LAKIP TIRBR 2015 REV 06 21 01 2016
L A P O R A N
AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH
KEDEPUTIAN TIRBR - BPPT
LAKIP 2015
KEDEPUTIAN TEKNOLOGI INDUSTRI RANCANG BANGUN DAN REKAYASA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI
(2)
L A P O R A N
AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH
KEDEPUTIAN TIRBR - BPPT
LAKIP 2015
KEDEPUTIAN TEKNOLOGI INDUSTRI RANCANG BANGUN DAN REKAYASA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI
(3)
LAKIP TIRBR TAHUN 2015
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, atas Rahmat-Nya, Kedeputian Teknologi Industri Rancang Bangun dan Rekayasa, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (TIRBR-BPPT) telah menyelesaikan penyusunan satu kewajiban yaitu Laporan Akuntabilitas Kinerja Tingkat Kedeputian periode tahun kerja 2015. Laporan Akuntabilitas Kinerja merupakan salah satu dari komponen Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) yang harus dilakukan dan diwajibkan kepada seluruh instansi pemerintah secara nasional baik untuk pemerintah Pusat (Kementerian dan Lembaga) atau Daerah.
Kewajiban menyusun laporan akuntabilitas kinerja ini merupakan amanat pemerintah melalui Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Berdasarkan aturan tersebut dan merujuk kepada Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja Dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah, dengan ini disusunlah Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) unit organisasi Kedeputian Teknologi Industri Rancang Bangun dan Rekayasa (TIRBR) untuk tahun kerja 2015.
Mengacu pada Rencana Strategis Kedeputian TIRBR Tahun 2015 – 2019, program yang diemban meliputi :
Bidang Teknologi Industri Hankam:
1. Inovasi dan layanan teknologi PESAWAT TEMPUR NASIONAL TANPA AWAK DAN BERAWAK.
2. Inovasi dan layanan teknologi KAPAL PERANG NASIONAL ATAS DAN BAWAH AIR.
3. Inovasi dan layanan teknologi RANPUR, RANTIS DAN MUNISI KALIBER BESAR.
4. Inovasi dan layanan teknologi INDUSTRI PROPELAN DAN BAHAN PELEDAK.
(4)
LAKIP TIRBR TAHUN 2015
ii
1. Inovasi dan layanan teknologi INDUSTRI PERKAPALAN.
2. Inovasi dan layanan teknologi TRANSPORTASI UNTUK KONEKTIVITAS DAN LOGISTIK.
3. Inovasi dan layanan teknologi KESELAMATAN TRANSPORTASI DAN INDUSTRI KERETA API.
Bidang Teknologi Industri Permesinan:
1. Inovasi dan layanan teknologi INDUSTRI PERMESINAN. 2. Inovasi dan layanan teknologi INDUSTRI ALAT ANGKUT.
Bidang Teknologi Industri Kimia
1. Inovasi dan layanan teknologi INDUSTRI PETROKIMIA DAN MIGAS.
Di samping keempat bidang program tersebut, Kedeputian TIRBR juga memberikan Inovasi dan Layanan Teknologi untuk memenuhi kebutuhan mitra baik instansi industri maupun instansi pemerintah.
Pelaksanaan program dan pelayanan teknologi tersebut di atas dilakukan secara sinergi oleh Pusat-Pusat dan Unit Kerja di Kedeputian TIRBR dengan mengedepankan pencapaian hasil seoptimal mungkin. Pusat-pusat dan Unit Kerja yang bersinergi dalam program tersebut adalah :
1. Pusat Teknologi Industri Proses (PTIP) 2. Pusat Teknologi Industri Manufaktur (PTIM)
3. Pusat Teknologi Industri Pertahanan dan Keamanan (PTIPK) 4. Pusat Teknologi Industri dan Sistem Transportasi (PTIST) 5. Balai Besar Teknologi Kekuatan Struktur (B2TKS)
6. UPT Laboratorium Aero Gasdinamika dan Getaran (UPT-LAGG) 7. Balai Pengkajian dan Penelitian Hidrodinamika (UPT-BPPH) 8. Balai Termodinamika Motor dan Propulsi (BTMP)
9. Balai Pengkajian Dinamika Pantai (BPDP)
(5)
(6)
LAKIP TIRBR TAHUN 2015
iv
RINGKASAN EKSEKUTIF
Berdasarkan TAP MPR RI Nomor XI/MPR/1998, Undang-undang Nomor 28 Tahun 1999, dan Inpres Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP), maka Kedeputian Teknologi Industri Rancang Bangun dan Rekayasa (TIRBR) sebagai salah satu bagian organisasi dari BPPT ikut berupaya mewujudkan pemerintahan yang baik dan bersih. Salah satu bentuk upaya tersebut adalah dengan membuat pertanggungjawaban kinerja atas pelaksanaan tugas sesuai tupoksinya dengan mengacu pada Rencana Strategis (RENSTRA) Kedeputian TIRBR Tahun 2015 – 2019.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kedeputian TIRBR Tahun 2015 ini berisi rencana, target capaian, dan realisasi capaian atas target kinerja Kedeputian Tahun Anggaran 2015 sesuai dengan Peraturan Menteri Penertiban Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PAN dan RB) nomor 53 tahun 2014.
Program PPT di Kedeputian TIRBR dibagi dalam 4 (empat) bidang teknologi yaitu: 1. Bidang Teknologi Industri Pertahanan dan Keamanan,
2. Bidang Teknologi Industri Transportasi, 3. Bidang Teknologi Industri Permesinan, dan 4. Bidang Teknologi Industri Kimia.
Di samping keempat program tersebut, Kedeputian TIRBR juga melakukan Inovasi dan memberikan Layanan Teknologi untuk memenuhi kebutuhan mitra baik instansi industri maupun instansi pemerintah.
Pelaksanaan program dan pelayanan teknologi tersebut dilakukan secara sinergi oleh Pusat-Pusat dan Unit Kerja di Kedeputian TIRBR dengan mengedepankan pencapaian hasil seoptimal mungkin. Pusat-pusat dan Unit Kerja yang bersinergi dalam program tersebut adalah :
(7)
LAKIP TIRBR TAHUN 2015
v
1. Pusat Teknologi Industri Proses (PTIP) 2. Pusat Teknologi Industri Manufaktur (PTIM)
3. Pusat Teknologi Industri Pertahanan dan keamanan (PTIPK) 4. Pusat Teknologi Industri dan Sistem Transportasi (PTIST) 5. Balai Besar Teknologi Kekuatan Struktur (B2TKS)
6. UPT Laboratorium Aero-Gasdinamika dan Getaran (UPT-LAGG) 7. Balai Teknologi Motor dan Propulsi (BTMP)
8. Balai Pengkajian dan Penelitian Hidrodinamika (BPPH) 9. Balai Pengkajian Dinamika Pantai (BPDP)
10. Balai Mesin Perkakas Teknik Produksi dan Otomasi (BMEPPO)
Pengukuran kinerja yang dilakukan mengacu kepada sasaran strategis tingkat Kedeputian TIRBR yang meliputi :
1. Dilaksanakannya teknologi transportasi oleh Mitra;
2. Dilaksanakannya teknologi pertahanan dan keamanan oleh Mitra 3. Dilaksanakannya teknologi proses dan permesinan oleh Mitra.
Sasaran strategis tersebut dijabarkan dalam bentuk Indikator Kinerja Utama yaitu jumlah teknologi yang dimanfaatkan oleh mitra.
Capaian kinerja atas indikator kinerja utama tersebut adalah sebagai berikut :
1. Sasaran strategis 1 yaitu dilaksanakannya teknologi transportasi oleh mitra dengan indikator kinerja utama jumlah teknologi yang dimanfaatkan oleh mitra memiliki target 1 (satu) rekomendasi dan jumlah realisasi 1 (satu) rekomendasi yang dimanfaatkan oleh mitra, maka capaiannya adalah sebesar
x 100% = 100%.
2. Sasaran strategis 2 yaitu dilaksanakannya teknologi pertahanan dan keamanan oleh mitra dengan indikator kinerja utama jumlah teknologi yang dimanfaatkan oleh mitra memiliki target 2 (dua) rekomendasi dan jumlah realisasi 2 (dua), maka capaiannya adalah sebesar (
(8)
LAKIP TIRBR TAHUN 2015
vi
3. Sasaran strategis 3 yaitu dilaksanakannya teknologi proses dan permesinan oleh mitra dengan indikator kinerja utama jumlah teknologi yang dimanfaatkan oleh mitra memiliki target 2 (dua) rekomendasi dan jumlah realisasi 2 (dua), maka capaiannya adalah sebesar (
x 100%) = 100%.
Hasil penilaian atas capaian kinerja setiap indikator kinerja utama tersebut mengacu pada Peraturan Menteri Keuangan Nomor 249/PMK.02/2011 tentang Pengukuran dan Evaluasi Kinerja Atas Pelaksanaan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga, pasal 13 ayat 7 yaitu :
a. Nilai Kinerja lebih dari 90% s.d. 100% dikategorikan dengan Sangat Baik; b. Nilai Kinerja lebih dari 80% sampai dengan 90% dikategorikan dengan Baik; c. Nilai Kinerja lebih dari 60% sampai dengan 80% dikategorikan dengan Cukup
atau Normal;
d. Nilai Kinerja lebih dari 50% sampai dengan 60% dikategorikan dengan Kurang;
e. Nilai Kinerja sampai dengan 50% dikategorikan dengan Sangat Kurang.
Semua kegiatan yang dilaksanakan di Kedeputian TIRBR nilai evaluasi capaian kinerjanya “sangat baik.” Dari sejumlah rekomendasi, layanan teknologi, alih teknologi dan layanan konsultansi yang telah dihasilkan sudah dimanfaatkan oleh mitra. Beberapa kegiatan tersebut berpotensi menjadi outcome unit organisasi eselon I Kedeputian TIRBR, bahkan menjadi outcome lembaga antara lain:
a. Termanfaatkannya prototype short range drone alap-alap;
b. Termanfaatkannya desain dan rekayasa infrastruktur pelabuhan;
c. Termanfaatkannya desain intelligent transportation system pada system transportasi perkotaan; dan
d. Terkuasainya dan termanfaatkannya detail engineering design (DED) pabrik gula
Dengan capaian kinerja tersebut, Kedeputian TIRBR berperan aktif mendukung kebijakan strategis BPPT dalam mencapai dan menjalankan visi dan misi BPPT yang telah ditetapkan.
(9)
LAKIP TIRBR TAHUN 2015
vii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ……... i
RINGKASAN EKSEKUTIF ... iv
DAFTAR ISI ... vii
DAFTAR TABEL ... ix
DAFTAR GAMBAR ... x
BAB I PENDAHULUAN ……….
