlah air tawar.

4.6.3. pH air

Nilai pH air yang ditemukan dalam penelitian ini relatif stabil berkisar antara 6,2 – 6,8, hal ini sesuai dengan pendapat Widhowati et al. 2006 pH air berkisar 6.20 – 6.50, Gimin et al, 2004 pH air meliputi 5,32 – 7,66, Dwiono 2003 dan Raharwarlin 2005 di ekosistem mangrove papua memiliki pH 5,66 – 7,66. Penelitian yang dilakukan Natan 2007 terhadap kerang Anodontia edentula yang hidup di ekosistem mangrove teluk Ambon yaitu 6,2 – 6,4. Berdasarkan hasil pengukuran diatas menunjukkan bahwa kondisi perairan tempat hidup dan berkembangbiak kerang G. erosa dalam kisaran pH asam dan basa.

4.6.4. pH sedimen

Hasil pengukuran pH sedimen di perairan Belawan selama penelitian berkisar 6 – 6,5. nilai pH tersebut masih berada dalam kisaran yang baik untuk kehidupan G. erosa. Hal ini selaras dengan pendapat Tamsar et al, 2013 nilai pH substrat berkisar 6 – 6,3. Universitas Sumatera Utara Menurut Morton 1994, bahwa pada kawasan hutan mangrove di Karabia dimana terdapat di tepi laut, terdapat beberapa jenis tanaman seperti Nypa fruticans, Cocos mucifera dan di antara akar-akar tanaman tersebut terdapat aliran sungai kecil yang berupa genangan kolam, disini terdapat Polymesoda sp. atau Geloina jenis Geloina erosa dan G. ekspansa secara bersama-sama. Pada daerah ini pH tanah mangrove berkisar antara 5,35-6,28.

4.6.5. DO Dissolved Oxygen

Pengukuran oksigen terlarut yang dilakukan dalam 3 stasiun penelitian berkisar antara 3.0 – 3.4 mgl, sedangkan menurut Romimohtarto dan Juwana 2007 menyatakan bahwa standar baku mutu air laut untuk konsentrasi oksigen terlarut adalah 4-6 mgl, dengan batas minimal toleransi 4 ppm. Tetapi dari hasil penelitian Nasution dan Yurisma 2004 menyatakan Geloina expansa di perairan Dumai Riau dengan kisaran oksigen terlarut 2.6 – 2.9 mgl. sedangkan penelitian Natan 2008 di Teluk Ambon Bagian Dalam nilai oksigen terlarut yang diperoleh berkisar 1.5 – 3.30 mg. KEPMENKLH 1988 mengisyaratkan bahwa kandungan oksigen terlarut sebesar 4 mgl baik untuk kehidupan organism di perairan laut.

4.6.6. Kadar Nitrat NO3