21
3.8.2 Hubungan Panjang Berat Kerang Lokan
Pertumbuhan kerang dapat diketahui melalui analisis hubungan panjang cangkang dengan berat tubuh kerang berat total, yang dianalisis melalui
persamaan King, 1995: W = a L
b
Dimana : W = Berat total g
L = Panjang cangkang mm
a dan b = Konstanta
3.8.3 Analisis Vegetasi Mangrove
Perhitungan Analisis
vegetasi mangrove
dilakukan dengan
menggunakan formula English et al. 1997: a.
Kerapatan K K =
�ℎ �
ℎ b.
Kerapatan Relatif KR KR =
� � � � � � � �
ℎ x 100
c. Frekuensi F F =
Jumlah Plot ditemukan suatu Jenis �ℎ
ℎ d. Frekuensi Relatif FR
FR = Frekuensi dari suatu Jenis
� �
ℎ �100
e. Dominansi D D =
Jumlah Bidang Dasar � � �
ℎ
Universitas Sumatera Utara
22
f. Dominansi Relatif DR
DR = Dominansi dari suatu Jenis
� �
ℎ x 100
g. Indek Nilai Penting INP INP = KR + FR + DR
3.8.4 Distribusi dan Pola Penyebaran
Pola distribusi kerang lokan Geloina erosa ditentukan dengan menggunakan Indeks Penyebaran Morisita Khouw, 2009 berdasarkan rumus :
Id = n[ ∑X
2
− ∑X ∑X
2
− ∑X ]
Keterangan : Id
= Indeks Penyebaran Morisita n
= Jumlah plot besar sampel ∑X = Jumlah Individu disetiap plot
∑X
2
= Jumlah individu disetiap plot dikuadratkan
Dengan kriteria pola sebaran sebagai berikut : • Jika nilai Id = 1, maka distribusi populasi kategori acak
• Jika nilai Id 1, maka distribusi populasi kategori bergerombolmengelompok • Jika nilai Id 1, maka distribusi populasi kategori seragam
Universitas Sumatera Utara
23
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1.Kepadatan dan Pengelompokan ukuran Kerang Lokan G. erosa
Hasil penangkapan kerang lokan pada 3 stasiun penelitian dapat dilihat pada Tabel 4.1..
Tabel 4.1. Kepadatan individum2 dan Jumlah total Kerang Lokan Geloina erosa
pada masing-masing kelas ukuran panjang. Kelas Ukuran
Panjang cm Stasiun
1 Stasiun
2 Stasiun
3 4,0
– 4,9 24
5,54 7
3,8 13
4,3 5.0
– 5,9 93
21,5 34
18,5 64
21,2 6,0
– 6,9 236
54,5 104
56,5 146
48,3 7,0
– 7,9 74
17,1 36
19,6 71
23,5 8,0
– 8,9 6
1,38 3
1,63 8
2,65 Jumlah
433 100
184 100
302 100
Kepadatan 3,207
1,362 2,237
Kepadatan kerang lokan pada Tabel 4.1. tertinggi terdapat pada Stasiun 1 Vegetasi Nypa fruticans dengan rata-rata kepadatan yaitu 3,207 individum
2
, sedangkan kepadatan kerang lokan terendah terdapat pada Stasiun 2 Vegetasi
Heterogen yaitu 1,362 individum
2
. Tingginya kepadatan populasi kerang lokan pada stasiun 1 vegetasi Nypa
fruticants kemungkinan disebabkan oleh vegetasi mangrove pada lokasi ini relatif
padat, sehingga banyak mengandung serasah dari tumbuhan mangrove dan akan terdeposit pada dasar perairan dan terakumulasi terus-menerus dan akan menjadi
sedimen yang kaya akan unsur hara. Sedangkan pada stasiun 3 vegetasi Heterogen dan S. casiolaris tergolong dalam kerapatan mangrove sedang dan
banyaknya akar-akar pohon yang terdapat pada stasiun 2 yang mengakibatkan sulitnya kerang lokan menemukan substrat yang cocok untuk hidup dan
berkembangbiak sehingga kemungkinan salah satu penyebab rendahnya kepadatan kerang lokan di daerah tersebut.
Universitas Sumatera Utara
24
Rumpun nipah memiliki berbagai ciri utama diantaranya adalah adanya akar serabut dengan bulu-bulu akarnya WPI, 2014. Pada bulu-bulu akar ini
terkumpul serasah tumbuhan yang dapat dimanfaatkan oleh hewan dasar perairan sebagai makanannya terutama oleh kerang Noor et al. 2006
Sorang 2010 menyatakan bahwa kerapatan tumbuhan yang menyusun ekosistem mangrove dapat mempengaruhi kepadatan G. erosa dan diantara
keduanya saling mempengaruhi. Hasil penelitian yang telah dilakukan di pesisir Barat Kabupaten Aceh Besar, kepadatan yang diperoleh yaitu 1-6 individum
2
. Hasil penelitian di perairan Sicanang Kecamatan Medan Belawan Kota
Medan bahwa kepadatan yang diperoleh tergolong sangat rendah dibandingkan dengan hasil penelitian sebelumnya di wilayah lain. Rendahnya kepadatan
populasi kerang lokan G erosa di duga karena banyaknya aktivitas pengambilan kerang G. erosa yang dilakukan oleh masyarakat, yang dilakukan pada setiap
waktu dan tidak pernah mempertimbangkan komposisi ukuran dan berat kerang lokan. Implikasinya kerang yang sedang tumbuh berkembang dan memijah ikut
tertangkap bahkan ada beberapa pengumpul yang menggantungkan mata pencaharian pada pengambilan kerang lokan tersebut sehingga dapat berpengaruh
terhadap keberadaan populasi kerang lokan pada saat ini maupun dimasa yang akan datang.