I-1
1.1 Penjelasan Umum Organisasi ……….. I-1
1.1.1 Gambaran Umum ……… I-1 1.1.2 Kedudukan, Tugas Pokok, dan Fungsi ………. I-3 1.1.3 Struktur Organisasi ………. I-3 1.14 Profil Sumber Daya Manusia ………. I-5
1.2 Aspek Strategis ……… I-9
1.2.1 Peraturan Perundangan ………... I-9 1.2.2 Kebijakan Strategis Nasional ………. I-11
1.3 Permasalahan Utama ……… I-17
1.3.1 Peningkatan Daya Saing ………. I-19 1.3.2 Penguasaan Teknologi ………. I-22 1.3.3 Pengurangan Ketergantungan Impor ……….. I-23
1.4 Sistematika Penyajian ……….. I-24
BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KERJA ……….. II-1 2.1 Program Pengkajian dan Penerapan Teknologi ………. II-1
2.2 Rencana Strategis ……….. II-3
2.2.1 Visi dan Misi ……… II-4 2.2.2 Tujuan Strategis ……….. II-6 2.2.3 Sasaran Strategis ……… II-6 2.3 Rencana Kinerja Tahun 2015 ……….. II-7 2.4 Penetapan Kinerja Tahun 2015 ……….. II-15 2.4.1 Pelaksanaan Rencana Aksi ………. II-15 2.4.2 Evaluasi Kinerja ……… II-16
(10)
LAKIP TIRBR TAHUN 2015
viii
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA ……… III-1
3.1 Pengukuran Kinerja ……… III-1
3.2 Pengukuran Capaian Sasaran Strategis dan IKU Tahun 2014 III-4 3.2.1 Evaluasi Kinerja ……… III-11 3.2.2 Pengukuran Capaian dan Evaluasi Kinerja Organisasi III-14 3.2.3 Perbandingan Target dan Capaian dengan tahun
sebelumnya ……… III-32
3.2.4 Analisis Pelaksanaan Capaian Kinerja Utama ……….. III-33
3.3 Akuntabilitas Keuangan ……….. III-36
BAB IV PENUTUP ………. IV-1
4.1 Kesimpulan ………. IV-1
4.2 Rekomendasi ………. IV-3
LAMPIRAN
1. Surat Pernyataan Kegiatan BPPT Dimanfaatkan PemKab Bantaeng
2. Surat Permintaan KKIP
3. BERITA ACARA PEMANFAATAN KEGIATAN BPDP OLEH KEMENTRIAN PARIWISATA
(11)
LAKIP TIRBR TAHUN 2015
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Distribusi Sumber Daya Manusia Kedeputian TIRBR berdasarkan
Tingkat Pendidikan ……….. I-6
Tabel 1.2 Distribusi Jumlah SDM TIRBR berdasarkan Tingkat Pendidikan
pada masing-masing Unit Kerja per 31 Desember 2014 ……… I-7 Tabel 1.3 Distribusi SDM di Kedeputian TIRBR berdasarkan Jabatan
Fungsional per 31 Desember 2014 ……… I-8 Tabel 1.4 Kinerja teknologi dalam peningkatan daya saing negara-negara
ASEAN ……… I-21 Tabel 2.1 Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Kedeputin TIRBR ………. II-7 Tabel 2.2 Penetapan Kinerja Kedeputian TIRBR Tahun 2015 ……….. II-16 Tabel 3.1 Analisis SMART IKU ……… III-4 Tabel 3.2 Rekapitulasi Pengukuran Kinerja Tingkat Unit Organisasi Eselon I
Kedeputian TIRBR Tahun 2015 ……… III-6 Tabel 3.3 Rekapitulasi Pengukuran Kinerja Tingkat Unit yang mendukung
Sasaran Strategis 1 ……… III-7 Tabel 3.4 Rekapitulasi Pengukuran Kinerja Tingkat Unit yang mendukung
Sasaran Strategis 2 ……… III-9 Tabel 3.5 Rekapitulasi Pengukuran Kinerja Tingkat Unit yang mendukung
Sasaran Strategis 3 ……… III-11 Tabel 3.6 Capaian Kinerja Kedeputian TIRBR Tahun 2015 dengan SS1-IKU1 III-15 Tabel 3.7 Program Kegiatan dan Target Capaian Kegiatan SS1 ………. III-17 Tabel 3.8 Capaian Kinerja Outcome SS1 ………. III-18 Tabel 3.9 Capaian Kinerja Kedeputian TIRBR Tahun 2014 dengan SS2-IKU1 III-20 Tabel 3.10 Program Kegiatan dan Target Capaian Kegiatan SS2 ………. III-22 Tabel 3.11 Capaian Kinerja Outcome SS2 ………. III-23 Tabel 3.12 Capaian Kinerja Kedeputian TIRBR Tahun 2014 dengan SS3-IKU1 III-27 Tabel 3.13 Program Kegiatan dan Target Capaian Kegiatan SS3 ………. III-30 Tabel 3.14 Capaian Kinerja Outcome SS3 ………. III-30 Tabel 3.15 Komposisi Anggaran Kedeputian TIRBR Tahun 2010 – 2015 ………. III-37
(12)
LAKIP TIRBR TAHUN 2015
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Struktur Organisasi Kedeputian TIRBR ………. I-5 Gambar 1.2 bar 1.2: Komposisi SDM TIRBR berdasarkan Tingkat Pendidikan per 31
Desember 2015 ………. I-6 Gambar 1.3 Komposisi SDM Unit Kerja di TIRBR per 31 Desember 2015 …… I-7 Gambar 1.4 bar 1.4: Distribusi SDM TIRBR berdasarkan Jabatan Fungsional per 31
Desember 2015 ………. I-8 Gambar 1.5 bar 1.5: Komposisi SDM Unit Kerja di Kedeputian TIRBR per 31
Desember 2015 ………. I-9 Gambar 1.6 Fase pembangunan dari fase factor-driven dan fase efficiency-driven I-20 Gambar 1.7 Tiga tantangan bidang IPTEK untuk peningkatan daya saing Indonesia ….. I-20 Gambar 2.1 .1: Alur Keterkaitan RPJMN, Renstra BPPT, Program TIRBR, RKT
dan Penetepan Kinerja ……….. II-3 Gambar 3.1 Kegiatan Kajian, Clearencing House dan Audit Teknologi dalam
upaya menyusun Rekomendasi Teknologi Transportasi ………….. III-19 Gambar 3.2 Peningkatan Capaian Kinerja Output menuju Target Akhir
Sesuai Dokumen Renstra ………. III-25 Gambar 3.3 bar 3.3: Kegiatan Kajian, Clearencing House dan Audit Teknologi dalam
upaya melakukan Inovasi dan Layanan Teknologi Kapal Perang
Nasional ………. III-26 Gambar 3.4 bar 3.4: Kegiatan Kajian, Clearencing House dan Audit Teknologi dalam
upaya menyusun Rekomendasi dan Pilot Project Pupuk
Berimbang ………. III-31 Gambar 3.5 bar 3.5: Kegiatan Kajian, Clearencing House dan Audit Teknologi dalam
upaya menyusun Rekomendasi Converyer Batubara di PLTGU
Asam-Asam ……….. III-32 Gambar 3.6 Perbandingan Capaian Indikator Utama tahun 2013 dan tahun
2015 ………. III-34 Gambar 3.7 Komposisi Anggaran Kedeputian TIRBR Tahun 2010 – 2015 …… III-38
(13)
LAKIP TIRBR TAHUN 2015 I - 1 BAB I PENDAHULUAN
1.1 Penjelasan Umum Organisasi 1.1.1 Gambaran Umum
Dalam platform Presiden dan Wakil Presiden dinyatakan bahwa pembangunan ekonomi berlandaskan pada keunggulan daya saing, kekayaan sumberdaya alam, sumberdaya manusia dan budaya bangsa yang dikelola melalui penguasaan Iptek dalam rangka meningkatkan kesejahteraan rakyat, selain juga mewujudkan kehidupan berbangsa yang demokratis dan berkeadilan. Dengan kekayaan alam yang melimpah dan potensi SDM yang besar, serta penguasaan Iptek yang maju, Indonesia memiliki potensi yang sangat besar untuk menjadi negara kuat. Pembangunan Iptek merupakan sumber terbentuknya iklim inovasi yang menjadi landasan bagi tumbuhnya kreativitas sumberdaya manusia (SDM), yang pada gilirannya dapat menjadi sumber pertumbuhan dan daya saing ekonomi. Selain itu Iptek menentukan tingkat efektivitas dan efisiensi proses transformasi sumberdaya menjadi sumberdaya baru yang lebih bernilai. Dengan demikian peningkatan kemampuan Iptek sangat diperlukan untuk meningkatkan standard kehidupan bangsa dan negara, serta kemandirian dan daya saing bangsa Indonesia di mata dunia.
Teknologi merupakan faktor yang memberikan kontribusi signifikan dalam peningkatan kualitas hidup suatu bangsa. Fenomena ini tercermin pada terjadinya proses transisi perekonomian dunia yang semula berbasiskan pada sumber daya (Resource-Based Economy) menjadi perekonomian yang berbasiskan pengetahuan (Knowledge-Based Economy-KBE). Pada KBE, kekuatan bangsa diukur dari kemampuan ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek) sebagai faktor primer ekonomi menggantikan modal, lahan dan energi untuk peningkatan daya saing.
(14)
LAKIP TIRBR TAHUN 2015 I - 2 Kedeputian Teknologi Industri Rancang Bangun dan Rekayasa (TIRBR) merupakan unit organisasi eselon I kedeputian yang berperan sebagai lembaga intermediasi, technology clearing house (TCH), pengkajian teknologi, audit teknologi, dan solusi teknologi dalam meningkatkan kemampuan teknologi industri rancang bangun dan rekayasa untuk mendukung pembangunan nasional sehingga mampu meningkatkan standard kehidupan bangsa, kemandirian dan daya saing bangsa Indonesia. Kemampuan Kedeputian TIRBR dalam melaksanakan peran tersebut akan tercermin dalam Renstra Kedeputian TIRBR 2015 - 2019.
1.1.2 Kedudukan, Tugas Pokok, dan Fungsi
Mengacu pada Peraturan Kepala BPPT Nomor 170/Kp/KA/BPPT/IV/2006, tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi, tanggal 21 April 2006:
1. Kedudukan
a. Deputi Bidang Teknologi Industri Rancang Bangun dan Rekayasa adalah unsur pelaksana yang berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Kepala BPPT.
b. Deputi Bidang Teknologi Industri Rancang dan Rekayasa dipimpin oeh seorang Deputi.
2. Tugas Deputi TIRBR
Deputi TIRBR mempunyai tugas melaksanakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang teknologi industri rancang bangun dan rekayasa.
3. Fungsi Deputi TIRBR
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada tugas pokok tersebut, Deputi Bidang Teknologi Industri Rancang Bangun dan Rekayasa menyelenggarakan fungsi :
(15)
LAKIP TIRBR TAHUN 2015 I - 3 a. Perumusan kebijakan teknis pelaksanaan, pemberian bimbingan dan pembinaan di bidang pengkajian dan penerapan teknologi industri rancang bangun dan rekayasa.
b. Pengendalian terhadap kebijakan teknis di bidang pengkajian dan penerapan teknologi industri rancang bangun dan rekayasa.
c. Pelaksanaan tugas vsesuai dengan kebijakan yang ditetapkan oleh Kepala BPPT.
1.1.3 Struktur Organisasi
Berdasarkan Peraturan Kepala BPPT Nomor 170/Kp/KA/BPPT/IV/2006, Tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi, tanggal 21 April 2006, Deputi Bidang Teknologi Industri Rancang Bangun dan Rekayasa terdiri atas 4 (empat) pusat yang berada di bawah dan bertanggungjawab langsung kepada Deputi TIRBR yaitu:
1. Pusat Teknologi Industri Proses (PTIP)
PTIP mempunyai tugas melaksanakan pengkajian dan penerapan teknologi industri proses. Dalam melaksanakan tugas yang diemban,
PTIP menyelenggarakan fungsi :
a. Pelaksanaan pengkajian dan penerapan dibidang teknologi industri serat;
b. Pelaksanaan pengkajian dan penerapan dibidang teknologi industri logam;
c. Pelaksanaan pengkajian dan penerapan dibidang teknologi industri kimia.
2. Pusat Teknologi Industri Manufaktur (PTIM)
PTIM mempunyai tugas melaksanakan pengkajian dan penerapan teknologi industri manufaktur. Dalam melaksanakan tugas yang diemban,
PTIM menyelenggarakan fungsi:
a. Pelaksanaan pengkajian dan penerapan dibidang teknologi industri mesin dan peralatan pabrik;
(16)
LAKIP TIRBR TAHUN 2015 I - 4 b. Pelaksanaan pengkajian dan penerapan dibidang teknologi industri
mesin dan peralatan kelistrikan;
c. Pelaksanaan pengkajian dan penerapan dibidang teknologi industri mesin dan peralatan konstruksi dan pertambangan.
3. Pusat Teknologi Industri Pertahanan dan keamanan (PTIPK)
PTIPK mempunyai tugas melaksanakan pengkajian dan penerapan teknologi industri pertahanan dan keamanan. Dalam melaksanakan tugas
yang diemban, PTIPK menyelenggarakan fungsi :
a. Pelaksanaan pengkajian dan penerapan dibidang teknologi industri alutsista matra darat;
b. Pelaksanaan pengkajian dan penerapan dibidang teknologi industri alutsista matra laut;
c. Pelaksanaan pengkajian dan penerapan dibidang teknologi industri alutsista matra udara.
4. Pusat Teknologi Industri dan Sistem Transportasi (PTIST)
PTIST mempunyai tugas melaksanakan pengkajian dan penerapan teknologi industri transportasi dan sistem transportasi. Dalam
melaksanakan tugas yang diemban, PTIST menyelenggarakan fungsi : a. Pelaksanaan pengkajian dan penerapan dibidang teknologi industri
sistem transportasi;
b. Pelaksanaan pengkajian dan penerapan dibidang teknologi industri sarana transportasi;
c. Pelaksanaan pengkajian dan penerapan dibidang teknologi industri prasarana transportasi.
