28 2
Lingkungan Sekolah Sekolah
merupakan lingkungan
pendidikan yang
mengembangkan dan meneruskan pendidikan anak agar dapat menjadi insan yang cerdas, terampil, dan memiliki kepribadian
yang  baik  Dwi  Siswoyo  dkk,  2011:  149.  Sekolah  yang memiliki  guru  yang  berkualitas,  sarana  dan  prasarana
pembelajaran  yang  lengkap,  dan  ruang  belajar  yang  nyaman dapat mendukung kegiatan pembelajaran.
6. Strategi Penelitian Studi Kasus
Dalam  penelitian  ini,  peneliti  menggunakan  jenis  penelitian kualitatif  karena  peneliti  bermaksud  menelusuri  jenis  dan  penyebab
kesulitan  siswa  dalam  menyelesaikan  masalah  aljabar  yang  berkaitan dengan pemfaktoran secara mendalam dan menyeluruh. Menurut Lexy
J.  Moleong  2007,  6,  penelitian  kualitatif  adalah  penelitian  yang bertujuan  untuk  memahami  peristiwa  yang  dialami  subjek  penelitian
perilaku,  motivasi,  tindakan,  dll  secara  mendalam  dengan  cara dideskripsikan  dengan  kata-kata.  Nana  Sudjana  2001,  200,  juga
menambahkan  bahwa  penelitian  kualitatif  dimulai  berdasarkan lingkungan  alami  bukan  pada  teori  yang  disiapkan  sebelumnya
sehingga peneliti harus mengamati keseluruhan peristiwa yang diteliti secara utuh untuk memperoleh fokus penelitian.
Studi  kasus  merupakan  salah  satu  strategi  penelitian  dalam penelitian kualitatif.
“Case study is a strategy to explore perceptions
29 and  experiences  of  teachers  an
d  students”  Watson,  2016:  115. Menurut Yin 2012, 13-15, studi kasus merupakan strategi penelitian
untuk  memahami  suatu  kasus  secara  mendalam  dengan  pemberian pertanyaan
“bagaimana” dan “mengapa” melalui wawancara sehingga peneliti  hanya  memiliki  sedikit  peluang  untuk  mengontrol  subjek
penelitian. “Case studies are widely used for examine new or complex
situation  in  an  integrated  way,  revealing  the  existing  problems systematically,  and  developing  services  for  situation  of  those
problems”  Ozguc,  2015:  806.  Berdasarkan  uraian  tersebut,  studi kasus  yang  dimaksud  dalam  penelitian  ini  bertujuan  untuk
mendapatkan informasi  yang lebih lengkap dan  mendalam dari kasus yang  dipelajari  dan  tidak  bertujuan  untuk  mendapatkan  generalisasi.
Noeng  Muhadjir  2000,  55  juga  menambahkan  bahwa  studi  kasus bertujuan  untuk  mencari  kebenaran  ilmiah  sehingga  pertimbangan
penarikan  kesimpulan  didasarkan  pada  ketajaman  peneliti  dalam melihat kecenderungan pola-pola yang sejenis.
Strategi  penelitian  studi  kasus  memiliki  empat  tipe  desain, yaitu  desain  kasus  tunggal  holistik,  desain  kasus  tunggal  terjalin,
desain  multikasus  holistik, dan desain  multikasus terjalin  Yin,  2012: 46.  Studi  kasus  holistik  mengkaji  peristiwa  sebagai  satu  kesatuan
unit,  sedangkan  studi  kasus  terjalin  mengkaji  peristiwa  sebagai  unit- unit  yang  terpisah.  Dalam  penelitian  ini,  digunakan  desain  kasus
tunggal holistik karena menekankan pada satu kasus yang perlu dikaji
30 secara  menyeluruh  sebagai  satu  kesatuan  unit.  Menurut  Sri  Yona
2006:  77,  terdapat  beberapa  langkah  dalam  mendesain  studi  kasus, yaitu  menentukan  masalahkasus  yang  akan  dikaji,  menentukan
instumen  penelitian,  menentukan  teknik  pengumpulan  data,  dan menentukan teknik analisis data, serta terakhir menyusun laporan.
Dalam  penelitian  ini,  kasus  yang  dikaji,  yaitu  siswa  yang mengalami  kesulitan  dalam  menyelesaikan  masalah  aljabar  yang
berkaitan dengan pemfaktoran. Selanjutnya, instrumen penelitian yang digunakan  mengacu  pada  instumen  penelitian  kualitatif.  Instrumen
yang  digunakan  lebih  ditekankan  pada  aspek  validitas  Sugiyono, 2011:  268.  Menurut  Lexy  J.  Moleong  2007,  9,  pada  penelitian
kualitatif  peneliti  merupakan  instrumen  pengumpul  data  utama. Peneliti bertindak sebagai  human instrument  yang terjun  ke lapangan
untuk menentukan
fokus penelitian,
mengumpulkan data,
menganalisis  data,  dan  membuat  kesimpulan  Sugiyono,  2012:  306. Hal ini disebabkan jika memanfaatkan instumen yang bukan manusia,
maka sangat  sulit  bahkan tidak mungkin  dapat  menyesuaikan dengan keadaan atau kenyataan yang ada di lapangan.