Aspek lain yang turut berperan untuk keberlanjutan kerang lokan adalah aspek lingkungan diantaranya adalah kondisi vegetasi mangrove sebagai habitat
kerang yang belum pulih Wibisono dan Suryadiputra, 2006. Budiman 1991 menyatakan bahwa 1 komposisi dan pola penghunian jenis moluska bakau lebih
dipengaruhi oleh kondisi setempat tergantung kepada type hutan bakau dan 2 sebahagian besar jenis mempunyai frekuensi dan kepadatan diduga karena
toleransi lingkungan yang sempit.
Universitas Sumatera Utara
25
Hasil penangkapan kerang lokan pada 3 stasiun yang dikelompokkan dalam 5 kelas ukuran panjang Tabel 4.1. Jumlah kelas ukuran yang terbanyak terdapat
pada kelas ukuran 6,0 – 6,9 cm sedangkan persentase jumlah yang terbanyak
terdapat pada stasiun 2 sebesar 56,5 dan terendah kelas ukuran 8,0 – 8,9,
dengan persentase jumlah sebesar 1,38 . Hal ini kemugkinan dipengaruhi keberdaan nutrient untuk persediaan makanan bagi kerang, sehingga ukuran
tertangkap cenderung ukuran muda, disamping itu penangkapan kerang lokan dilakukan secara intensif dengan kecenderungan mengambil ukuran besar untuk di
konsumsi. Hal ini dapat menjelaskan bahwa faktor ukuran berkaitan dengan behavior dan daur hidup dari kerang itu sendiri. Disamping itu ada beberapa
faktor yang menentukan penyebaran kerang di alam terutama faktor lingkungan dan ketersediaan makanan. Kerang lokan yang lebih besar menyukai tekstur
sedimen lumpur berpasir untuk berkembangbiak. Sedangkan yang lebih kecil memilih substrat dengan persentase pasir yang lebih banyak yang mampu
menyediakan oksigen yang banyak. Nursal et al. 2005. hal ini sesuai dengan nilai persentase ukuran dewasa 8,0-8,9 yang dihubungkan dengan fraksi sedimen
menunjukkan bahwa pada kandungan pasir yang lebih kecil, persentase dominansi kerang lokan yang berukuran dewasa cenderung lebih banyak. Menurut Sarong et
al. 2007 kerang ini hidup di dasar perairan yang memiliki struktur tanah
lempung berpasir dan tumbuhannya didominasi oleh Nypa fruticants. Selain itu kegiatan pengambilan kerang G. erosa yang tidak selektif
terhadap ukuran serta eksploitasi kerang G. erosa yang dilakukan terus-menerus dan pada tingkat tertentu organisme ini akan mengalami kepunahan.
4.2.Hubungan Panjang - Berat Kerang Lokan
Berdasarkan data-data panjang dan berat total daging beserta cangkang kerang lokan Geloina erosa dari 3 stasiun penelitian yang diamati di ekosistem
mangrove Belawan, terlihat pada Gambar 4.1.
Universitas Sumatera Utara
26
a
b
c Gambar 4.1. Sebaran hubungan panjang dan berat kerang lokan G.
erosa di Ekosistem Mangrove a vegetasi N. fruticants,
b vegetasi Heterogen dan c vegetasi S. casseolaris. Menurut Efendi 2002 apabila nilai b dari 3 artinya pertumbuhan berat
ikankerang tidak secepat pertumbuhan panjangnya allometrik negatif, apabila nilai b 3 artinya pertumbuhan berat ikankerang lebih cepat dari pertumbuhan
panjangnya allometrik po sitif sedangkan apabila nilai b ≠ 3 pertambahan berat
dan panjang seimbang isometrik.
50 100
150 200
2 4
6 8
10
B e
rat gr
am
Panjang cm
y = -0.003 X
2.288
R
2
= 0.877 …
-40.0 10.0
60.0 110.0
160.0
0.0 2.0
4.0 6.0
8.0 10.0
B e
rat gr
am
Panjang cm
y = -0.003 X
2.302
R
2
= 0.899 …
0.0 50.0
100.0 150.0
200.0
0.0 2.0
4.0 6.0
8.0 10.0
B e
rat gr
am
Panjang cm
y = -0.004 X
2.286
R
2
= 0.909 …
Universitas Sumatera Utara
27
Dari hasil yang diperoleh selama penelitian di 3 stasiun menunjukkan bahwa nilai b dari 3 yang artinya pertumbuhan berat kerang G erosa tidak
secepat pertumbuhan panjangnya allometrik negatif, Gambar 4.1. Widhowati 2006 mengatakan bahwa pola pertumbuhan secara allometrik negatif
menunjukkan bahwa pertambahan panjang cangkang lebih dominan jika dibandingkan dengan pertambahan berat.
Pertambahan panjang cangkang G. erosa sangat cepat dan terjadi pada individu yang masih dalam fase muda. Cangkang G.
erosa yang masih dalam fase
muda sangat tipis, sehingga memudahkan proses pertambahan panjang yang cepat. Pada fase ini upaya penyempurnaan pertambahan panjang dan ketebalan
cangkang lebih diutamakan. Setelah upaya penyempurnaan pertumbuhan panjang cangkang dan tebal cangkang, maka fase pertumbuhan tubuhnya dapat
berlangsung Sorang, 2007. Berdasarkan hasil penelitian kerang G. erasa di perairan Australia Utara bagian Utara dan di muara sungai batang Anai Padang
Sumatera Barat ditemukan pola pertumbuhan secara allometrik negatif Gimin et al,
2004 dan Putri, 2005.
4.3. Pola Penyebaran