Di samping ke empat Pusat tersebut, Deputi Bidang Teknologi Industri Rancang Bangun dan Rekayasa juga membawahi unit kerja setingkat Unit Pelaksana Teknis (UPT) dan Balai yang terdiri dari :
(17)
LAKIP TIRBR TAHUN 2015 I - 5 2. UPT Laboratorium Aero-Gasdinamika dan Getaran (UPT-LAGG) di Serpong; 3. Balai Teknologi Motor dan Propulsi (BTMP), di Serpong;
4. Balai Pengkajian dan Penelitian Hidrodinamika (UPT-BPPH), di Surabaya; 5. Balai Pengkajian Dinamika Pantai (BPDP), di Jogyakarta; dan
6. Balai Mesin Perkakas Teknik Produksi dan Otomasi (BMEPPO).
Adapun Struktur Organisasi TIRBR sesuai dengan Peraturan Kepala BPPT Nomor 170/Kp/KA/BPPT/IV/2006 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi, tanggal 21 April 2006 dituangkan dalam Gambar 1.1 sebagai berikut :
Gambar 1.1: Struktur Organisasi Kedeputian TIRBR
1.1.4 Profil Sumber Daya Manusia
Kedeputian TIRBR mempunyai sumber daya manusia (SDM) per 31 Desember 2015 secara keseluruhan berjumlah 730 orang dengan komposisi berdasarkan tingkat pendidikan dapat dilihat pada Tabel 1.1 dan Gambar 1.2. Untuk tingkat Diploma sebanyak 24 orang dengan rincian tingkat D4 berjumlah 2 orang dan tingkat D3 berjumlah 22 orang. Sumber daya manusia tingkat S0 berjumlah 92 orang dengan rincian tingkat SLTA berjumlah 89 orang, tingkat SLTP 1 orang dan tingkat SD berjumlah 2 orang.
(18)
LAKIP TIRBR TAHUN 2015 I - 6 No. PENDIDIKAN JUMLAH (orang) %
1. S3 66 9,04
2. S2 191 26,16
3. S1 357 48,90
4. Diploma 24 3,28
5. S0 92 12,60
Jumlah 730 100,00
Tabel 1.1: Distribusi SDM TIRBR berdasarkan Tingkat Pendidikan per 31 Desember 2015
Gambar 1.2: Komposisi SDM TIRBR berdasarkan Tingkat Pendidikan per 31 Desember 2015
Komposisi SDM TIRBR berdasarkan Tingkat Pendidikan tersebut tersebar di Kedeputian dan unit kerja di bawahnya sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 1.3. Distribusi jumlah SDM TIRBR berdasarkan tingkat pendidikan pada masing-masing unit kerja ditunjukkan pada Tabel 1.2.
No. UNIT KERJA JUMLAH PERSONIL (orang)
S3 S2 S1 Diploma S0 JUMLAH 1. PTIP 9 19 22 2 3 55 2. PTIM 2 11 26 1 4 44 3. PTIPK 6 8 39 1 2 56 4. PTIST 9 28 30 1 3 71 5. B2TKS 14 45 65 6 24 154 6. UPT-LAGG 4 17 43 2 11 77
92
357 191
66 24
Komposisi SDM Berdasarkan Tingkat Pendidikan
S0 S1 S2 S3 Diploma
(19)
LAKIP TIRBR TAHUN 2015 I - 7 7. BTMP 6 19 31 4 7 67
8. UPT-BPPH 8 21 47 2 21 99 9. BPDP 6 16 21 4 12 59 10. BMEPPO 2 7 32 1 6 48 JUMLAH 66 191 356 24 93 730
Tabel 1.2: Distribusi Jumlah SDM TIRBR berdasarkan Tingkat Pendidikan pada masing-masing Unit Kerja per 31 Desember 2015
Gambar 1.3: Komposisi SDM Unit Kerja di TIRBR per 31 Desember 2014 Dalam mengelola program/kegiatan, Kedeputian TIRBR membina Pejabat Fungsional (Perekayasa, Peneliti, Teknisi Litkayasa, Perencana dan Fungsional Umum dan fungsional lainnya). Distribusi SDM TIRBR berdasarkan Jabatan Fungsional dapat dilihat pada Tabel 1.3 dan Gambar 1.4. Tidak semua staf di Kedeputian TIRBR adalah pejabat fungsional. Hal ini terlihat pada Tabel 1.2 dan Tabel 1.3.
No. JABATAN
FUNGSIONAL JUMLAH (orang) % 1. Perekayasa 508 72,57 2. Peneliti 56 8,00 3. Teknisi Litkayasa 69 9,85 4. Perencana 5 0,71 5. Fungsional Umum
dan lainnya 62 8,85
Jumlah 700 100,00
0 10 20 30 40 50 60 70 S0 S1 S2 S3 Diploma
(20)
LAKIP TIRBR TAHUN 2015 I - 8 Tabel 1.3: Distribusi SDM di Kedeputian TIRBR berdasarkan Jabatan
Fungsional per 31 Desember 2015
Gambar 1.4: Distribusi SDM TIRBR berdasarkan Jabatan Fungsional per 31 Desember 2015
1.2 Aspek Strategis Organisasi 1.2.1 Peraturan Perundangan
Berdasarkan tugas pokok dan fungsi Kedeputian TIRBR yang tertera pada Keputusan Presiden Nomor 110 Tahun 2001, Kedeputian Bidang TIRBR bertanggungjawab untuk bidang-bidang teknologi pertahanan dan keamanan, bidang teknologi transportasi, dan bidang teknologi manufaktur, serta mendukung bidang teknologi lainnya. Dalam kegiatannya Kedeputian Bidang TIRBR didukung oleh SDM yang berkualitas. Kedeputian TIRBR dalam kegiatannya membawahkan 4 (empat) bidang teknologi yang mencakup bidang-bidang teknologi industri pertahanan dan keamanan, bidang teknologi industri dan sistem transportasi, dan bidang teknologi industri kimia dan industri permesinan, serta didukung oleh fasilitas laboratorium yang dikelola dalam 6 (enam) Unit Pelaksana Teknis/Balai Besar dan Balai yang berada di Kawasan PuspIptek – Serpong, di Surabaya, dan di Yogyakarta yang
508 56
69 5
62
Perekayasa Peneliti
Teknisi Litkayasa Perencana Fungsional Umum
(21)
LAKIP TIRBR TAHUN 2015 I - 9 mencakup unit-unit sebagai berikut : Balai Besar Teknologi Kekuatan Struktur, UPT Laboratorium Aero Gasdinamika dan Getaran, Balai Mesin Perkakas Produksi dan Otomasi, Balai Termodinamika Motor dan Propulsi, Balai Pengkajian dan Penelitian Hidrodinamika, serta Balai Pengkajian Dinamika Pantai.
Kemitraan dan keterlibatan Kedeputian TIRBR dalam kegiatan di industri, swasta serta masyarakat tercermin dari kegiatan kerjasama/MoU pengkajian dan penerapan teknologi industri antara Kedeputian Bidang TIRBR dengan Pemerintah Pusat dan Daerah, Swasta, BUMN, Industri, Universitas dan Lembaga Pemerintah Non Kementerian/LPNK. Kegiatan Kedeputian Bidang TIRBR secara menyeluruh dilaksanakan dengan Sistem Tata Kerja Kerekayasaan (STKK) sesuai dengan peraturan Menteri PAN & RB nomor PER/219/M.PAN/7/2008, yang dilandasi dengan implementasi Sistem Inovasi Nasional (SIN) maupun Daerah (SID).
Undang-undang nomor 18 tahun 2002 menjelaskan mengenai Sistem Nasional Penelitian, Pengembangan dan Penerapan (Sisnas P3) Iptek; memberikan landasan hukum; mengamanatkan penyusunan kebijakan strategis nasional (Jakstranas); mendorong tumbuhnya Sisnas P3 Iptek; dan mengikat semua pihak, pemerintah pusat, pemda, dan masyarakat utuk berperan aktif. Nilai-nilai dalam Undang-undang nomor 18 tahun 2002 ini menjadi landasan konsepsional pembangunan Iptek nasional. Demikian juga, undang-undang nomor 17 tahun 2007 tentang RPJPN 2005-2025 mengamanatkan bahwa pembangunan Iptek diarahkan untuk menciptakan dan menguasai baik ilmu pengetahuan dasar maupun terapan, dan mengembangkan ilmu sosial dan humaniora, serta untuk menghasilkan teknologi dan memanfaatkan teknologi hasil penelitian, pengembangan, dan perekayasaan bagi kesejahteraan masyarakat, kemandirian, dan daya saing bangsa melalui peningkatan kemampuan dan kapasitas Iptek senantiasa berpedoman pada nilai agama,
(22)
LAKIP TIRBR TAHUN 2015 I - 10 nilai budaya, nilai etika, kearifan lokal, serta memperhatikan sumber daya dan kelestarian fungsi lingkungnan hidup.
Pembangunan Iptek diarahkan untuk mendukung ketahanan pangan dan energi; penciptaan dan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi; penyediaan teknologi transportasi, kebutuhan teknologi pertahanan, dan teknologi kesehatan; pengembangan teknologi material maju; serta peningkatan jumlah penemuan dan pemanfaatan dalam sektor produksi.
Dalam rangka mewujudkan visi dan melaksanakan misi Kedeputian TIRBR ke dalam program yang akan dilaksanakanuntuk mendukung pembangunan nasional, maka tujuan Kedeputian TIRBR BPPT tahun 2015-2019 adalah sebagai berikut:
1.Meningkatnya DAYA SAING INDUSTRI melalui inovasi dan layanan teknologi 2.Meningkatnya KEMANDIRIAN BANGSA melalui inovasi dan layanan teknologi 3.Meningkatnya TATA KELOLA PEMERINTAHAN YANG BAIK untuk mendukung inovasi
dan layanan teknologi.
1.2.2 Kebijakan Strategis Nasional
Sesuai dengan TUPOKSI, BPPT ditugaskan untuk menjalankan tugas pemerintah di bidang pengkajian dan penerapan teknologi. Dari sebelas program tersebut, pembangunan bidang Iptek ditugaskan untuk untuk mendukung 6 (enam) program Prioritas Nasional. Secara ringkas di dalam
UUD 45 amandemen ke 4 menegaskan bahwa “Pemerintah memajukan Iptek dengan menjunjung tinggi agama dan persatuan bangsa untuk memajukan
peradaban dan kesejahteraan manusia” Namun demikian pembangunan IPTEK akan dapat memberikan kontribusi nyata bila produk yang dihasilkan dapat didayagunakan dan menjadi solusi permasalahan. Untuk itu diperlukan suatu perumusan terhadap arah dan strategi di dalam pembangunan bidang IPTEK.
(23)
LAKIP TIRBR TAHUN 2015 I - 11 Strategi pembangunan di Bidang IPTEK dilaksanakan melalui 2 (dua) prioritas pembangunan, yaitu:
1) Penguatan Sistem Inovasi Nasional (SIN), yang berfungsi sebagai wahana pembangunan IPTEK menuju visi pembangunan IPTEK dalam jangka panjang
2) Penguatan Penelitian, Pengembangan dan Penerapan IPTEK (P3 IPTEK) yang dilaksanakan sesuai dengan arah yang digariskan dalam RPJPN 2005 -2025
Dalam unsur SIN terdiri atas 3 (tiga) fokus pembangunan sebagai berikut : 1) Kelembagaan Iptek (menguatnya kelembagaan Iptek): Perguruan Tinggi,
Lembaga Litbang, dan Badan Usaha.
2) Sumberdaya Iptek (menguatnya Sumberdaya Iptek) : terdiri atas keahlian, kompetensi dan pengoperasannya, kekayaan inteletual, dan sarpras Iptek, dimana masing-masing bertanggungjawab meningkatkan terus menerus daya guna dan nilai guna sumberdaya.
3) Jaringan Iptek (menguatnya Jangrinan Iptek) : membentuk jalinan hubungan interaktif yang memadukan unsur-unsur kelembagaan Iptek untuk menghasilkan kinerja dan manfaat yang lebih besar dari keseluruhan yang dapat dihasilkan.