Dalam  penelitian  ini,  peneliti  menggunakan  sampel  bertujuan purposive  sample.  Sampel  bertujuan  purposive  sample  adalah
teknik  penentuan  sampel  dengan  pertimbangan  tertentu  yang ditetapkan  oleh  peneliti  Sugiyono,  2012:  126.  Sampel  ini
dimaksudkan untuk mengarahkan pada pemahaman secara mendalam.
31 Selanjutnya, peneliti merancang tes formatif untuk menentukan subjek
penelitian.  Tes  formatif  yang  dirancang  terdiri  dari  soal  isian  singkat dan  soal  uraian.  Menurut  Ali  Hamzah  2014:  40-41,  soal  isian
merupakan  soal  dengan  kalimat  yang  belum  selesai  atau  tidak lengkap. Soal ini sesuai untuk mengukur kemampuan siswa dalam hal
pengetahuan,  pemahaman,  dan  penerapan  konsep  sederhana. Selanjutnya, menurut  Ali  Hamzah 2014:  42, soal  uraian merupakan
soal  yang  menuntut  siswa  untuk  menguraikan  langkah-langkah penyelesaian soal. Soal ini memberikan kesempatan pada siswa untuk
mengemukakan ide atau gagasan dengan kata-katanya sendiri. Soal ini sesuai  untuk  mengukur  penguasaan  konsep  dan  prinsip  dari  suatu
materi. Menurut  Sugiyono  2011:  268,  dalam  penelitian  kualitatif,
untuk  mendapatkan  data  yang  valid  dan  reliabel  yang  dicek  adalah datanya.  Untuk  mengecek  kevalidan  data,  peneliti  menggunakan
teknik  pemeriksaan  keabsahan  data  dengan  langkah-langkah  sebagai berikut Sugiyono, 2011: 270.
a. Uji kredibilitas validitas internal
Uji  kredibilitas  dapat  dilakukan  dengan  cara  memperpanjang pengamatan,
meningkatkan ketekunan
dalam penelitian,
triangulasi data, diskusi teman sejawat, analisis kasus negatif, dan membercheck.
32 b.
Uji transferabilitas validitas eksternal Uji  transferabilitas  dapat  dilakukan  dengan  cara  menjamin  hasil
penelitian dapat digeneralisasikan terhadap masalah yang lain. c.
Uji dependabilitas reliabilitas Uji  dependabilitas  dapat  dilakukan  dengan  cara  mengaudit  atau
mengecek kembali pelaksanaan penelitian yang dilakukan melalui kontrol dari dosen pembimbing.
d. Uji konfirmabilitas objektivitas
Uji  konfirmabilitas  dapat  dilakukan  dengan  cara  mengaudit  atau mengecek  kembali  data  hasil  penelitian  dengan  proses  penelitian
yang dilakukan melalui kontrol dari dosen pembimbing. Selanjutnya, analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
teknik  analisis  data  deskriptif  kualitatif  model  Miles  dan  Huberman Sugiyono, 2012: 334-343 dengan tahapan-tahapan sebagai berikut.
a. Reduksi data
Data  yang  diperoleh  dari  lapangan  jumlahnya  cukup  banyak sehingga perlu dilakukan analisis data melalui reduksi. Pada tahap
ini,  peneliti  merangkum,  memilih  hal-hal  yang  pokok, memfokuskan  pada  hal-hal  yang  penting,  dan  menentukan  pola
dari  data  yang  diperoleh.  Data  yang  telah  direduksi  ini  dapat memberikan  gambaran  yang  jelas  mengenai  hal-hal  yang
menarik.  Data  ini  dapat  digunakan  untuk  menentukan  fokus penelitian.
33 b.
Penyajian data Pada  tahap  ini,  peneliti  menyajikan  data  dalam  bentuk  uraian
narasi dan disusun dalam bentuk tabel. Data yang telah disajikan ini  dapat  memudahkan  untuk  memahami  peristiwa  yang  terjadi.
Data  ini  dapat  digunakan  untuk  menelusuri  letak  kesulitan  siswa dalam  menyelesaikan  masalah  aljabar  yang  berkaitan  dengan
pemfaktoran dan penyebab kesulitan ditunjau dari diri siswa. c.
Penarikan kesimpulan Pada  tahap  ini,  peneliti  membuat  kesimpulan  dari  data  yang
diperoleh.  Kesimpulan  yang  didukung  dengan  data  yang  valid merupakan  kesimpulan  yang  dapat  dipercaya  dan  dapat
dipertanggungjawabkan. Kesimpulan ini merupakan temuan baru yang  sebelumnya  belum  pernah  ada  atau  belum  tuntas  dibahas.
Temuan  ini  dapat  berupa  deskripsigambaran  objek  yang sebelumnya  masih  belum  jelas,  dapat  berupa  hubungan
kausalinteraktif, dan dapat berupa hipotesisteori.
B. Penelitian yang Relevan