Kerangka Pikir STUDI KASUS KESULITAN SISWA KELAS VIII A SMP NEGERI 2 KALASAN TAHUN AJARAN 2015/2016 DALAM MENYELESAIKAN MASALAH ALJABAR YANG BERKAITAN DENGAN PEMFAKTORAN.

36 masalah aljabar yang berkaitan dengan konsep dan prinsip pemfaktoran bentuk aljabar serta penyebab kesulitan dari diri siswa.

C. Kerangka Pikir

Aljabar merupakan salah satu materi yang harus dipelajari siswa dalam pembelajaran matematika. Mempelajari aljabar berarti mempelajari objek matematika yang berupa fakta, konsep, keterampilan, dan prinsip. Konsep dan prinsip matematika disusun secara berjenjang dari yang sederhana ke yang rumit dan disesuaikan dengan jenjang pendidikan yang ditempuh. Apabila siswa tidak mampu memahami konsep dan prinsip dari suatu materi maka dimungkinkan siswa akan mengalami kesulitan dalam mempelajari materi matematika berikutnya. Materi aljabar di kelas VIII SMP mencakup memahami bentuk aljabar, relasi, fungsi, dan persamaan garis; serta memahami sistem persamaan linear dua variabel dan menggunakannya dalam pemecahan masalah. Pada materi memahami bentuk aljabar terdapat pokok bahasan pemfaktoran bentuk aljabar. Pemfaktoran bentuk aljabar termasuk materi dasar karena dipelajari setelah materi operasi hitung bentuk aljabar. Seharusnya, siswa dapat mempelajari materi pemfaktoran bentuk aljabar dengan baik karena ada kesamaan dengan materi operasi hitung bentuk aljabar. Akan tetapi, ditemukan beberapa siswa kelas VIII A di SMP Negeri 2 Kalasan tahun ajaran 20152016 yang mengalami kesulitan dalam mempelajari pemfaktoran bentuk aljabar. Hal ini didasarkan dari hasil 37 ulangan harian siswa kelas VIII A SMP Negeri 2 Kalasan tahun ajaran 20152016 pada materi pemfaktoran bentuk aljabar, terdapat 15 siswa yang belum mencapai KKM. Selain itu, dari hasil wawancara dengan guru matematika kelas VIII di SMP Negeri 2 Kalasan, guru menyatakan bahwa selalu ditemui siswa yang belum tuntas dalam menyelesaikan masalah aljabar yang berkaitan dengan pemfaktoran dari tahun ke tahun. Meskipun demikian, selama ini belum ada upaya dari guru untuk menelusuri letak kesulitan dan penyebab kesulitan siswa dalam menyelesaikan masalah aljabar yang berkaitan dengan pemfaktoran. Hal ini menunjukkan terjadi suatu kasus, yaitu terdapat siswa yang mengalami kesulitan dalam menyelesaikan masalah aljabar yang berkaitan dengan pemfaktoran tetapi belum ditelusuri letak kesulitan dan penyebabnya. Studi kasus merupakan salah satu strategi penelitian yang dapat digunakan untuk mendiagnosis kesulitan siswa dan penyebab kesulitan dalam menyelesaikan masalah aljabar yang berkaitan dengan pemfaktoran. Studi kasus menekankan pada penyelidikan suatu kasus secara memdalam dengan pemberian pertanyaan “bagaimana” dan “mengapa” sehingga memungkinkan peneliti untuk menelusuri letak kesulitan siswa dan penyebab kesulitan dalam menyelesaikan masalah aljabar yang berkaitan dengan pemfaktoran dari jawaban yang diberikan siswa. Studi kasus juga memberikan sedikit peluang bagi peneliti untuk mengontrol peristiwa yang diteliti sehingga penelitian yang dilakukan valid dan dapat dipertanggungjawabkan. 38 Berdasarkan diagnosis kesulitan penggunaan konsep dan prinsip yang dikemukakan Cooney, peneliti hanya menggunakan beberapa indikator diagnosis dalam penelitian ini. Diagnosis kesulitan penggunaan konsep yang digunakan, yaitu 1 menandai, mengungkapkan dengan kata- kata, dan mendefinisikan konsep; 5 mengidentifikasikan sifat-sifat dari konsep yang diberikan dan mengenali kondisi syarat yang ditentukan suatu konsep. Diagnosis kesulitan penggunaan prinsip yang digunakan, yaitu 1 mengenali penggunaan prinsip; 3 menggunakan prinsip secara benar dan tepat; 4 mengenali prinsip yang benar dan tidak benar. Hal ini disebabkan peneliti harus menyesuaikan dengan pembelajaran matematika yang dilakukan guru dan soal rutin yang ada di sekolah. Diagnosis kesulitan penggunaan konsep yang tidak digunakan, yaitu 2 mengidentifikasikan contoh dan bukan contoh, karena guru memulai pembelajaran pemfaktoran bentuk aljabar dari bentuk umum tanpa dikenalkan contoh dan bukan contoh terlebih dahulu; 3 menggunakan model, gambar, dan simbol untuk merepresentasikan konsep, karena guru mengajarkan materi pemfaktoran bentuk aljabar hanya dengan lambangsimbol tanpa menggunakan model atau gambar; 4 menerjemahkan satu konsep ke konsep lain, karena guru belum mengaitkan materi pemfaktoran bentuk aljabar dengan masalah sehari- hari; 6 membandingkan dan menegaskan konsep-konsep, karena guru belum mengarahkan siswa untuk membandingkan operasi hitung bentuk aljabar dengan pemfaktoran bentuk aljabar. Diagnosis kesulitan 39 penggunaan prinsip yang tidak digunakan, yaitu 2 memberikan alasan pada langkah-langkah penggunaan prinsip, karena hal tersebut masih asing dan jarang dilakukan siswa saat menyelesaikan suatu masalah; 5 menggeneralisasikan prinsip baru dan memodifikasi suatu prinsip, karena hal tersebut kurang sesuai dengan tahap perkembangan kognitif siswa SMP; 6 mengapresiasikan peran prinsip-prinsip dalam matematika, karena guru belum mengaitkan peran pemfaktoran bentuk aljabar dengan kehidupan sehari-hari selama pembelajaran. Berdasarkan alasan inilah, peneliti memandang perlu melakukan penelitian studi kasus untuk mengetahui kesulitan siswa dan penyebab kesulitan dari diri siswa dalam menyelesaikan masalah aljabar yang berkaitan dengan pemfaktoran. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh data kualitatif yang digunakan untuk menelusuri jenis dan penyebab kesulitan dari diri siswa kelas VIII A SMP Negeri 2 Kalasan tahun ajaran 20152016 dalam menyelesaikan masalah aljabar yang berkaitan dengan pemfaktoran. Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan oleh guru untuk mengetahui letak kesulitan siswa dan penyebabnya sehingga dapat dilakukan upaya perbaikan atau pemecahannya. 40 BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan strategi penelitian studi kasus. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan jenis-jenis kesulitan siswa dalam menyelesaikan masalah aljabar yang berkaitan dengan pemfaktoran dan penyebab kesulitan dari diri siswa. Jenis-jenis kesulitan yang dimaksud adalah kesulitan dalam penggunaan konsep dan prinsip, sedangkan penyebab kesulitan yang dimaksud adalah faktor yang berasal dari dalam diri siswa intern dan faktor yang berasal dari luar diri siswa ekstern.

B. Subjek Penelitian