Faktor Fisik yang Mempengaruhi Kehidupan Plankton
                                                                                31
terjadinya gangguan metabolisme dan respirasi. Di samping itu, pH yang sangat rendah akan menyebabkan mobilitas berbagai senyawa
logam  berat  yang  bersifat  toksik  semakin  tinggi  yang  tentunya akan  mengancam  kelangsungan  hidup  organisme  akuatik.
Sementara  pH  yang  tinggi  akan  menyebabkan  keseimbangan antara amonium dan  amoniak  dalam  air  akan  terganggu,  dimana
kenaikan  pH  diatas  normal  akan  meningkatkan  konsentrasi amoniak  yang  juga  bersifat  sangat  toksik  bagi  organisme  Barus.
2004: 62. b. Oksigen Terlarut atau Dissolved Oxygen DO
Oksigen  Terlarut  atau dissolved  oxygen DO merupakan oksigen  yang  terlarut di dalam  suatu  perairan. Oksigen  hilang
dalam  perairan  secara alami  oleh  respirasi  organisme  akuatik, penguraian bahan organik, aliran masuk bawah tanah yang miskin
oksigen dan aliran suhu. Tanpa oksigen, penguraian bahan organik akan  berlangsung  secara  anaerob  dan  akan  meninggalkan  karbon
dioksida,  metana,  hidrogen sulfida  dan  senyawa  organik  sulfur yang  bau.  Oksigen  terlarut  dalam  ekosistem  perairan  utamanya
berasal  dari  proses  fotosintesis  tumbuhan  air  dan  fitoplankton. Kecepatan  difusi  oksigen  di  dalam  suatu  perairan  tidak  terlepas
dari  faktor-faktor  lainnya  seperti  suhu,  kekeruhan  dan  pergerakan massa  air.  Konsentrasi  oksigen  terlarut  yang  optimal  dalam
32
mendukung kelangsungan hidup organisme akuatik sebesar 5 mgl Michael. 1995: 168-169.
c. BOD Biological Oxygen Demand BOD  Biological  Oxygen  Demand  adalah kebutuhan
oksigen  organisme  akuatik.  Konsentrasi  BOD  menunjukkan  suatu kualitas  perairan  yang  masih  tergolong  baik  apabila  konsumsi  O
2
selama periode 5 hari berkisar 5 mgl, perairan yang tergolong baik apabila  konsumsi  O
2
berkisar  antara  10  mgl – 20  mgl.  Terjadi tingkat pencemaran oleh materi organik yang tinggi umumnya nilai
BOD lebih dari 100 mgl Brower et al. 1990: 52. d. COD Chemical Oxygen Demand
Nilai  COD  menunjukkan  jumlah  oksigen  total  yang dibutuhkan  dalam  proses  oksidasi  kimia  yang  dinyatakan dalam
mg O
2
L. Dengan mengukur nilai COD maka akan diperoleh nilai yang  menyatakan  jumlah  oksigen  yang  dibutuhkan  dalam  proses
oksidasi  terhadap  total  senyawa  organik  baik  yang  mudah diuraikan  secara  biologis  maupun  terhadap  yang  sukar  diuraikan
secara biologis Barus. 2004: 67. e. Nitrat dan Fosfat
Banyaknya  unsur  hara  menyebabkan  tumbuh  suburnya tumbuhan,  terutama  makrophyta  dan  fitoplankton.  Fitoplankton
dapat  menghasilkan  energi  dan  molekul  yang  kompleks  jika tersedia bahan nutrisi. Nutrisi yang paling penting adalah nitrogen
33
dan  fosfat. Nitrogen  hadir  dalam  bentuk  kombinasi  dari  amonia, nitrat, nitrit, urea, dan senyawa organik terlarut dalam jumlah yang
sedikit. Nitrat  adalah  sumber  nitrogen  dalam  air  laut  maupun  air tawar.  Bentuk  kombinasi  lain  dari  elemen  ini  bisa  tersedia  dalam
bentuk  amonia,  nitrit  dan  komponen  organik.  Fosfat  merupakan unsur penting dalam air. Fosfat terutama berasal dari sedimen yang
selanjutnya akan terfiltrasi dalam air tanah dan akhirnya masuk ke dalam  sistem  perairan  terbuka.  Selain  itu  juga  dapat  berasal  dari
atmosfer  bersama  dengan air  hujan  masuk  ke  sistem  perairan Barus. 2004: 70.
Pertumbuhan  fitoplankton  akan  berlangsung  optimal apabila  rasio  unsur  N:P  sebesar  16:1.  Ketika  rasio  N:P    16:1,
maka  unsur  N  merupakan  unsur  yang  membatasi  pertumbuhan fitoplankton  sedangkan  ketika  rasio  N:P    16:1  maka  unsur  P
membatasi pertumbuhan fitoplankton Sakka,dkk. 1999:149. f.
Sulfat Ion  sulfat bersifat larut dan merupakan bentuk oksidasi
utama  sulfur  adalah salah satu  anion  utama  di perairan.  Pada umumnya bentuk  sulfur  di  air  permukaan adalah sulfat  SO
4 2-
. Pada perairan alami  yang  mendapat cukup aerasi biasanya tidak
ditemukan adanya  H
2
S  karena telah teroksidasi menjadi sulfat. Kadar  sulfat pada perairan tawar alami berkisar antara 2-80
mgliter Effendi, 2003 dalam Arniati Labanni’, 2013: 4.