Kerangka Pikir TINJAUAN PUSTAKA

19 pengetahuan baru pula. Pendapat yang sama Trianto 2009: 12 menerangkan bahwa belajar efektif itu dimulai dari lingkungan belajar yang berpusat pada siswa. Penyediaan kesempatan belajar sendiri dan beraktivitas seluas-luasnya di- harapkan dapat membantu siswa dalam memahami materi yang sedang dipelajari. Selanjutnya menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia 2002: 584 efektif berarti ada efeknya akibatnya, pengaruhnya atau dapat membawa hasil, sedangkan efektivitas memiliki arti keadaan berpengaruh, hal berkesan, atau keberhasilan. Slameto, itas merupakan kesesuaian antara siswa Berdasarkan pendapat tersebut dapat dikatakan bahwa tingkat keberhasilan suatu pembelajaran dapat dilihat dari hasil belajar siswa yang diharapkan, karena hasil belajar dengan efektivitas pembelajaran selalu ber- banding lurus. Untuk mengetahui keefektifan mengajar menurut Trianto 2009: 20 dapat di- lakukan dengan memberikan tes, sebab hasil tes dapat dipakai untuk meng- evaluasi berbagai aspek proses pembelajaran. Hamalik 2008: 146 menyatakan pengertian hasil belajar sebagai berikut: ingkat keberhasilan murid dalam mempelajari materi pelajaran di pondok pesantren atau sekolah, yang dinyatakan dalam bentuk skor yang diperoleh dari hasil tes Berdasarkan uraian di atas efektivitas pembelajaran adalah tingkat keberhasilan proses pembelajaran untuk mencapai hasil belajar yang diharapkan, yang biasanya dilihat melalui hasil tes.

B. Kerangka Pikir

20 Model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation GI merupakan model pembelajaran kooperatif yang menitikberatkan proses pembelajaran pada peran aktif siswa, dari tahapan pertama sampai tahapan terakhir pembelajaran siswa diajak untuk berperan aktif dalam menyelenggarakan pembelajaran. Tahapan- tahapan pembelajaran model kooperatif tipe GI dimulai dari mengidentifikasi topik dan mengatur murid kedalam kelompok, dalam tahapan ini siswa mencari topik yang terkait dengan bahan ajar, membaginya dalam subtopik yang relevan dan membentuk kelompok berdasarkan ketertarikan pada subtopik tersebut, pada tahapan ini guru membantu dalam mengumpulkan informasi dan menjadi fasilitator pengaturan. Tahapan kedua adalah merencanakan tugas, pada tahapan ini siswa merencanakan apa, bagaimana, serta tujuan subtopik yang mereka pilih. Tahapan ketiga adalah melaksanakan investigasi, pada tahapan ini siswa di- fasilitasi oleh guru untuk mempelajari sendiri subtopik yang telah mereka pilih. Tahapan selanjutnya adalah menyiapkan laporan akhir, masih dipandu oleh guru siswa menyiapkan inti dari subtopik yang telah mereka pelajari untuk di- presentasikan, odalam tahapan ini pula siswa telah memilih perwakilan kelompoknya yang akan maju untuk menjadi presentator. Tahapan kelima adalah presentasi. Dan yang terakhir adalah evaluasi, yaitu tahap dimana siswa mem- berikan umpan balik terhadap presentasi, serta dilanjutkan dengan penyimpulan subtopik bersama dengan guru dan seluruh kelas. Dari tahapan-tahapan tersebut dapat dilihat bahwa aktivitas belajar siswa sangat ditonjolkan dan hasil belajar siswa pun dapat ditingkatkan dengan siswa yang telah memahami topik atau materi pembelajaran secara individual. Pembelajaran konvensional merupakan pembelajaran yang berpusat pada guru. Tahapan pembelajaran konvensioanl dimulai dengan motivasi dan apersepsi 21 dalam tahapan ini siswa dibuka pengetahuan awalnya mengenai materi yang akan diberikan, dari sini guru dapat melihat sejauh mana kesiapan siswa untuk menerima materi berkenaan dengan pengetahuan awal siswa tentang materi. Selanjutnya guru menyampaikan tujuan pembelajaran, untuk membuka pandangan siswa tentang materi yang akan diberikan secara garis besar, setelah itu guru mulai memberikan materi pada siswa. Untuk melihat sejauh mana siswa memahami materi yang telah diajarkan siswa diberikan kesempatan untuk ber- tanya jika ada materi yang belum dipahami, tahapan ini adalah tahapan tanya jawab. Setelah itu siswa diberikan kesempatan untuk mencatat, jika ada materi pelajaran yang penting dari penjelasan guru, termasuk hasil tanya jawab siswa dan guru. Tahapan selanjutnya adalah siswa diberikan latihan individual, untuk kemudian perwakilan siswa maju untuk mengerjakan didepan kelas, pada tahapan ini pemahaman siswa terhadap materi dapat mulai dilihat. Kemudian siswa di- berikan kesempatan bertanya tentang soal atau materi kembali untuk kemudian dijawab oleh guru, yang terakhir adalah penguatan materi, hal ini dilakukan guru untuk memberikan penegasan dari materi yang baru saja diberikan. Dari uraian tahapan pembelajaran di atas dapat dilihat bahwa dalam model pem- belajaran kooperatif tipe Group Investigation GI, aktivitas siswa lebih dominan dibandingkan aktivitas guru, mulai dari tahap perencanaan sampai evaluasi, sedangkan pada pembelajaran konvensional aktivitas pembelajaran lebih di- dominasi oleh guru, terutama pada saat mempelajari materi. Dari tingginya aktivitas belajar siswa pada model pembelajaran kooperatif tipe GI siswa dapat memaksimalkan hasil belajarnya dibandingkan pembelajaran konvensional, karena siswa mencari dan memahami sendiri materi yang didapatnya, selain itu presentasi dari teman sebaya biasanya lebih efektif untuk dimengerti dibanding- 22 kan bahasa formal yang sering dipakai guru seperti pada pembelajaran konvensional.

