11
perburuan bagi organisme yang hidup di zone afotik dan juga organisme yang hidup di zone fotik.
3. Perairan Telaga
Berdasarkan proses secara umum, telaga terbentuk secara alamiah karena peristiwa vulkanik dan tektonik. Di daerah karst, telaga terbentuk
karena topografi daerah karst yang secara alamiah terdapat cekungan sehingga akan tergenang air ketika musim penghujan. Berdasarkan
pengamatan terhadap keberadaan airnya, terdapat tiga tipe telaga di daerah karst Gunungkidul yaitu telaga permanen, semi permanen dan
telaga temporal. Telaga permanen adalah telaga yang memiliki volume air cukup besar dan tidak pernah kering meskipun kemarau panjang.
Telaga semi permanen pada musim kemarau panjang airnya kering, sedangkan telaga temporal adalah telaga yang airnya hanya ditemukan
pada saat musim penghujan saja Nurul, R.A. 2012: 10. Ekosistem telaga di kabupaten Gunungkidul pada awalnya adalah
ekosistem yang miskin hara. Hal ini dikarenakan substrat dasar berbatu kapur sehingga lambat dalam proses pelapukan secara alamiah. Namun
dalam perjalanannya karena intensitas pemakaian oleh manusia yang begitu besar pengayaan bahan organik menjadi berlangsung lebih cepat
Rina, Ahadiati. 2012: 10. Kabupaten Gunungkidul terdiri dari 18 kecamatan dan 144 desa,
yang secara keseluruhan memiliki telaga sebanyak 282. Telaga paling banyak dijumpai pada wilayah bagian selatan yang meliputi kecamatan
12
Tepus, Tanjungsari, Panggang, Purwosari, Paliyan, Saptosari, Rongkop, Girisubo, Semanu bagian selatan dan Ponjong. Pada saat musim kemarau
panjang hanya sekitar 30 dari total telaga yang masih terisi air. Dari 30 telaga permanen tersebut hampir semua dalam kondisi tercemar baik
biologis maupun tercemar kimiawi. Pencemaran biologis umumnya terjadi karena pembusukan sampah organik dan hewan ternak saat
dimandikan. Pencemaran kimiawi terjadi akibat penggunaan detergen saat mencuci pakaian, sabun dan sampah, serta pupuk anorganik yang
terlarut oleh air hujan dari aktivitas pertanian di sekitar telaga Langgeng,W.S. 2008: 8.
Salah satu telaga yang ada di Gunungkidul adalah Telaga Bromo. Telaga Bromo terletak di perbatasan desa Kepek, kecamatan Saptosari
dengan desa Karangasem, kecamatan Paliyan,kabupaten Gunungkidul. Telaga ini tidak memiliki masukan air selain dari air hujan sehingga
perubahan dapat terjadi karena musim. Ketiadaan aliran permukaan menyebabkan telaga dan mata air menjadi sumber air yang sangat penting
di kawasan karst. Ketersediaan air telaga khususnya pada musim kemarau sangatlah penting untuk memenuhi kebutuhan air di kawasan karst
Gunungsewu kabupaten
Gunungkidul. Masyarakat
setempat memanfaatkan Telaga Bromo untuk
mandi, mencuci pakaian dan memancing sehingga dapat menimbulkan pencemaran air telaga.
Pencemaran kimiawi terjadi akibat penggunaan pakan ikan buatan dan
13
sabun yang digunakan untuk mandi maupun mencuci. Telaga Bromo tidak mengering saat musim kemarau tetapi jumlah airnya berkurang.
4. Plankton
Plankton adalah organisme baik hewan maupun tumbuhan yang hidup mengapung, mengambang,atau melayang di dalam air yang
pergerakannya sangat terbatas sehingga selalu terbawa hanyut oleh arus air Davis, 1955: 2 dalam Mohammad Faiz, 2012: 6.
Plankton berbeda dengan nekton yang merupakan hewan mampu berenang secara aktif tidak bergantung pada arus air. Berbeda pula
dengan bentos yang merupakan organisme yang hidupnya melekat, menancap, merayap, atau meliang di dasar perairan. Individu tumbuhan,
hewan atau bakteri dalam komunitas plankton disebut plankter Cole.1994: 58.
Menurut Nybakken 1992: 36 plankton dapat dibedakan berdasarkan ukuran, penggolongan ini tidak membedakan antara
fitoplankton ataupun zooplankton. Golongan ini terdiri atas: a. Megaloplankton yaitu plankton yang berukuran 2 mm.
b. Makroplankton yaitu plankton yang berukuran antara 0,2-2,0 mm. c. Mikroplankton yaitu plankton yang berukuran antara 20-200 μ m.
d. Nanoplankton yaitu plankton yang berukuran antara 2 μ m-20 μ m. e. Ultra plankton yaiu plankton yang berukuran 2 μ m
Secara fungsional, plankton dapat dibedakan menjadi dua golongan utama, yaitu fitoplankton dan zooplankton Nontji. 2006: 5.
14
Fitoplankton adalah plankton yang memiliki klorofil sehingga dapat melakukan fotosintesis. Fitoplankton sangat penting kedudukannya dalam
ekosistem perairan karena fungsinya sebagai produsen primer Sulawesti dan Yustiawati. 2007: 86. Kelompok fitoplankton yang mendominasi
perairan tawar umumnya terdiri dari diatom, chlorophyta dan cyanophyta Barus.2004: 26.
Komposisi dan kelimpahan fitoplankton akan berubah pada berbagai tingkatan sebagai respons terhadap berbagai perubahan-
perubahan kondisi lingkungan baik fisik, kimia maupun biologi. Faktor penunjang pertumbuhan fitoplankton sangat kompleks dan saling
berinteraksi antara parameter fisik-kimia seperti intensitas cahaya, oksigen terlarut, stratifikasi suhu dan ketersediaan unsur hara nitrat
maupun fosfat sedangkan aspek biologi adalah adanya aktivitas pemangsaan oleh hewan, mortalitas alami dan dekomposisi Goldman
Horne,1983: 216 dalam Mohammad Faiz, 2012: 7. Plankton dari jenis fitoplankton hanya dapat hidup dengan baik di
tempat-tempat yang mempunyai sinar matahari yang cukup. Akibatnya penyebaran fitoplankton besar pada lapisan permukaan laut saja. Keadaan
yang demikian memungkinkan untuk terjadinya proses fotosintesis. Suhu yang dapat ditolerir oleh organisme pada suatu perairan berkisar antara
20-30ºC. Suhu yang sesuai dengan fitoplankton berkisar antara 25-30ºC sedangkan suhu untuk pertumbuhan dari zooplankton berkisar antara 15-
35ºC. Selain itu, penetrasi cahaya merupakan faktor pembatas bagi