Dalam unsur penguatan P3 Iptek fokus pembangunan dijabarkan dalam bentuk gugus (cluster) pusat-pusat litbang yang setingkat dengan eselon II, yaitu:
1) Biologi Molekuler, Bioteknologi, dan Kedokteran; 2) Ilmu Pengetahuan Alam;
3) Energi, Energi Baru dan Terbarukan; 4) Material Industri dan Material Maju; 5) Industri, Rancang bangun, dan Rekayasa; 6) Informatika dan Komunikasi;
(24)
LAKIP TIRBR TAHUN 2015 I - 12 7) Ilmu Kebumian dan Perubahan Iklim;
8) Ilmu Pengetahuan Sosial dan Kemasyarakatan; 9) Ketenaganukliran dan Pengawasannya;
10) Penerbangan dan Antariksa; dan 11) Gambar Fokus Pembangunan Iptek.
Program dan kegiatan BPPT diorientasikan pada Bidang Teknologi, Kebijakan Teknologi, Sumberdaya dan Kelembagaan, Sarana dan Prasarana. Sedangkan kebijakan Program Pengkajian dan Penerapan Teknologi diarahkan pada : 1) Pengkajian dan Penerapan Teknologi Energi Bersih;
2) Pengkajian dan Penerapan Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk Pemerintahan dan Industri;
3) Pengkajian dan Penerapan Teknologi untuk Ketahanan Pangan Nasional; 4) Pengkajian dan Penerapan Teknologi Transportasi Massal;
5) Pengkajian dan Penerapan Teknologi Produksi Obat Generik dan Obat Herbal;
6) Pengkajian dan Penerapan Teknologi Pertahanan, Keamanan dan Keselamatan;
7) Pengkajian dan Penerapan Teknologi Material untuk Energi, Transportasi, Kesehatan dan Hankam;
8) Pengkajian dan Penerapan Teknologi Lingkungan dan Kebumian untuk mendukung Energi, Pangan, dan Penanggulangan Bencana;
9) Pengkajian dan Penerapan Teknologi Manufaktur untuk Teknologi Energi, Pangan, Transportasi, Kesehatan dan Hankam;
10) Pengkajian dan Penerapan Kebijakan Teknologi; 11) Peningkatan Pelayanan Jasa Teknologi;
12) Peningkatan dan Pengembangan Sumberdaya; dan
(25)
LAKIP TIRBR TAHUN 2015 I - 13 Program kegiatan yang ada di BPPT dikelompokan kedalam 2 (dua) jenis program, yaitu Program Teknis dan Program Generik.
1) Program Teknis. Berisi kegiatan-kegiatan untuk melakukan pelayanan eksternal BPPT dan bersifat teknis sesuai dengan tugas pokok dan fungsi BPPT, Deputi Bidang, Unit Eselon II, dan Satker Eselon II dan III di lingkungan BPPT. Program teknis BPPT hanya 1 (satu) program yaitu Program Pengkajian dan Penerapan Teknologi.
2) Program Generik. Berisi kegiatan-kegiatan untuk mendukung pelayanan internal dalam rangka peningkatan pelayanan eksternal. Program generik ini terdapat 2 (dua) program, yaitu :
a. Program Dukungan Manajemen dan Teknis lainnya b. Program Peningkatan Sarana Prasarana Aparatur BPPT.
Dalam menyusun kebijakan dan strategi program, kedeputian TIRBR mengacu pada Program Prioritas Nasional dalam Buku I RPJMN dan program pilihan lainnya. Pada 15 program pilihan lainnya terdiri dari :
1) Pemberantasan mafia hukum di semua lembaga negara dan penegakan hukum seperti makelar kasus, suap menyuap, pemerasan, jual beli perkara, mengancam saksi, pungutan tidak semestinya dan sebagainya yang sesuai dengan rasa keadilan dan kepastian hukum;
2) Revitalisasi industri pertahanan. Perlu ada rencana induk dan arah revitalisasi sehingga bisa penuhi kebutuhan dalam negeri dan kontrak sedang berjalan;
3) Penanggulangan terorisme. Peningkatan kapasitas dan restrukturisasi lembaga penanggulangan terorisme untuk lebih libatkan seluruh lapisan masyarakat;
4) Listrik. Memastikan terpenuhinya kebutuhan listrik di seluruh Indonesia dalam lima tahun kedepan;
5) Peningkatan produksi dan ketahanan pangan. Perumusan kembali rencana induk untuk meningkatkan ketahanan pangan yang lebih
(26)
LAKIP TIRBR TAHUN 2015 I - 14 terintegrasi dengan faktor pendukung, irigasi, pupuk dan subsidi khusus bunga bagi petani;
6) Perindustrian. Memastikan revitalisasi industri pabrik pupuk dan gula yang meliputi penggunaan teknologi dan pembiayaannya;
7) Pembenahan keruwetan penggunaan tanah dan tata ruang. Terutama sinkronisasi antara UU Kehutanan, UU Pertambangan, UU Lingkungan Hidup serta tata perijinan dan penggunaan di lapangan;
8) Infrastruktur. Prioritasnya pemotongan rencana pembangunan ruas jalan yang penting antar propinsi dan di pulau besar, termasuk fasilitas pelabuhan, dermaga, bandara dan infrastrktur perhubungan dan perikanan;
9) Pemberdayaan usaha mikro, usaha kecil dan menengah yang dikaitkan dengan KUR. Pemantapan rencana penyaluran KUR senilai Rp. 10 triliun dalam 5 tahun yang libatkan bank, swasta dan lembaga penjaminan; 10) Mobilisasi sumber pembiayaan di luar APBN dan APBD untuk membiayai
pembangunan. Ini terkait pembangunan infrastruktur, listrik, ketahanan pangan yang klop dengan segi pembiayaan dan investasi;
11) Perubahan iklim dan lingkngan hidup, yaitu intensifkan pemberantasan pembalakan hutan, menjaga hutan lindung dan mencegah kebakaran hutan serta kelestarian terumbu karang;
12) Reformasi kesehatan. Prioritasnya bukan lagi berobat gratis, melainkan sehat gratis bagi warga miskin. Maka fasilitas kesehatan masyarakat harus lebih diberi penguatan kapasitas dan kapabilitas;
13) Reformasi pendidikan. Memastikannya ada keterkaitan antara hasil lembaga pendidikan dengan kebutuhan dunia usaha selaku pasar tenaga kerja;
14) Peningkatan kesiapan penanggulangan bencana dengan membentuk satuan khusus dengan segala fasilitas yang dibutuhkan dan siap setiap saat diterjunkan ke berbagai lokasi bencana;
(27)
LAKIP TIRBR TAHUN 2015 I - 15 15) Sinergi antara pusat dan daerah yang bisa mencegah pemborosan. Sinergi meliputi jajaran pemerintah, kegiatan pembangunan ekonomi, kesejahteraan, hukum dan keamanan.
Peran pembangunan Iptek di bidang industri rancang bangun dan rekayasa, sangat dituntut untuk mendukung dan mensukseskan implementasi 15 Prioritas Nasional tersebut, khususnya sesuai dengan penugasan pada 5 Prioritas Nasional dan 5 program lainnya (huruf tebal).
Mengacu pada landasan idiil, landasan konstitusionil, landasan operasional dan Program Pilihan tersebut, maka pembangunan Iptek di bidang industri rancang bangun dan rekayasa, diharapkan berada dalam track yang benar sesuai tujuannya, yakni bagian yang tidak terpisahkan dari upaya percepatan pencapaian Tujuan Negara, sesuai dengan Pembukaan UUD 45, yakni : melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia (hankam); memajukan kesejahteraan umum (kesejahteraan dan ekonomi); mencerdaskan kehidupan bangsa (pelayanan); dan turut serta menjaga ketertiban dunia, serta meningkatkan daya saing, serta kemandirian dalam memperjuangkan kepentingan negara dalam pergaulan internasional.
Dalam rumusan yang lebih konkret, maka pembangunan Iptek di bidang rancang bangun dan rekayasa, diharapkan mampu :
1) Berperan penting dalam membangun kemandirian bangsa guna menciptakan sistem pertahanan keamanan nasional yang kokoh, yang mampu melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia.
2) Mendorong pertumbuhan ekonomi yang bernilai tambah tinggi guna meningkatkan daya saing ekonomi nasional, dalam rangka mengurangi pengangguran dan angka kemiskinan, serta memajukan kesejahteraan umum.
(28)
LAKIP TIRBR TAHUN 2015 I - 16 3) Mempercepat upaya mencerdaskan kehidupan bangsa, tercapainya kemajuan bangsa dan kesejahteraan kehidupan rakyat, melalui pelayanan teknologi bagi publik.
4) Memberikan solusi bagi terciptanya pembangunan berkelanjutan dalam rangka turut berpartisipasi menangani masalah lingkungan global seperti: pemanasan global, perubahan iklim dan kerusakan lingkungan hidup.
1.3 Permasalahan Utama
Potensi dan permasalahan di lingkungan Kedeputian Bidang TIRBR didata melalui identifikasi dan analisis lingkungan berpengaruh terhadap kondisi Kekuatan, Kelemahan, Peluang, dan Ancaman (Kekepan) serta dilengkapi dengan tinjauan terhadap kondisi lingkungan berpengaruh tingkat Nasional dan Internasional. Secara umum permasalahan yang dihadapi potensi yang ada di TIRBR berakibat pada pelemahan. Kelemahan yang dapat diidentifikasi antara lain meliputi:
1) Belum tingginya jiwa technopreneurship SDM di Kedeputian TIRBR menjadikan kurang memperhatikan aspek komersialisasi produk.
2) Tingginya kesenjangan komposisi usia dan keahlian kompetensi pegawai di lingkungan Kedeputian TIRBR.
3) Program dan kegiatan Kedeputian TIRBR sebagian masih bersifat inward looking dan berorientasi pada kebutuhan peningkatan kemampuan personil.
4) Koordinasi, komunikasi dan kerjasama internal Kedeputian TIRBR masih lemah.
5) Kepemilikan HaKI Kedeputian TIRBR masih relatif rendah.
6) Produk teknologi dan jasa layanan di Kedeputian TIRBR belum dikenal luas akibat kurangnya sosialisasi dan promosi.
7) Umur peralatan di laboratorium sebagai fasilitas pendukung program/kegiatan di Kedeputian TIRBR sudah tua sehingga mengurangi kecepatan dan akurasi pengukuran/pengujian.
(29)
LAKIP TIRBR TAHUN 2015 I - 17 Apabila tidak segera diperbaiki kelemahan ini akan menjadi menjadi ancaman yang melemahkan. Ancaman yang biasa dijumpai dapat diidentifikasi meliputi:
1) Banyaknya pegawai berprestasi yang mengundurkan diri di Kedeputian TIRBR karena fasilitas dan daya dukung yang dinilai kurang.
2) Anggaran yang tersedia terbatas, tidak fleksibel, tidak dapat dilaksanakan secara multi years sehingga membatasi pengembangan program Kedeputian TIRBR.
3) Industri belum menggunakan jasa layanan teknologi Kedeputian TIRBR karena ketergantungan mereka terhadap principal nya.
4) Koordinasi dan harmonisasi pada tataran regulasi/kebijakan program, antar institusi, sangat lemah.
5) Meningkatnya kompetitor asing pada bidang litbangyasa sehingga memperlemah peran dan fungsi Kedeputian TIRBR.
6) Pemahaman mengenai proses rancang bangun dan perekayasaan teknologi industri masih belum membudaya di kalangan masyarakat luas.
1.3.1 Peningkatan Daya Saing
Kondisi daya saing Indonesia sebenarnya terdongkrak oleh tiga pilar utama, yakni kondisi makroekonomi yang kondusif, pendidikan dasar dan kesehatan, dan ukuran pasar domestik yang relative besar dengan masing-masing nilai diatas 5,0. Secara umum daya saing Indonesia sudah lebih membaik sejak 2011, sebagaimana diindikasikan dari peningkatan fase pembangunan dari transisi antara factor-driven dan efficiency-driven menuju pada fase innovation-driven pada tahun 2013 menjadi penuh masuk ke fase efficiency-driven (Schwab, 2013) sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 1.6. Sebaliknya ada dua pilar utama yang masih perlu ditangani lebih intensif, yakni kesiapan teknologi, dan inovasi dengan masing-masing nilai kurang dari 4,0. Pilar pendidikan tinggi dan pelatihan tidak tergolong buruk, tetapi belum dapat disebut memuaskan karena masih bernilai 4,3. Hasil survei Forum Ekonomi Dunia (World Economic Forum) tahun 2013 (Schwab, 2013) juga menunjukkan
(30)
LAKIP TIRBR TAHUN 2015 I - 18 bahwa tenaga kerja terdidik (educated workforce) masih belum memadai sehingga menjadi salah satu persoalan serius dalam melakukan bisnis di Indonesia.
