10
mengandung fitoplankton melalui saluran air masuk inhalent siphon yang terletak di bagian ventral Dwiono, 2003.
Air yang telah masuk dan berada di kedua sisi tubuh kemudian dialirkan ke bagian dorsal melewati sepasang insang yang memiliki bulu-bulu getar cilia
dan sel-sel penghasil gumpalan lendir mucus pada permukaannya. Gumpalan lendir yang dihasilkan insang akan mengikat berbagai jenis fitoplankton dan juga
seston yang berada didekatnya Dwiono, 2003.
2.6. Faktor Lingkungan
Faktor lingkungan sangat berpengaruh terhadap kehadiran suatu organisme pada suatu wilayah tertentu. Beberapa faktor lingkungan yang sangat
mempengaruhi organisme penghuni daerah pasang surut adalah suhu, salinitas, kekeringan, oksigen, pH dan sebagainya. Parameter hidrologi yang ditemukan
oleh Widhowati et al, 2006 pada substrat ditemukan Geloina sp meliputi suhu 20-28
o
C, salinitas 22-31 ppt dan pH 6,20-6,50. Sedangkan penelitian Gimin et al, 2004 menemukan Geloina ada 2 species yaitu Geloina erosa dan Geloina
expanca dengan kondisi perairan antara lain : pH 5,32-7,66, salinitas 13,20-22,00
ppt, suhu 22,10-28,50
o
C dan ukuran sedimen 0,08-5,00 mm. Perubahan suhu akan berpengaruh terhadap pola kehidupan organism
perairan. Pengaruh suhu yang utama adalah mengontrol penyebaran hewan dan tumbuhan. Suhu mempengaruhi secara langsung aktifitas organisme seperti
pertumbuhan dan metabolisme bahkan menyebabkan kematian organisme. Sedangkan pengaruh tidak langsung adalah meningkatnya daya akumulasi
berbagai zat kimia dan menurunkan kadar oksigen dalam air. Suhu juga merupakan faktor pembatas bagi beberapa fungsi biologis hewan air seperti
migrasi, pemijahan, kecepatan proses perkembangan embrio serta kecepatan bergerak. Setiap spesies hewan moluska mempunyai toleransi yang berbeda-beda
terhadap suhu. Suhu optimum bagi moluska bentik berkisar antara 25 dan 28
o
C Razak, 2002.
Universitas Sumatera Utara
11
Selain suhu maka faktor lingkungan lainnya adalah salinitas. Salinitas dapat mempengaruhi kerang melalui pemanfaatan pakan dan pertumbuhan, baik
secara langsung maupun tidak langsung, terutama mempengaruhi tekanan osmosis. Pada kebanyakan hewan laut, termasuk juga kerang yang merupakan tipe
osmoregulator- euryhaline, pengaruh langsung dari salinitas media adalah lewat efek osmotiknya terhadap osmoregulasi dan kemampuan digesti serta absorbsi
pakan. Secara tidak langsung salinitas mempengaruhi kerang melalui perubahan kualitas air seperti pH dan oksigen terlarut. Salinitas optimum bagi hewan
moluska berkisar antara 2 –36 ppt Setiobudiandi 1995.
Kadar ion hydrogen pH perairan merupakan parameter lingkungan yang berpengaruh terhadap kehidupan organisme. Setiap organisme mempunyai pH
optimal, pH moluska berkisar antara 6.5 –7.5 Russel-Hunter 1968, sedangkan pH
yang baik bagi pertumbuhan tiram berkisar antara 6.5-9 Irianto, et al. 1986.
Pescod 1973 menyatakan bahwa selain fotosintesis, pH perairan juga dipengaruhi oleh suhu dan keberadaan ion-ion dalam perairan tersebut.
Peningkatan pH alami akan dapat meningkatkan toksitas ammonia. Oksigen adalah salah satu gas terlarut yang memegang peranan penting
untuk menunjang kehidupan organisme dalam proses respirasi dan metabolisme sel. Clark 1977 menyatakan bahwa DO Dissolved Oxygen optimum moluska
berkisar antara 4.1 –6.6 ppm dengan batas minimal toleransi 4 ppm.
Fosfor merupakan unsur pembatas pertumbuhan yang umum pada fitoplankton, meskipun fosfor ini dibutuhkan dalam jumlah yang sedikit. Pada
umumnya fosfat di perairan alami tidak lebih dari 0.1 mg1. Apabila kandungan fosfat cukup tinggi maka akan terjadi eutrofikasi Goldman dan Horne 1983.
Ortofosfat PO4-P terlarut merupakan fosfor dalam bentuk anorganik yang dapat langsung dimanfaatkan dan mudah diserap oleh fitoplankton untuk
pertumbuhannya Lind 1979. Ammonia di perairan dapat berasal dari proses
Universitas Sumatera Utara
12
dekomposisi bahan organik yang banyak mengandung senyawa nitrogen protein oleh mikroba ammonifikasi, ekskresi organisme, dan reduksi nitrit oleh bakteri.
Setiap ammonia yang terbebas ke suatu lingkungan akan membentuk reaksi keseimbangan
dengan ammonium.
Ammonia atau
ammonium dapat
dimanfaatkan oleh tumbuhan akuatik atau mengalami nitrifikasi menjadi nitrat.
2.7. Kandungan Logam Berat