Desain Penelitian Populasi dan Sampel
40
4. Memasukkan air saringan dari botol penampung plankton net ke dalam botol filmbotol flacon.
5. Memberi gliserin sebanyak 10 tetes ke dalam botol flacon tersebut. 6. Menyimpan air sampel tersebut dalam termos yang telah diisi es
batu. 7. Mengulang langkah 1-6 sebanyak 5 kali.
8. Mengulangi cara di atas pada pengambilan air di stasiun yang berbeda.
c. Pengukuran kondisi fisik perairan meliputi: 1 Intensitas Cahaya
Pengukuran intensitas
cahaya dilakukan
dengan mengaktifkan lux meter kemudian mengatur skala yang diinginkan
terdiri dari skala A ... lux, B … x 10 lux dan C … x 100 lux. Mengarahkan lux meter kearah cahaya matahari. Mencatat angka
yang tertera dalam lux meter. 2
Kekeruhan Pengukuran kekeruhan dilakukan dengan mencuci ujung
turbidimeter menggunakan akuades. Kemudian ujung turbidimeter dimasukkan dalam air telaga hingga angka di skala turbiditasnya
konstan. 3 Kedalaman
Kedalaman air diukur dengan menggunakan tali yang dibuat simpul setiap 50 cm. Ujung tali diberi pemberat berupa batu.
41
Pengukuran dilakukan dengan cara menurunkan tali ke dalam tiap titik pengamatan sampai batu mencapai bagian dasar telaga
kemudian dicatat kedalamannya. 4 Suhu
Pengukuran suhu dilakukan dengan mencuci ujung termometer menggunakan akuades. Kemudian ujung termometer
dimasukkan dalam air telaga hingga angka di skala suhu konstan. d. Pengukuran kondisi kimiawi perairan Telaga Bromo
1 pH Pengukuran pH dilakukan dengan mencuci ujung pH meter
menggunakan akuades. Kemudian ujung pH meter dimasukkan dalam air telaga hingga angka di skala pH konstan..
2 Pengukuran nilai DO, BOD, COD, Nitrat, Fosfat, Sulfat dan Kalsium
Sampel air diambil dan dimasukkan ke dalam botol steril kemudian dibawa ke BLK untuk diukur nilainya.