Berdasarkan anatomi persoalan yang dihadapi Indonesia tersebut, maka sangat logis jika diperlukan komitmen nasional dan upaya kolektif untuk meningkatkan kontribusi IPTEK terhadap daya saing bangsa. Tiga tantangan bidang IPTEK untuk peningkatan daya saing Indonesia disajikan pada Gambar 1.7. Rendahnya kesiapan teknologi Indonesia lebih disebabkan oleh belum memadainya unsur-unsur penunjang untuk penerapan teknologi informasi dan komunikasi, misalnya terindikasi dari rendahnya
jumlah pengguna internet pribadi, jumlah dan pelanggan internet broadband. Untuk
kedua indikator ini, Indonesia secara berturut-turut menempati peringkat 113, dan 105, dari 148 negara yang disurvei oleh WEF (Schwab, 2013). Hasil kajian Kao dkk. (2008) seperti yang ditunjukkan pada Tabel 1.1 juga menunjukkan bahwa walaupun secara agregat kinerja pengembangan teknologi Indonesia berada pada peringkat 4 di ASEAN, namun dukungan teknologi informasi dan komunikasi tergolong rendah, hanya lebih baik jika dibandingkan dengan Laos, Cambodia, dan Myanmar.
(31)
LAKIP TIRBR TAHUN 2015 I - 19 Gambar 1.6: Fase pembangunan dari fase factor-driven dan fase efficiency-driven
(Schwab, 2013)
Gambar 1.7: Tiga tantangan bidang IPTEK untuk peningkatan daya saing Indonesia (Schwab, 2013)
Tabel 1.4: Kinerja teknologi dalam peningkatan daya saing negara-negara ASEAN (Kao dkk, 2008)
Negara
Komponen
Agregat Infrastruktur Dukungan
TIK
Kegiatan Litbang
Manajemen Teknologi
Singapura 9,74 8,72 9,37 10,00 9,46 Malaysia 4,51 4,45 4,55 8,37 5,49 Thailand 4,60 2,36 4,40 7,08 4,60 Indonesia 3,89 1,57 4,38 6,68 4,12 Brunei 0,97 4,54 1,56 6,22 3,37 Filipina 1,22 2,07 3,52 6,03 3,22 Vietnam 2,51 1,79 1,07 5,38 2,70 Cambodia 2,14 0,60 1,36 6,28 2,60 Myanmar 0,85 0,08 1,37 5,67 2,01 Laos 0,85 1,33 0,92 3,92 1,77
Untuk indikator ketersediaan teknologi mutakhir, adopsi teknologi pada tingkat perusahaan, dan transfer teknologi (terkait investasi asing) di Indonesia memang
Daya saing 1 - 7 Pendidikan tinggi & pelatihan 4,3 Kesiapan teknologi 3,7 Inovasi 3,8
(32)
LAKIP TIRBR TAHUN 2015 I - 20 belum memuaskan, tetapi tidak terlalu buruk. Rendahnya kapasitas inovasi, rendahnya kualitas dan produktivitas lembaga riset, dan rendahnya belanja riset dan pengembangan yang alokasi oleh dunia usaha merupakan unsur-unsur utama yang menyebabkan inovasi di Indonesia dikategorikan belum baik. Sementara itu, kerjasama riset dan pengembangan antara perguruan tinggi dan industri, penggunaan produk teknologi tinggi oleh pemerintah, serta ketersediaan insinyur dan ilmuwan juga belum memuaskan, tetapi dianggap sudah lebih memadai.
Hasil kajiannya, Van der Eng (2010) menyimpulkan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia pada beberapa dekade belakangan ini lebih sebagai hasil dari pengurasan sumberdaya alam daripada sebagai hasil aplikasi teknologi nasional yang merupakan cerminan dari kemampuan intelektual bangsa. Konsistensi hasil berbagai kajian tersebut, baik kajian ilmiah yang dilakukan oleh individu (Van der Eng, 2010), kelompok peneliti/akademisi (Kao dkk., 2008), maupun oleh lembaga internasional seperti WEF (Schwab, 2013) yang mengindikasikan bahwa IPTEK belum berkontribusi secara signifikan terhadap daya saing Indonesia. Hal ini seharusnya cukup untuk mengingatkan seluruh pihak terkait agar memberi perhatian serius terhadap pembangunan IPTEK di masa yang akan datang. Dengan demikian perlu adanya usaha untuk meningkatkan daya saing bangsa. Upaya peningkatan daya saing atara lain dilakukan melalui program yang terarah dan terpadu meliputi:
1) Adanya Program Prioritas Nasional dan Program Prioritas Bidang RPJMN 2010-2014 yang memerlukan keterlibatan Kedeputian TIRBR sesuai dengan kompetensi dan tupoksinya.
2) Adanya kebijakan pada industri untuk meningkatkan kandungan teknologi dalam negeri dalam rangka meningkatkan daya saing dan kemandirian. 3) Meningkatnya permintaan terhadap produk dan jasa layanan teknologi ke
Kedeputian TIRBR oleh pihak pengguna (dunia usaha, masyarakat dan pemerintah/pemda).
(33)
LAKIP TIRBR TAHUN 2015 I - 21 4) Perubahan ekonomi internasional menuju era ekonomi berbasis pengetahuan (knowledge-based economy) yang menuntut penguatan pengetahuan dan kemampuan inovasi sebagai elemen kunci keberhasilan.
1.3.2 Penguasaan Teknologi
Untuk meningkatkan daya saing, langkah awal yang harus dijalani adalah penguasaan teknologi. Dalam hal ini dijelaskan yang perlu dilakukan meliputi: 1) Kedeputian Bidang TIRBR memiliki SDM berkualitas dalam berbagai
disiplin ilmu dan bidang keahlian.
2) Kedeputian Bidang TIRBR memiliki infrastruktur penunjang (laboratorium dan workshop teknik produksi) yang lengkap, advance, spesifik dan sesuai standar.
3) Kedeputian Bidang TIRBR menggunakan sistem tata kerja kerekayasaan yang bercirikan team work, well structured dan well documented.
4) Kedeputian Bidang TIRBR memiliki tupoksi dan mendukung mandat khusus di bidang perekayasaan teknologi, audit teknologi, technology clearing house dan intermediasi di bidang teknologi industri proses, teknologi industri transportasi, teknologi industri manufaktur, dan teknologi industri pertahanan keamanan.
5) Dengan pengalaman lebih dari 25 tahun dalam melaksanakan program litbangyasa, Kedeputian TIRBR telah mendapat kepercayaan dari masyarakat untuk produk dan jasa di bidang teknologi industri rancang bangun dan rekayasa.
6) Kedeputian TIRBR memiliki jejaring dan kerjasama yang luas dengan mitra, stakeholder, dan pengguna.
7) Kedeputian TIRBR merupakan organisasi pembelajaran (learning organization) sehingga bersifat dinamis dan adaptable.
(34)
LAKIP TIRBR TAHUN 2015 I - 22 1.3.3 Pengurangan Ketergantungan Impor
Peran pembangunan Iptek di bidang industri rancang bangun dan rekayasa, sangat dituntut untuk mendukung dan mensukseskan implementasi 11 Prioritas Nasional di atas, khususnya sesuai dengan penugasan pada 5 Prioritas Nasional dan 5 program lainnya (huruf tebal).
Mengacu pada landasan idiil, landasan konstitusionil, landasan operasional dan Prioritas Nasional KIB II dan Program Pilihan di atas, maka pembangunan Iptek di bidang industri rancang bangun dan rekayasa, diharapkan berada dalam track yang benar sesuai tujuannya, yakni bagian yang tidak terpisahkan dari upaya percepatan pencapaian Tujuan Negara, sesuai dengan Pembukaan UUD 45, yakni : melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia (hankam); memajukan kesejahteraan umum (kesejahteraan dan ekonomi); mencerdaskan kehidupan bangsa (pelayanan); dan turut serta menjaga ketertiban dunia, serta meningkatkan daya saing, serta kemandirian dalam memperjuangkan kepentingan negara dalam pergaulan internasional.
Dalam rumusan yang lebih konkret, maka pembangunan Iptek di bidang rancang bangun dan rekayasa, diharapkan mampu berperan penting dalam membangun kemandirian bangsa guna menciptakan sistem pertahanan keamanan nasional yang kokoh, yang mampu melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia. Disamping itu perlu adanya kebijakan dalam mendorong pertumbuhan ekonomi yang bernilai tambah tinggi guna meningkatkan daya saing ekonomi nasional, dalam rangka mengurangi pengangguran dan angka kemiskinan, serta memajukan kesejahteraan umum. Untuk itu, perlu mempercepat upaya mencerdaskan kehidupan bangsa, tercapainya kemajuan bangsa dan kesejahteraan kehidupan rakyat, melalui pelayanan teknologi bagi publik. Dengan demikian dapat memberikan solusi bagi terciptanya pembangunan berkelanjutan dalam
(35)
LAKIP TIRBR TAHUN 2015 I - 23 rangka turut berpartisipasi menangani masalah lingkungan global seperti: pemanasan global, perubahan iklim dan kerusakan lingkungan hidup.
1.4 Sistematika Penyajian
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kedeputian TIRBR ini terdiri dari 4 bab yang terdiri dari :
Bab I Pendahuluan
Berisi latar belakang, tugas pokok dan fungsi, struktur organisasi, sumber daya manusia, dan sistematika penyajian.
Bab II Perencanaan dan Perjanjian Kinerja
Terdiri atas : Peraturan dan kebijakan bidang Iptek nasional, renstra kedeputian TIRBR tahun 2015 – 2019, Keterkaitan Program dengan RPJMN 2015-2019, Rencana Kinerja Tahunan (RKT) tahun 2015, Penetapan Kinerja Tahun 2015.
Bab III Akuntabilitas Kinerja
Terdiri atas : Pengukuran Kinerja, Pengukuran Capaian Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja Utama (IKU), Evaluasi Kinerja, dan Akuntabilitas Keuangan.
Bab IV Penutup
Bagian penutup dari LAKIP ini menjelaskan kesimpulan dari hasil pengukuran kinerja kegiatan dan keuangan, evaluasi kerja, dan capaian sasaran strategis dengan indikator kinerja utama. Disampaing itu, berdasarkan hasil pengukuran dan evaluasi kinerja TIRBR, disampaikan rekomendasi untuk meningkatkan kinerja pada tahun-tahun yang akan datang dan perlunya dilakukan beberapa langkah-langkah penyempurnaan.
(36)
LAKIP TIRBR TAHUN 2015 II - 15 BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
2.1 Program Pengkajian Penerapan Teknologi
Dalam melaksanakan amanat yang terkandung dalam RPJMN dan Renstra BPPT serta tugas pokok yang diemban Kedeputian TIRBR, maka Kedeputian TIRBR telah menyusun program kegiatan yang mempunyai keterkaitan erat dengan Renstra BPPT. Program kegiatan yang telah menghasilkan indikator kinerja utama merupakan program kegiatan yang diprioritaskan dalam Renstra BPPT dan terkandung dalam RPJMN 2015-2019.
Target Kinerja BPPT dirumuskan dalam Sasaran Strategis dan didistribusikan secara Top-Down untuk dibagi habis oleh target kinerja eselon I dalam Sasaran Program. Demikian juga Target Kinerja Eselon I akan didistribusikan secara berjenjang dan dibagi habis oleh target kinerja Eselon II (Unit Kerja) / Satuan Kerja dalam Sasaran Kegiatan.
