27
Desain Interior XO SUKI CUISIN. JL. Raya Sunset Road No: 85, Kuta-Bali. Pengantar Karya Tuga s Akhir
tinggi akan menimbulkan kesan luas dan mewah, sehingga untuk mengesankan hadirnya karakter mewah kebanyakan ruang makan di Thailand menggunakan
plafon tinggi. Pembentukan karakter mewah didukung pula dengan penggunaan warna emas, kuning dan coklat pada elemen pembentuk ruang maupun perabot
serta aksesoris yang ada di dalamnya. Warna – warna lain seperti merah dan
orange dipakai untuk warna perabot, sedangkan pada plafon banyak memainkan warna terang seperti emas dan kuning Chami, 2002:55-61. Dalam ruang
– ruang, ruang makan khususnya, banyak ditemukan penempatan perabot dengan bentuka n
dasar seperti lingkaran dan persegi memberi konsep formal ruang, juga didapati beberapa ornamen dalam bentuk ukiran bahkan ada yang berupa aksesoris lepas
Chami,2002:60. Dilanjutkan dengan penempatan ornamen tradisional Thailand sebagai aksesoris ruang akan membuat efek klasik pada ruangan tersebut, seperti
terlihat pada contoh gambar berikut ini:
2.2.4. 2. Karakteristik Elemen Pelengkap Pembentuk R uang dan Fasilitas Pendukung R uang Thailand
a. Mebel
Mebel pada restoran Thailand seringkali didominasi dengan perabotan berbentuk persegi dan lingkaran, Khususnya untuk meja makan
sehingga memberi konsep formal pada ruang. Chami,2002:60. Pada perabot biasanya ditemui ornamen dalam bentuk ukiran dan tidak menutup
Gambar 2.23. Ruang Tidur Santithani Hotel Thailand Gambar 2.24. Area Lobby Dinnerboat Thailand
Sumber : Foster, 1993
28
Desain Interior XO SUKI CUISIN. JL. Raya Sunset Road No: 85, Kuta-Bali. Pengantar Karya Tuga s Akhir
kemungkinan ornamen dalam wujud lain. Seperti penjelasan sebelumnya bahwa di Thailand ada tradisi makan malam khas Thailand yang sering
disebut “Khantok dinner” dan biasa dilakukan beramai-ramai bersama
keluarga dan kerabat di ruang tersebut di ruang yang disebut “kantokee”,
sepert terlihat pada gambar berikut :
b. Warna
Warna – warna lain seperti merah dan orange dipakai untuk warna
perabot, sedangkan pada plafon banyak memainkan warna terang seperti emas dan kuning Chami, 2002:55-61.
c. Ornamen.
1. Motif Gajah
Biasanya berfungsi sebagai ragam hias pada kerajinan dan tekstil khas Thailand. Motif ini memiliki makna horizontal. Menurut
kepercayaan Tradisional Thailand utara, tiap orang yang telah mampu melewati masa perubahan dalam taraf kehidupan, maka orang tersebut
pantas untuk dirayakan sebagai raja. Selain itu Gajah di Thailand juga menjadi lambing kendaraan perang dan juga dipercaya menjadi
kendaraan arwah raja yang sudah meninggal dalam menuju akhirat. Biasanya motif ini selalu disertai dengan gambar paying sebagai lambing
kebesaran dari penuggangnya. Biasanya motif ini berwarna emas , karena warna emas merupakan warna kerajaan Thailand yang melambangkan
kekayaan, kehormatan, dan kekuasaan.
Gambar 2.25. Penyajian dalam Khantok Dinner Gambar 2.26. Ruang Kantokee
Sumber : Foster, 1993 Sumber : Foster, 1993
29
Desain Interior XO SUKI CUISIN. JL. Raya Sunset Road No: 85, Kuta-Bali. Pengantar Karya Tuga s Akhir
2. Motif Ular Naga
Biasanya sering dijumpai pada ambang pintu, tempat tidur, penyekat ruang partisi serta benda
– benda lain yang dianggap suci. Motif ini mengandung makna Horisontal, karena ular naga dalam
kepercayaan umat Budha di Thailand, membantu melindungi umat dari segala mara bahaya yang ada di luar batas kemampuan manusia biasa.