C. Anggapan Dasar

Dokumen yang terkait

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA (Studi pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 3 Natar Semester Genap Tahun Pelajaran 2011/2012)

1 6 46

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION DITINJAU DARI PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA (Studi Pada Siswa Kelas X SMA Swadhipa Natar Semester Genap Tahun Pelajaran 2011/2012)

0 30 63

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY DITINJAU DARI HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA (Studi pada Siswa Kelas VII SMP Muhammadiyah 3 Bandar Lampung Semester Genap Tahun Pelajaran 2011/2012)

1 20 55

EFEKTIVITAS MODEL GROUP INVESTIGATION DITINJAU DARI AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA (Studi pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 8 Bandar Lampung Semester Genap Tahun Pelajaran 2011/2012)

0 14 56

EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY DITINJAU DARI AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA (Studi pada Siswa Kelas VIII Semester Genap SMP N 1 Ambarawa Tahun Pelajaran 2011/2012)

0 3 31

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DITINJAU DARI AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA (Studi pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 28 Bandar Lampung Semester Genap Tahun Pelajaran 2011/2012)

0 4 66

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) DITINJAU DARI HASIL BELAJAR DAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA (Studi Pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Negeri 9 Metro Tahun Pelajaran 2011/2012)

0 15 54

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DITINJAU DARI AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR (Studi pada siswa kelas VII SMP Negeri 10 Bandar Lampung Semester Genap Tahun Pelajaran 2011/2012)

0 3 53

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT BERBANTUAN ICT TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA (Studi Pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Negeri 5 Metro Tahun Pelajaran 2011/2012)

0 10 67

EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) DITINJAU DARI HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA (Studi pada Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 8 Bandar Lampung Semester Genap Tahun Pelajaran 2012/2013)

0 14 48