1. Program PPT
Program PPT terdiri dari kegiatan-kegiatan untuk melakukan pelayanan eksternal BPPT dan bersifat teknis sesuai dengan tugas pokok dan fungsi Kedeputian TIRBR, Unit Organisasi/Eselon II, dan Unit Kerja/Satker di lingkungan Kedeputian TIRBR. Program teknis TIRBR hanya 1 (satu) program yaitu Program Pengkajian dan Penerapan Teknologi (PPT). Program PPT di Kedeputian TIRBR dibagi dalam 4 (empat) bidang teknologi yaitu:
Bidang Teknologi Industri Hankam:
1. Inovasi dan layanan teknologi PESAWAT TEMPUR NASIONAL TANPA AWAK DAN BERAWAK.
2. Inovasi dan layanan teknologi KAPAL PERANG NASIONAL ATAS DAN BAWAH AIR.
3. Inovasi dan layanan teknologi RANPUR, RANTIS DAN MUNISI KALIBER BESAR.
(37)
LAKIP TIRBR TAHUN 2015 II - 16 4. Inovasi dan layanan teknologi INDUSTRI PROPELAN DAN BAHAN
PELEDAK.
Bidang Teknologi Industri Transportasi:
1. Inovasi dan layanan teknologi INDUSTRI PERKAPALAN.
2. Inovasi dan layanan teknologi TRANSPORTASI UNTUK KONEKTIFITAS DAN LOGISTIK.
3. Inovasi dan layanan teknologi KESELAMATAN TRANSPORTASI DAN INDUSTRI KERETA API.
Bidang Teknologi Industri Permesinan:
3. Inovasi dan layanan teknologi INDUSTRI PERMESINAN. 4. Inovasi dan layanan teknologi INDUSTRI ALAT ANGKUT.
Bidang Teknologi Industri Kimia
1. Inovasi dan layanan teknologi INDUSTRI PETROKIMIA DAN MIGAS.
2. Program Generik
Program generik berisi kegiatan-kegiatan untuk mendukung pelayanan internal dalam rangka peningkatan pelayanan eksternal. Program generik ini terdiri 2 (dua) program yaitu:
a. Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis lainnya di lingkungan Kedeputian TIRBR yang diterapkan dalam mendukung pelayanan administrasi umum dan layanan teknologi, penyelenggaraan administrasi pemerintahan yang akuntabel, dan pengukuran dan evaluasi kinerja atas pelaksanaan rencana kerja dan anggaran.
b. Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Kedeputian TIRBR
Di Kedeputian TIRBR, kinerja tingkat unit organisasi (eselon 1) sekurang-kurangnya adalah hasil (outcome) sesuai ketentuan Permen PAN Nomor 09 tahun 2007 tentang Pedoman Umum Penetapan Indikator Kinerja Utama di lingkungan instansi pemerintah. Sedangkan untuk tingkat Eselon II adalah
(38)
LAKIP TIRBR TAHUN 2015 II - 17 keluaran (output) yang setingkat lebih tinggi dari keluaran (output) unit kerja di bawahnya.
Sesuai dengan PermenPAN dan RB Nomor 12 tahun 2011 tentang Tata Laksana Pemerintahan, maka disusunlah outcome ditingkat unit organisasi eselon I (L1), output ditingkat unit kerja eselon II (L2) dan keluaran di unit kerja di bawahnya (L3). Selanjutnya Kedeputian TIRBR membuat suatu perencanaan jangka menengah yaitu Rencana Strategis 2015-2019 yang sesuai dengan tupoksi TIRBR dan mengacu pada RPJMN 2015-2019 sebagaimana tertuang dalam Renstra BPPT.
Terkait dengan perencanaan kinerja untuk memenuhi Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, Kedeputian TIRBR menggunakan Renstra sebagai acuan dalam membuat Rencana Kinerja Tahunan (RKT). Alur pikir keterkaitan RPJMN, Renstra BPPT, Program Kegiatan TIRBR sebagaimana dituangkan dalam Restra TIRBR, Rencana Kerja (Renja), RKT dan Penetapan Kinerja (PK) dapat dilihat paga Gambar 2.1.
Gambar 2.1: Alur Keterkaitan RPJMN, Renstra BPPT, Program TIRBR, RKT dan Penetepan Kinerja
(39)
LAKIP TIRBR TAHUN 2015 II - 18 2.2 Renstra Kedeputian TIRBR Tahun 2015 – 2019
Renstra Kedeputian TIRBR Tahun 2015-2019 disusun dengan memperhatikan perkembangan lingkungan strategis terakhir serta mengacu pada dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Nasional 2015-2019 dan Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) 2005-2025, khususnya Rencana Pembangunan Bidang Iptek. Penyusunan visi dan misi Kedeputian TIRBR mengacu pada dokumen Rencana Strategis BPPT tahun 2015 - 2019.
Berdasarkan perkembangan terkini dilandasi atas tugas pokok dan fungsi kedeputian TIRBR maka disusun Visi dan Misi, Tujuan, Sasaran, dan program kegiatan.
2.2.1 Visi dan Misi
VISI Kedeputian TIRBR adalah “Menjadi Pusat Unggulan Tenologi yang menutamakan kemitraan dan pemanfaatan hasil teknologi industri rancang bangun dan rekayasa secara maksimum.”
MISI Kedeputian TIRBR:
Dalam mencapai visi tersebut, maka misi yang akan dilaksanakan Kedeputian TIRBR adalah sebagai berikut:
1. Memacu perekayasaan teknologi industri rancang bangun dan rekayasa untuk meningkatkan daya saing industri.
Kedeputian TIRBR harus mampu meningkatkan kontribusi teknologi di dunia industri, oleh karena itu semua hasil kegiatan Kedeputian TIRBR harus ditindaklanjuti dengan pemanfaatan oleh industri sehingga rencana kegiatan harus berorientasi pada kebutuhan (demand driven) dengan meningkatkan kualitas produk/proses, harga, efisiensi, efektivitas, kualitas lingkungan industri/daerah/nasional. Peningkatan daya saing industri dapat dilakukan dengan orientasi :
(40)
LAKIP TIRBR TAHUN 2015 II - 19 a. Menghasilkan produk/proses/rekomendasi yang dapat meningkatkan
produktivitas industri, daerah, dan nasional.
b. Menghasilkan teknologi yang dapat meningkatkan potensi industri, daerah, dan nasional.
c. Menghasilkan teknologi yang dapat mendorong peningkatan pangsa pasar dan pengguna.
d. Menghasikan produk/proses teknologi yang spesifik/khas. e. Menghasilkan nilai tambah suatu potensi/produk/proses.
f. Membudayakan pemahaman proses rancang bangun dan perekayasaan teknologi industri ke berbagai pihak pemangku kepentingan.
2. Memacu perekayasaan teknologi industri rancang bangun dan rekayasa untuk meningkatkan pelayanan publik instansi pemerintah.
Meningkatkan pelayanan publik instansi pemerintah yang terkait dengan penggunaan teknologi dan produk teknologi yang State of the Art dengan orientasi pada :
a. Mengembangkan teknologi atau metodologi baru (one step ahead) dalam tingkat industri, daerah, dan nasional.
b. Menggunakan teknologi atau metodologi mutakhir atau yang digunakan oleh lembaga terkemuka di dunia.
c. Memberikan solusi atau rekomendasi kebijakan teknologi terkait dengan isu strategis industri, daerah, dan nasional.
d. Pelayanan publik yang spesifik belum ada/belum banyak yang menguasai.
3. Memacu perekayasaan teknologi industri rancang bangun dan rekayasa untuk meningkatkan kemandirian bangsa.
a. Menghasilkan produk/proses/rekomendasi rancang bangun dan rekayasa untuk peningkatan ekspor dan atau subtitusi impor.
(41)
LAKIP TIRBR TAHUN 2015 II - 20 b. Menghasilkan produk/proses/rekomendasi rancang bangun dan
rekayasa untuk peningkatan kandungan lokal (TKDN).
c. Menghasilkan sesuatu inovasi, penguasaan, kemampuan, teknologi (technological capabilities) dalam tingkat industri, daerah, dan bangsa.
d. Menghasilkan produk/proses/rekomendasi rancang bangun dan rekayasa yang mendorong tumbuhnya perekonomian daerah dan nasional.
2.2.2 Tujuan Strategis
Dalam rangka mewujudkan visi dan misi Kedeputian TIRBR ke dalam program-program yang akan dilaksanakan maka tujuan strategis Kedeputian TIRBR adalah sebagai berikut :
1. Memastikan dukungan resource sharing dalam biaya operasi penyelenggaraan pelayanan teknologi industri rancang bangun dan
rekayasa menuju visi ”mengedepankan kemitraan” (100, 50, 2025) 2. Memastikan pengembangan organisasi sebagai lembaga pusat unggulan
teknologi industri rancang bangun dan rekayasa ’bereputasi
internasional’
3. Memastikan manfaat produk layanan teknologi industri rancang bangun dan rekayasa menuju visi pemanfaatan hasil rekayasa teknologi secara maksimum (100, 50, 2025).
4. Memastikan peningkatan penerimaan pasar atas produk layanan teknologi industri rancang bangun dan rekayasa dalam rangka pelaksanaan misi pelayanan publik untuk meningkatkan daya saing industri nasional dan kemandirian bangsa.
5. Memastikan tingkat akuntabilitas organisasi kedeputian TIRBR dalam mendukung pelayanan publik instansi pemerintah.
6. Memastikan kemampuan internal sumber daya manusia kedeputian TIRBR yang memiliki integritas dan profesionalitas dalam menghasilkan layanan teknologi industri rancang bangun dan rekayasa.
(42)
LAKIP TIRBR TAHUN 2015 II - 21 2.2.3 Sasaran Strategis
Sasaran Strategis Kedeputian TIRBR mengacu kepada Sasaran Strategis BPPT yang telah ditetapkan pada Raker BPPT tahun 2010. Sasaran-sasaran tersebut disesuaikan dengan main business atau core competence di lingkungan TIRBR. Sasaran yang dimaksud adalah :
1. Peningkatan Rasio Resources Sharing Kemitraan penyelenggaraan Pelayanan Teknologi.
2. Peningkatan pertumbuhan HaKI yang diaplikasikan per tahun.
3. Peningkatan hasil layanan teknologi yang diaplikasikan di Industri dan Masyarakat.
4. Peningkatan jumlah Mitra/Pengguna Industri dan Instansi Pemerintah. 5. Peningkatan Indeks Kepuasan Pelanggan per tahun.
6. Penurunan Pegawai berprestasi yang mengundurkan diri. 7. Peningkatan Nilai atas Laporan Keuangan menuju WTP.
8. Peningkatan Nilai atas Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP).
9. Komposisi Ideal Pejabat Fungsional Perekayasa sesuai peran dalam Sistem Tata Kerja Kerekayasaan.
2.3. Rencana Kinerja Tahun 2015
Berdasarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 29 tahun 2010 tentang LAKIP, Kedeputian TIRBR telah menetapkan Rencana Kinerja Tahunan (RKT) sebagai sebuah Pakta Integritas kepada BPPT terkait target kinerja yang akan dicapai pada tahun 2015. Rencana Kinerja dimaksud dapat dilihat pada Tabel 2.1.
(43)
LAKIP TIRBR TAHUN 2015 II - 22 Tabel 2.1: Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Kedeputin TIRBR
Unit Organisasi Eselon I : Deputi Bidang Teknologi Industri Rancang Bangun dan Rekayasa (TIRBR)
Tahun Anggaran : 2015
No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target
(1) (2) (3) (4)
1. Terwujudnya hasil teknologi industri kimia
Jumlah advokasi Pilot Project SRF
10.000 ton per tahun 1 2.
Terwujudnya hasil
teknologi Pertahanan dan Keamanan
Jumlah disain standar KCR untuk Industri Pertahanan Nasional
1
3. Terwujudnya hasil teknologi Transportasi
Jumlah Desain & Rekayasa Pelabuhan 1
2.4. Penetapan Kinerja Tahun 2015
Dokumen Penetapan Kinerja (PK) merupakan suatu dokumen pernyataan kinerja/kesepakatan kinerja atau perjanjian kinerja antara atasan dan bawahan untuk mewujudkan target kinerja tertentu berdasarkan pada sumberdaya yang dimiliki oleh instansi. Adapun fungsi dokumen Penetapan Kinerja selain digunakan sebagai alat komunikasi antara atasan dan bawahan yang bersifat top-down juga dijadikan sebagai alat untuk menggabungkan pengukuran kinerja dengan strategi organisasi. Adapun dokumen Penetapan Kinerja Unit Organisasi Eselon I TIRBR Tahun 2014 dapat dilihat pada Tabel 2.2.