3. Motif Gelombang
Merupakan ragam hias pada kain pakaian wanita – wanita
bengsawan khususnya di Thailand. Motif ini mengandung makna horizontal, berhubungan dengan status sosial dalam tingkatan
masyarakat setempat. Motif ini memiliki cirri – ciri berbentuk
gelombang dan berkesinambungan
Gambar 2.27. Motif Gajah Sumber: Cham i, 2002
Gambar 2.28. Motif Ular Naga Sumber: Cham i, 2002
Gambar 2.29. Motif Gelombang Sumber: Cham i, 2002
30
Desain Interior XO SUKI CUISIN. JL. Raya Sunset Road No: 85, Kuta-Bali. Pengantar Karya Tuga s Akhir
2.2.5
Karakteristik Ele men Pe mbentuk Ruang Bali
Dalam perkembangannya, pada jaman penjajahan Belanda di Indonesia khususnya di Bali, mulai dikenal pemakaian bahan-bahan bangunan yang baru seperti misalnya
pelestarian kapur pada bagian dinding, genteng pada bagian atap dan pasangan semen tegel pada bagian lantai.
Gelebet, 1982.
a. Lantai Pada bagian lantai umumnya masih memakai bahan tanah liat, terutama pada
bangunan dengan bentuk yang masih tradis ional. Pada beberapa rumah tinggal lantai bangunanbatur ada yang memakai pasangan bata merah dan batu padas
paras khususnya pada bagian dinding batur. Sendi tempat perletakan tiang saka dibuat dari batu kali dan batu padas, demikian pula halnya pada bagian tangga.
b. Dinding Dinding bangunan memakai bahan pasangan tanah liat terutama pada bangunan
rumah tinggal. Terkadang bagian dinding bangunan memakai bahan bata merah yang memang mudah di dapat kan di alam sekitar. Tiang saka merupakan struktur
pendukung dipakai dari bahan kayu intaran, demikian juga pada bagian bale-bale dan bagian-bagian struktur bangunan lainnya, seperti Sineb, Pemntang, Tugeh,
Sunduk dan lait.
Gambar 2.31. Lantai pada bangunan tradisional Bali Sumber : Dokum entasi Mahasiswa
Gambar 2.32. dinding pasangan bata dari tanah liat yang sangat m encirikan tradisional Bali Sumber : Dokum entasi Mahasiswa
31
Desain Interior XO SUKI CUISIN. JL. Raya Sunset Road No: 85, Kuta-Bali. Pengantar Karya Tuga s Akhir
c. Plafon Struktur rangka atap umumnya memakai bahan kayu dan batang kelapa seseh
pada bagian Pemade dan Pemucu, serta bambu pada bagian Iga-iga. Pada beberapa bangunan suci, bagian Iga-iga memakai bahan kayu. Bahan penutup atap
memaikai alang-alang belum dan daun kelapa kering pada bangunan rumah tinggal. Sedangkan pada bagian suci, penutup atap mempergunakan bahan ijuk.
d. Tata Nilai Ornamen Penempatan ornamen pada bangunan Tradisional Bali tetap memegang teguh
aturan-aturan yang berlaku. Pemakaian ornamen ini sesuai dengan simbolis yang ditampilkan dan ditempatkan sesuai dengan aturan yang ada di alam, seperti
misalnya : Karang Gajah pada bagian terbawah diikuti kemudian dengan Karang Batu, Karang Tapel, Karang Simbal, Karang Goak serta demikian pula
penempatan pepatran dan kekutusan.
Gambar 2.33. Konstruksi plafon bangunan suci tradisional Bali Sumber : Dokum entasi Mahasiswa
Gambar 2.34. Contoh bangunan Suci di Bali yang meniliki nilai ormam en sesuai dengan aturan yang ada di alam Sumber : Dokum entasi Mahasiswa
32
Desain Interior XO SUKI CUISIN. JL. Raya Sunset Road No: 85, Kuta-Bali. Pengantar Karya Tuga s Akhir
2.3. Studi Pustaka Lainnya