Profil SDM Penjelasan Umum Organisasi

LAKIP TIRBR 2016 8 NO UNIT KERJA PENDIDIKAN JUMLAH S3 S2 S1 S0 1 PTIPK 9 8 35 5 57 2 PTIP 4 12 25 11 52 3 PTSPT 4 25 15 1 45 4 PTRIM 10 21 12 - 43 5 B2TKS 13 37 67 28 145 6 B2TA3 3 16 41 14 74 7 BTH 3 20 43 21 87 8 BTIPDP 3 7 17 16 43 9 BTTMP 6 20 33 9 68 10 BTMEPPO - 7 29 6 42 JUMLAH 55 173 317 111 656 Tabel 1-1 Distribusi SDM TIRBR berdasarkan Tingkat Pendidikan per Desember 2016. Dalam mengelola programkegiatan, Kedeputian TIRBR membina Pejabat Fungsional Perekayasa, Peneliti, Teknisi Litkayasa, Analisis Kepegawaian, Perencana dan fungsional lainnya. Distribusi SDM TIRBR berdasarkan Jabatan Fungsional dapat dilihat pada Tabel 1.2. Jumlah fungsional umum yang berada di Kedeputian TIRBR masih cukup tinggi yaitu 132 orang yang berarti pada kisaran 20. No UNIT KERJA JABATAN FUNGSIONAL JUMLAH PEREKA YASA PENELI TI LITKA YASA ANALIS KEPEGA WAIAN PEREN CANA ARSIPA RIS PRANATA HUMAS FUNGSIO NAL UMUM LAINNYA 1 PTIPK 45 1 2 1 8 57 2 PTIP 38 1 1 12 52 3 PTSPT 38 2 1 4 45 4 PTRIM 34 5 1 1 2 43 5 B2TKS 65 18 11 2 1 5 43 145 6 B2TA3 44 3 14 1 1 11 74 7 BTH 56 15 1 15 87 8 BTIPDP 14 1 2 1 1 24 43 9 BTTMP 34 8 10 1 1 14 68 10 BTMEPPO 35 5 2 42 JUMLAH 403 38 61 3 1 8 7 132 656 Tabel 1-2 Distribusi Jumlah SDM TIRBR berdasarkan Jabatan Fungsional pada masing-masing Unit Kerja LAKIP TIRBR 2016 9

1.2 Aspek strategis organisasi

Kedeputian Teknologi Industri Rancang Bangun dan Rekayasa TIRBR merupakan salah satu kedeputian di BPPT yang memiliki peran merumuskan dan melaksanakan kebijakan teknologi industri rancang bangun dan rekayasa untuk mendukung program BPPT dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan pembangunan nasional.. TIRBR menjadi menjadi salah satu ujung tombak penyampai hasil karya penelitian, pengembangan dan perekayasaan di bidang teknologi BPPT ke dunia industri atau pun kemasyarakat umum yang memiliki kepentingan terhadap berbagai hasil penelitian, pengembangan dan perekayasaan yang dihasilkan oleh para peneliti dan perekayasa Indonesia. Kebutuhan akan teknologi yang dinilai makin hari makin tinggi dan juga dengan adanya tuntutan kemajuan teknologi yang terkini, menyebabkan keberadaan BPPT menjadi penting dan sangat diperlukan. Untuk mendukung peran BPPT dalam merealisasikan berbagai programnya, Kedeputian TIRBR mempunyai permasalahan utama strategic issued yang di jabarkan sebagai berikut :

1.3 Permasalahan utama strategic issued

Bidang Teknologi Industri Hankam: Industri pertahanan dan produk peralatan utama sistem persenjataaan alutsista merupakan nilai strategis bagi Indonesia. Penguasaan teknologi pada industri pertahanan dan kemandirian pengembangan produk alutsista menjadi kewajiban yang harus dilaksanakan oleh seluruh komponen institusi terkait di bidang hankam, baik institusi riset, industri, pengguna maupun institusi pemangku kebijakan. Permasalahan keterbatasan kemampuan penguasaan teknologi, keterbatasan sumberdaya fasilitas riset, kompetensi SDM serta finansial, hal ini merupakan potensi bagi TIRBR BPPT dan institusi terkait untuk bekerjasama berkontribusi dalam memecahkan permasalahan nasional tersebut. Melalui rencana strategis BPPT diturunkan program kegiatan yang harus dilaksanakan unit kerja terkait BPPT termasuk PTIPK untuk ikut berkontribusi dalam menunjang program nasional dalam penguasaan teknologi dan kemandirian industri hankam LAKIP TIRBR 2016 10 nasional. Sesuai Perpres No 2 tahun 2015 tentang RPJMN 2015-2019, pemerintah berkomitmen memberikan dukungan anggaran pengembangan terhadap program prioritas industri pertahanan. Disisi lain pemerintah juga menyediakan anggaran belanja pengadaan alat poeralatan pertahanan dan keamanan alpahankankam, pemerintah menyediakan alokasi dana cukup besar untuk pengadaan produk alpalhankam dalam negeri PDN serta alokasi PDN yang disediakan untuk mendorong percepatan penguasaan teknologi dan pengembangan produk alutsista prioritas yang dalam kurun waktu 5 tahun dapat diproduksi di dalam negeri sesuai opreq Kemenhan TNI- POLRI. Tantangan yang dialami Sejalan dengan pelaksanaan program kegiatan nasional pengembangan industri hankam dan produk alutsista nasional, BPPT secara umum dan PTIPK secara khusus berkewajiban meningkatkan kemampuan sumber daya fasilitas, riset dan SDM di bidang kompetensi teknologi hankam disamping menyiapkan anggaran program kegiatan dan melalui anggaran tahunan BPPT serta bekerjasama dengan institusi badan litbang Kemhan, TNI, BUMN, Perusahaan swasta, lembaga negara dan universitas. Melalui sinergi bersama ini diharapkan permasalahan utama penguasaan teknologi dan kemandirian industri hankam nasional dapat diatasi. Bidang Teknologi Industri Transportasi: perkembangan wilayah dan peningkatan interaksi antar kota-kota di Jawa dan Sumatera dan Indonesia pada umumnya sebagai turunan kegiatan ekonomi mengakibatkan makin tingginya volume lalu lintas pada jalan-jalan primer provinsi dan nasional. Tingginya beban jalur Pantura Jawa yang ditandai dengan banyaknya titik-titik kemacetan mengakibatkan ekonomi biaya tinggi yang pada gilirannya akan memperlemah daya saing produk. Rendahnya tingkat penggunaan jalur rel untuk angkutan barang merupakan bukti belum optimalnya pemanfaatan prasarana transportasi. Pemanfaatan jalur rel diperkirakan akan mengurangi biaya transport utamanya jarak jauh – Surabaya – Semarang – Cierebon – Jakarta dan mengurangi beban jaringan jalan seperti Pantura. Kereta api merupakan moda transportasi primadona yang akan terus bertambah menjadi tulang punggung sistem transportasi nasional yang aman, selamat, nyaman, tepat waktu dan efisien. Namun demikian, permasalahan utama dalam transportasi darat khususnya kereta api adalah keselamatan.