2.4.1 Pelaksanaan Rencana Aksi
Untuk memantau dan memastikan bahwa target kinerja yang telah ditetapkan dalam dokumen Penetapan Kinerja (PK) Unit Organisasi, maka Deputi TIRBR menyusun dan melaksanakan Rencana Aksi setiap Triwulan untuk mengevaluasi program kegiatan yang sedang berjalan yang berupa:
(44)
LAKIP TIRBR TAHUN 2015 II - 23 1. Sasaran Strategis;
2. Indikator Kinerja Utama; 3. Target;
4. Program/Kegiatan;
5. Rencana dan Capaian Kinerja; 6. Anggaran dan realisasinya.
(45)
LAKIP TIRBR TAHUN 2015 II - 24 2.4.2 Evaluasi Kinerja
Evaluasi kinerja yang merupakan salah satu komponen SAKIP dilakukan dalam 4 (empat) cara sebagai berikut :
1. Evaluasi SAKIP BPPT, yang dilaksanakan oleh Inspektorat menggunakan panduan yang ditetapkan oleh Kementerian PAN dan RB.
2. Evaluasi capaian target kinerja program/kegiatan, yang dilakukan oleh Biro Perencanaan BPPT melalui cara pembandingan capaian kinerja Tahun 2014 terhadap:
a. Capaian kinerja tahun sebelumnya;
b. Target/sasaran kinerja pada akhir jangka menengah.
c. Standard lain yang diakui pada tingkat Nasional atau Internasional sesuai dengan bidangnya.
3. Evaluasi program/kegiatan dengan menggunakan (a) pengukuran dan evaluasi kinerja atas pelaksanaan Rencana Kerja dan Anggaran (Peraturan Menteri Keuangan Nomor 249 Tahun 2011), dan (b) metode Technology Readiness Level (TRL) dengan rentang nilai 1 sampai dengan 9, oleh Biro Perencanaan BPPT, sesuai dengan Keputusan Kepala BPPT Nomor 58 Tahun 2012.
4. Review atas Renstra TIRBR Tahun 2015-2019, yang ada dalam dokumen Renstra TIRBR Tahun 2015-2019, meliputi penyelarasan/ penyesuaian tujuan, sasaran stratetgis dan indikator kinerja.
(46)
LAKIP TIRBR TAHUN 2015 III - 1 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
3.1 Pengukuran Kinerja
Pengukuran kinerja digunakan sebagai dasar untuk menilai keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan dalam rangka mewujudkan visi dan misi instansi pemerintah, dalam hal ini adalah Kedeputian TIRBR - BPPT.
Pengukuran kinerja yang dimaksud di sini adalah suatu proses sistematis dan berkesinambungan untuk menilai pencapaian setiap target kinerja berdasarkan indikator-indikator yang telah ditetapkan sebelumnya. Capaian dimaksud adalah keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan program yang ditetapkan dalam mewujudkan tujuan, visi dan misi instansi pemerintah. Proses ini berupa penilaian pencapaian setiap target kinerja guna memberikan gambaran tentang keberhasilan atau kegagalan TIRBR dalam pencapaian tujuan. Hal ini senada dengan ungkapan pada Permen PAN Nomor 09 Tahun 2007 tentang Pedoman Umum Penetapan Indikator Kinerja Utama di Lingkungan Instansi Pemerintah, Pasal 1 butir 2, yang menyatakan bahwa pengukuran kinerja adalah kegiatan manajemen khususnya membandingkan tingkat kinerja yang dicapai dengan standard, rencana atau target dengan menggunakan indikator kinerja yang telah ditetapkan.
Peraturan Menteri Penertiban Aparatur Negara (PAN) Nomor PER/20/M.PAN/11/2008 tentang Pedoman Penyusunan Indikator Kinerja Utama, telah memberikan gambaran bagaimana tipe dan jenis Indikator Kinerja ditetapkan. Indikator Kinerja (IK) ditetapkan berdasarkan tipe unjuk kerja dan dibagi menjadi:
1. Kualitatif, menggunakan skala (misal, sangat kurang, kurang, baik, sangat baik) .
(47)
LAKIP TIRBR TAHUN 2015 III - 2 3. Prosentase, menggunakan Perbadingan angka absolut dari yang diukur
dengan populasinya (misal 50%, 100%).
4. Rasio, membandingkan angka absolut dengan angka absolut lain yang terkait (misal rasio jumlah guru dibandingkan jumlah murid).
5. Rata-rata, angka rata-rata dari suatu populasi atau total kejadian (misal rata-rata biaya pelatihan per peserta dalam suatu diklat).
Dalam pemilihan indikator kinerja tingkat Lembaga sampai Unit Kerja/Satuan Kerja, BPPT selalu berupaya memenuhi kriteria SMART yaitu :
1. Specific : Sifat dan tingkat Kinerja dapat diidentifikasi dengan jelas; 2. Measurable : Target Kinerja dinyatakan dengan jelas dan terukur baik bagi
indikator yang dinyatakan dalam bentuk kuantitas, kualitas dan biaya;
3. Achievable : Target Kinerja dapat dicapai terkait dengan kapasitas dan sumber daya yang ada;
4. Relevant : Mencerminkan keterkaitan (relevansi) antara target output dalam Rangka mencapai target outcome yang ditetapkan; serta antara target outcome dalam rangka mencapai target Impactyang ditetapkan; dan
5. Time Bond : Waktu/periode pencapaian Kinerja ditetapkan.
Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja Utama (IKU) Kedeputian TIRBR Tahun 2015 adalah sebagai berikut :
1. Sasaran Strategis 1
Dilaksanakannya teknologi transportasi oleh mitra degan Indikator Kinerja Utama (IKU) adalah jumlah rekomendasi yang dimanfaatkan oleh Mitra. 2. Sasaran Strategis 2
Dilaksanakannya teknologi pertahanan dan keamanan oleh mitra degan Indikator Kinerja Utama (IKU) adalah jumlah rekomendasi yang dimanfaatkan oleh Mitra.
(48)
LAKIP TIRBR TAHUN 2015 III - 3 3. Sasaran Strategis 3
Dilaksanakannya teknologi proses dan permesinan oleh mitra degan Indikator Kinerja Utama (IKU) adalah jumlah rekomendasi yang dimanfaatkan oleh Mitra.
Upaya yang dilakukan untuk mencapai target IKU tersebut, adalah dengan mengimplementasikan kinerja sesuai dengan proses bisnis utama BPPT. Hal ini dilakukan dengan memperbanyak jaringan kemitraan tanpa mengurangi kualitas hasil layanan teknologi yang diberikan kepada mitra. Upaya yang dilakukan untuk mencapai target sesuai dengan yang ditetapkan pada IKU ini, adalah mengimplementasikan kinerja sesuai dengan proses bisnis utama BPPT, yaitu:
1. Melakukan Technology Clearence House (TCH): kajian dilakukan untuk menjamin bahwa teknologi yang digunakan telah sesuai dengan karakteristik lokasi pemanfaatan produk.
2. Melakukan Audit Teknologi: dilakukan audit teknologi terhadap produk teknologi sehingga layak dimanfaatkan.
3. Melakukan Intermediasi: Teknologi produksi yang terkait didifusikan kepada mitra strategis.
4. Kajian teknologi: melakukan kajian teknologi untuk mendapat solusi teknologi yang sesuai atau alternatifnya dan rekomendasi teknologi yang dapat dimanfaatkan oleh mitra strategis.
Indikator Kinerja Utama yang digunakan untuk mengukur capaian kinerja tersebut selalu diupayakan agar memenuhi kriteria analisis SMART seperti yang ditunjukkan pada Tabel 3.1.
Tabel 3.1: Analisis SMART IKU
Kriteria Penjelasan
Specific
Dilakukan Pengkajian dan Penerapan Teknologi Bidang Transportasi, Pertahanan dan Keamanan dan Permesinan terlebih dahulu sebelum direkomendasikan untuk memastikan penerapannya
(49)
LAKIP TIRBR TAHUN 2015 III - 4 Measureable Teknologi yang direkomendasikan memiliki dasar
ilmiah dan dapat diukur dengan tingkat keberhasilan
Achieveable
Teknologi industri rancang bangun dan rekayasa dengan mudah dicapai untuk dilaksanakan, mengingat Kedeputian TIRBR di dukung oleh Pusat yang melakukan analisis dan balai untuk melakukan pengujian yang diperlukan dalam rangka memberikan keluaran yang dapat diukur
Relevant
Teknologi yang direkomendasikan sangat sesuai karena telah dilakukan kajian sebelum diimplementasikan dan dimanfaatkan olehmitra
Time Bound Teknologi yang direkomendasikan bisa dimanfaatkan pada RPJMN 2015-2019
3.2 Pengukuran Capaian Sasaran Strategis dan IKU Tahun 2015
Untuk menghitung tingkat capaian kinerja di lingkungan Kedeputian TIRBR – BPPT dilakukan dengan membandingkan persentase tingkat capaian kinerja realisasi dengan persentase rencana kinerja yang telah ditetapkan dalam target. Capaian kinerja menunjukkan positif, apabila realisasi capaian lebih tinggi dibandingakan rencana yang telah ditetapkan. Pengukuran kinerja tersebut menggunakan rumus sebagai berikut:
Persentase pencapaian rencana tingkat capaian =
x 100%
Dengan menggunakan rumus tersebut, persentase capaian target kegiatan dapat dihitung. Pengukuran capaian kinerja atas sasaran strategis di lingkungan Kedeputian TIRBR dikelompokkan pada indikator-indikator terkait. Dengan demikian Penetapan Kinerja TIRBR Tahun 2015 seperti ditunjukkan pada Tabel 2.2 dapat dihitung prosentase realisasinya. Namun demikian, KemenPAN dan RB mensyaratkan penambahan dua kolom yaitu: (1) Program dan (2) Anggaran, semula hanya tiga kolom yaitu: (1) Sasaran Strategis, (2) Indikator Kinerja dan (3) Target dan Realisasi. Rekapitulasi Pengukuran Kinerja Tingkat Unit Organisasi Eselon I Kedeputian TIRBR dapat dilihat pada Tabel 3.2.
(50)
LAKIP TIRBR TAHUN 2015 III - 5 Untuk mencapai Sasaran Strategis 1, diperlukan beberapa pengkajian dan penerapan teknolgi yang dilakukan di unit-unit dilingkungan Kedeputian TIRBR dengan sistem matriks kerja. Unit yang terlibat dalam mewujudkan capaian Sasaran Strategis 1 meliputi PTIST, B2TKS, LAGG, BPDP, dan BPPH. Rincian Kegiatan dan pendanaan yang diperlukan untuk mencapai Sasaran Strategis 1 dapat dilihat pada Tabel 3.3.
Untuk mencapai Sasaran Strategis 2, diperlukan beberapa pengkajian dan penerapan teknolgi yang dilakukan di unit-unit dilingkungan Kedeputian TIRBR dengan sistem matriks kerja. Unit yang terlibat dalam mewujudkan capaian Sasaran Strategis 2 meliputi PTIPK, B2TKS, LAGG, BTMP, BPPH, dan MEPPO. Rincian Kegiatan dan pendanaan yang diperlukan untuk mencapai Sasaran Strategis 2 dapat dilihat pada Tabel 3.4.
Untuk mencapai Sasaran Strategis 3, diperlukan beberapa pengkajian dan penerapan teknolgi yang dilakukan di unit-unit dilingkungan Kedeputian TIRBR dengan sistem matriks kerja. Unit yang terlibat dalam mewujudkan capaian Sasaran Strategis 2 meliputi PTIP, PTIM, B2TKS, BTMP, dan MEPPO. Rincian Kegiatan dan pendanaan yang diperlukan untuk mencapai Sasaran Strategis 3 dapat dilihat pada Tabel 3.5.
