28
jumlah individu yang menyusun suatu komunitas. Tingginya keanekaragaman menjaga keseimbangan terhadap kejadian yang
merusak ekosistem.
7. Faktor Fisik yang Mempengaruhi Kehidupan Plankton
a. Suhu Kedalaman telaga yang cukup tinggi mengakibatkan
terbentuknya zonase berdasarkan kedalaman. Suhu air akan menurun dengan meningkatnya kedalaman, sampai batas zone
fotik dan setelah itu suhu relatif stabil. Pada zone mesofotik terjadi penurunan suhu yang sangat drastis, wilayah ini dikenal sebagai
termoklin.Suhu pada ekosistem perairan berfluktuasi baik harian maupun tahunan, terutama mengikuti pola temperatur udara
lingkungan sekitarnya, intensitas cahaya matahari, letak geografis, penaungan dan kondisi internal perairan itu sendiri seperti
kekeruhan, kedalaman, kecepatan arus dan timbunan bahan organik di dasar perairan. Suhu memiliki peranan yang sangat
penting terhadap kehidupan di dalam air. Kelarutan berbagai jenis gas dalam air serta semua aktivitas biologis di dalam perairan
sangat dipengaruhi oleh suhu. Sebagaimana diketahui bahwa meningkatnya suhu sebesar 10
o
C akan meningkatkan laju metabolisme sebesar 2-3 kali lipat. Meningkatnya laju metabolisme
akan menyebabkan kebutuhan oksigen meningkat, sementara di lain pihak, naiknya temperatur akan menyebabkan kelarutan
29
oksigen dalam air menurun. Fenomena ini akan menyebabkan organisme air mengalami kesulitan untuk respirasi Satino. 2010 :
10 b.
Kekeruhan air turbiditas Kekeruhan disebabkan oleh adanya materi organik dan
anorganik yang tersuspensi dan terlarut serta organisme mikroskopik. Korelasi antara kekeruhan dengan besarnya
konsentrasi materi terlarut sulit diketahui karena ukuran, bentuk dan indeks refraktif dari partikel terlarut
mempengaruhi penyebaran cahaya yang masuk Greenberg, dkk. 1992: 26.
Kekeruhan mempengaruhi penetrasi cahaya matahari di dalam suatu perairan. Penetrasi cahaya matahari akan berkurang bahkan
tidak dapat menembus dasar perairan jika konsentrasi bahan tersuspensi atau zat terlarut tinggi Floder, dkk. 2002: 395-396.
c. Kedalaman Kedalaman perairan berperan penting terhadap kehidupan
biota pada ekosistem tersebut. Semakin dalam perairan maka terdapat zone yang masing-masing memiliki kekhasan tertentu,
seperti suhu, kelarutan gas-gas dalam air, kecepatan arus, penetrasi cahaya matahari dan tekanan hidrostatik. Perubahan faktor - faktor
fisik dan kimiawi perairan akibat perubahan kedalaman akan menyebabkan respon yang berbeda biota di dalamnya. Satino.
2010 : 13.
30
d. Intensitas Cahaya Faktor cahaya matahari yang masuk ke dalam air akan
mempengaruhi sifat-sifat optis dari air. Sebagian cahaya matahari tersebut akan diabsorbsi dan sebagian lagi akan dipantulkan ke luar
permukaan air dengan terbentuknya kedalaman lapisan air intensitas cahaya tersebut akan mengalami perubahan signifikan
baik secara kualitatif maupun kuantitatif Barus. 2004: 43. Di perairan yang dalam,penetrasi cahaya matahari tidak
sampai ke dasar karena itu suhu di dasar perairan yang dalam lebih rendah dibandingkan dengan suhu di dasar perairan dangkal.
Jumlah radiasi yang mencapai permukaan air sangat dipengaruhi oleh awan, ketinggian dari permukaan laut altitude, letak
geografis dan musim. Penetrasi cahaya ke dalam air sangat dipengaruhi oleh intensitas dan sudut datang cahaya, kondisi
permukaan air serta bahan-bahan yang terlarut dan tersuspensi di dalam air Sofyan, Adhi. 2009: 27.
8. Faktor Kimia yang Mempengaruhi Kehidupan Plankton
a. pH Setiap spesies memiliki kisaran toleransi yang berbeda
terhadap pH. Nilai pH yang ideal bagi organisme akuatik termasuk plankton umumnya berkisar antara 7-8,5. Kondisi perairan yang
sangat asam maupun sangat basa akan membahayakan
kelangsungan hidup organisme karena akan menyebabkan
31
terjadinya gangguan metabolisme dan respirasi. Di samping itu, pH yang sangat rendah akan menyebabkan mobilitas berbagai senyawa
logam berat yang bersifat toksik semakin tinggi yang tentunya akan mengancam kelangsungan hidup organisme akuatik.
Sementara pH yang tinggi akan menyebabkan keseimbangan antara amonium dan amoniak dalam air akan terganggu, dimana
kenaikan pH diatas normal akan meningkatkan konsentrasi amoniak yang juga bersifat sangat toksik bagi organisme Barus.
2004: 62. b. Oksigen Terlarut atau Dissolved Oxygen DO
Oksigen Terlarut atau dissolved oxygen DO merupakan oksigen yang terlarut di dalam suatu perairan. Oksigen hilang
dalam perairan secara alami oleh respirasi organisme akuatik, penguraian bahan organik, aliran masuk bawah tanah yang miskin
oksigen dan aliran suhu. Tanpa oksigen, penguraian bahan organik akan berlangsung secara anaerob dan akan meninggalkan karbon
dioksida, metana, hidrogen sulfida dan senyawa organik sulfur yang bau. Oksigen terlarut dalam ekosistem perairan utamanya
berasal dari proses fotosintesis tumbuhan air dan fitoplankton. Kecepatan difusi oksigen di dalam suatu perairan tidak terlepas
dari faktor-faktor lainnya seperti suhu, kekeruhan dan pergerakan massa air. Konsentrasi oksigen terlarut yang optimal dalam