Total anggaran TIRBR yang diperlukan untuk mewujudkan ketiga sasaran strategis dengan Indikator Kinerja Utama (IKU) sejumlah rekomendasi yang dimanfaatkan oleh Mitra adalah sebesar Rp. 105.290.973.000,-
(51)
LAKIP TIRBR TAHUN 2015 III - 6 Tabel 3.2: Rekapitulasi Pengukuran Kinerja Tingkat Unit Organisasi Eselon I Kedeputian TIRBR Tahun 2015
Unit Organisasi Eselon I : Deputi Bidang Teknologi Industri Rancang Bangun dan Rekayasa (TIRBR) Tahun Anggaran : 2015
Sasaran
Strategis Indikator Kinerja Target Satuan Realisasi % Program
Anggaran (ribu Rp) % Pagu Realisasi
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
1
Terwujudnya hasil teknologi industry kimia
Jumlah advokasi pilot project
SRF 10.000 ton per tahun 1
Reko-mendasi 1 100 PPT 2.356.590,00 2.333.767,22 99,03
2
Terwujudnya hasil teknologi Pertahanan dan Keamanan
Jumlah desain standar KCR untuk Industri Pertahanan Nasional
1
Reko-mendasi 1 100 PPT 929.750,00 917.560,70 98,69
3
Terwujudnya hasil teknologi Transportasi
Jumlah disain & Rekayasa
pelabuhan 1
Reko-mendasi 1 100 PPT 459.054,00 408.668,06 89,02 TOTAL 3.745.394,00 3.659.995,98 97,72 PPT = Pengkajian dan Penerapan Teknologi Bidang Transportasi, Pertahanan & Keamanan dan Proses & Permesinan
Anggaran tersebut hanya untuk melaksanakan program kegiatan PPT. Untuk keseluruhan Anggaran TIRBR harus ditambahkan dengan PNBP, gaji dan upah dan biaya administrasi perkantoran semua unit kerja satker / UPT/Balai serta kegiatan PPT lain yang menghasilkan output unit kerja dan belum menghasilkan outcome di kedeputian.
Total keseluruhan anggaran TIRBR pada perjanjian kinerja tahun 2015 adalah Rp. 105.290.973.000,- dengan pagu anggaran setelah optimalisasi menjadi Rp. 128.523.022.843,- dan realisasi anggaran sebesar Rp. 123.418.147.055 atau sebesar 96,03%.
(52)
LAKIP TIRBR TAHUN 2015 III - 7 Tabel 3.3: Rekapitulasi Pengukuran Kinerja Tingkat Unit yang mendukung Sasaran Strategis 1
Unit Organisasi : PTIP, B2TKS Tahun Anggaran : 2015
Sasaran Strategis Kegiatan Target Satuan Realisasi % Program Anggaran (ribu Rp) % Pagu Realisasi
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
1
Terwujudnya hasil teknologi industri kimia
1. Advokasi pilot project SRF
10.000 ton per tahun 1
Reko-mendasi 1 100 PPT 2.071.743 2.061.425 99,5 2. Technology Clearing House
dan Audit Teknologi Kekuatan Struktur Industri Kimia dan Migas
1
Reko-mendasi 1 100 PPT 284.847 272.342,217 95,61 PPT = Pengkajian dan Penerapan Teknologi Bidang Teknologi Industri Kimia
Tabel 3.4: Rekapitulasi Pengukuran Kinerja Tingkat Unit yang mendukung Sasaran Strategis 2 Unit Organisasi : PTIPK
Tahun Anggaran : 2015
Sasaran Strategis Kegiatan Target Satuan Realisasi % Program Anggaran (ribu Rp) % Pagu Realisasi
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
2
Terwujudnya hasil teknologi pertahanan dan keamanan
Inovasi & Teknologi Layanan
Teknologi Kapal Perang Nasional 1
Desain Kapal Cepat Rudal 60
m
1 100 PPT 929.750.000 917.560.700 98,69
(53)
LAKIP TIRBR TAHUN 2015 III - 8 Tabel 3.5: Rekapitulasi Pengukuran Kinerja Tingkat Unit yang mendukung Sasaran Strategis 3
Unit Organisasi : BPDP Tahun Anggaran : 2015
Sasaran
Strategis Kegiatan Target Satuan Realisasi % Program
Anggaran (Ribu Rp)
% Pagu Realisasi
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
3
Terwujudnya hasil teknologi transportasi
Technology clearing house & audit teknologi Dinamika Pantai Sistem Logistik Nasional
1
Reko-mendasi 1 100 PPT 459.054,00 408.668,06 89,02 PPT = Pengkajian dan Penerapan Teknologi Bidang Transportasi
(54)
LAKIP TIRBR TAHUN 2015 III - 26 3.2.1 Evaluasi Kinerja
Evaluasi kinerja adalah suatu metode dan proses penilaian dan pelaksanaan tugas seseorang atau kelompok atau unit kerja dalam suatu organisasi sesuai dengan standard kinerja atau tujuan yang telah ditetapkan.
Tujuan evaluasi kinerja adalah untuk menjamin pencapaian sasaran dan tujuan unit kerja dan juga untuk mengetahui posisi dan tingkat pencapaian sasaran dan target yang telah ditentukan. Hasil dari evaluasi kinerja diharapkan dapat bermanfaat untuk melakukan tindakan koreksi untuk perbaikan dan tindak lanjut atas pencapaian kinerja yang telah dilakukan. Terkait hal tersebut, berikut disampaikan evaluasi kinerja Kedeputian TIRBR dengan mengacu pada sasaran strategis dan indikator kinerja utama yang telah ditetapkan.
3.2.2 Pengukuran Capaian dan Evaluasi Kinerja Organisasi
Program yang terdapat di Kedeputian TIRBR merupakan Program Pengkajian dan Penerapan Teknologi (PPT). Ada 3 (tiga) sasaran strategis yang harus dicapai dengan 3 (tiga) indikator utama yang diharapkan bisa direalisasikan pada tahun anggaran 2015. Kegiatan di Kedeputian TIRBR yang terkait dengan Pengukuran Capaian Sasaran Strategis (SS) yaitu dilaksanakannya, teknologi industri kimia, teknologi hankam dan teknologi transportasi oleh mitra. Program Pengkajian dan Penerapan Teknologi (PPT) di Kedeputian TIRBR, diimplementasikan dalam berbagai kegiatan dibawah koordinasi 3 (tiga) koordinator bidang teknologi yaitu koordinator teknologi Industri Kimia, koordinator bidang teknologi hankam dan koordinator bidang teknologi transportasi. Dengan demikian untuk menghasilkan outcome unit organisasi eselon I terkait Pengkajian dan Penerapan Teknologi bertumpu pada kegiatan. Jadi suatu kegiatan di Kedeputian TIRBR selain menghasilkan output, juga ada
yang diberi ‘tugas’ untuk menghasilkan outcome unit organisasi.
A. Capaian Sasaran Strategis 1
Sasaran Strategis 1 (SS1) adalah dilaksanannya hasil teknologi industri kimia oleh mitra dengan indikator kinerja utama yaitu sejumlah teknologi yang
(55)
LAKIP TIRBR TAHUN 2015 III - 27 dimanfaatkan oleh mitra. Jumlah teknologi yang dimanfaatkan pada mitra dapat dilihat pada Tabel 1.11.
Tabel 1.11: Capaian Kinerja Kedeputian TIRBR Tahun 2015 dengan SS1-IKU1
Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi %
(1) (2) (3) (4) (5)
Dilaksanakannya hasil teknologi industri kimia
Jumlah teknologi yang
dimanfaatkan 1 1 100
Dari Tabel 1.11 tersebut dapat dijelaskan bahwa pelaksanaan program dan kegiatan yang dilakukan di Kedeputian TIRBR telah menghasilkan rekomendasi teknologi yang dapat dimanfaatkan di berbagai instansi baik industri maupun pemerintah (mitra). Rekomendasi teknologi dari beberapa kegiatan yang mendukung sasaran Strategis 1 tersebut meliputi :
1. Pengkajian dan Penerapan Teknologi Industri kimia Advokasi pilot project SRF 10.000 ton per tahun
2. Pengkajian dan Penerapan Teknologi Kekuatan Struktur
Technology Clearing House dan Audit Teknologi Kekuatan Struktur Industri Kimia dan Migas;
Dari sejumlah rekomendasi yang telah dihasilkan, diharapkan teknologi yang telah dikembangkan oleh kedeputian TIRBR khususnya dan oleh BPPT pada umumnya dapat diterapkan lebih luas lagi di masyarakat Indonesia baik industri maupun pemerintah, sehingga dikemudian dari bangsa ini dapat berdiri kokoh dengan menggunakan teknologi anak bangsa. Dari sejumlah rekomendasi yang telah dihasilkan, beberapa berpotensi menjadi outcome unit organisasi eselon I Kedeputian TIRBR. Salah satu rekomendasi yang dimanfaatkan adalah
(56)
LAKIP TIRBR TAHUN 2015 III - 28 Berdasarkan pengukuran kinerja atas pelaksanaan kegiatan Kedeputian TIRBR tahun 2015, dapat diketahui bahwa realisasi yang dihasilkan sudah sesuai dengan target yang telah ditetapkan dalam perencanaan kinerja. Analisis program/kegiatan yang menunjang keberhasilan pencapaian kinerja dapat dilihat pada Tabel 1.11. Selain itu, rekomendasi ini telah dimanfaatkan oleh mitra strategis. Capaian kinerja potensi outcome ini telah dimanfaatkan oleh mitra dan dapat dilihat pada Tabel 1.12.
Penerapan sejumlah rekomendasi oleh mitra strategis ini sejalan dengan rencana strategis (RENSTRA) Kedeputian TIRBR 2015-2019. Dalam RENSTRA TIRBR 2015-2019 menyebutkan bahwa untuk mencapai visi yang telah ditetapkan, maka Kedeputian TIRBR harus mampu meningkatkan pelayanan publik instansi pemerintah.
Tabel 1.12: Program Kegiatan dan Target Capaian Kegiatan SS1
Indikator Kinerja Target Realisasi Program/Kegiatan Mitra
(1) (2) (3) (4) (5)
Jumlah hasil teknologi industri kimia oleh mitra. Dalam kaitan dengan kegiatan ini, capaian yang dihasilkan adalah 100%
1 1 Proses advokasi pilot project SRF 10.000 ton per tahun
Pemkab Bantaeng
Tabel 1.13: Capaian Kinerja Outcome SS1 Sasaran Strategis
Dilaksanakannya hasil teknologi industri kimia oleh mitra Indikator Kinerja Utama (IKU)
Jumlah teknologi yang dimanfaatkan Penjelasan IKU:
1 Dokumen Pendampingan Teknis Pilot project Pupuk SRF kapasitas 10.000 ton/tahun di Bantaeng Sulawesi Selatan,
Program/Kegiatan Capaian Kinerja Outcome Bukti Pendukung PPT Industri Kimia Advokasi operasi pilot project
SRF 10.000 tpy
1. SURAT PERNYATAAN NO 982/05/XII/2015 PEMKAB BANTAENG
(1)
(2)
(3)
L a m p i r a n
(4)
L a m p i r a n
BERITA ACARA PEMANFAATAN KEGIATAN BPDP OLEH KEMENTERIAN PARIWISATA
(5)
(6)
L a m p i r a n
LAMPIRAN LAKIP TIRBR 2016
RENCANA AKSI PENETAPAN KINERJA KEDEPUTIAN TIRBR 2016 Tingkat Unit Organisasi/Eselon I BPPT
Unit Organisasi/Eselon I : Deputi Bidang Teknologi Industri Rancang Bangun dan Rekayasa Tahun Anggaran : 2016
NO SASARAN PROGRAM INDIKATOR KINERJA TARGET
1 2 3 4
1 Terwujudnya inovasi dan/atau teknologi pertahanan dan
keamanan untuk mendukung kemandirian indhan nasional.
Jumlah termanfaatkannya prototipe short range drone Alap-Alap
1
2 Terwujudnya inovasi dan/atau teknologi rekayasa industri
maritim untuk mendukung program tol laut.
Jumlah termanfaatkannya desain dan rekayasa infrastruktur pelabuhan
1
3 Terwujudnya inovasi dan/atau teknologi sistem dan
prasarana transportasi untuk mendukung konektivitas dan logistik.
Jumlah termanfaatkannya desain intelligent transportation system pada sistem transportasi perkotaan.
1
4 Terwujudnya inovasi dan/atau teknologi permesinan untuk
meningkatkan pemanfaatan sumberdaya alam.
Jumlah terkuasainya dan termanfaatkannya detail engineering design (DED) pabrik gula.
1
Jumlah Total Anggaran : Rp. 130.535.609.000,-