45
d. 0,76 – 0,95 = hampir merata e. 0,96 – 1,00 = merata
Kisaran indeks kemerataan dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
a. Apabila  E  berada  pada  kisaran  0 - 0,5  berarti  bahwa spesies
-spesies penyusun  komunitas  tidak  banyak
ragamnya, ada
dominasi spesies
tertentu dan
menunjukkan adanya
tekanan ekologi
terhadap ekosistem yang bersangkutan.
b. Apabila  E  berada  pada  kisaran  0,6 - 1  maka  jumlah individu  atau  sel  yang  dimiliki  antar spesies tidak  jauh
berbeda. Hal ini menunjukkan bahwa kondisi ekosistem serasi  untuk  semua spesies dan  ini  berarti  tidak  terjadi
tekanan ekologis pada ekosistem yang bersangkutan. 4 Indeks Dominansi
Indeks dominansi  Simpson  digunakan  untuk  mengetahui adanya dominasi jenis  tertentu  di  perairan  dengan  persamaan
sebagai berikut Odum. 1993: 179:
Keterangan: D : indeks dominansi Simpson
ni : jumlah individu spesies i indl Pi : jumlah individu genus ke-1
N : jumlah total plankter tiap titik pengambilan sampel indl D = ∑
Pi
2
= ∑
2
46
Nilai  indeks  dominansi  berkisar  antara  0-1.  Nilai  yang mendekati 0 menunjukkan bahwa tidak ada  genus dominan dalam
komunitas.  Sebaliknya,  nilai  yang  mendekati  1  menunjukkan adanya  genus  dominan.  Hal  tersebut  menunjukkan  bahwa  kondisi
struktur  komunitas  dalam  keadaan  labil  dan  terjadi  tekanan ekologis Magurran. 1988: 39.
47
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Parameter Fisik dan Kimia Perairan Telaga Bromo
Rata-rata  hasil  pengukuran  terhadap  parameter  fisik  dan  kimia perairan  yang  telah  dilakukan  setiap  pengambilan  sampel  pada  bulan  Januari
2016 – Maret 2016 di Telaga Bromo dapat dilihat di Tabel 1. Tabel 1. Nilai Parameter Fisik dan Kimia Perairan Telaga Bromo
Parameter Stasiun I
Stasiun II Stasiun III
Stasiun IV Kisaran
Rerata Kisaran
Rerata Kisaran
Rerata Kisaran
Rerata Intensitas
Cahaya Lux
8.200 - 111.100
26.400 11.200 -
109.800 22.300
9600 - 81.800
16.600 9.700 -
83.600 22.200
Kekeruhan mgL
60 - 493 158,6
32 - 80 62,4
11 - 80 62,2
13 - 70 54,6
Kedalaman meter
0,6 - 1,1 0,8
1,3 - 2,3 1,71
0,7 - 1,2 0,9
0,5 - 0,8 0,65
Suhu C
29,1 - 47,2
34,3 29,3 -
40,1 32,6
28,8 - 35,2
31,24 29,3 -
45,4 34,5
pH 7,6 - 10
8,48 7,3 - 8,5
7,94 6,5 - 9,3
7,92 6,2 - 8,5
7,32 DO mgL
3,03 - 8,94
4.99 3,90 -
8,90 4,27
4,12 - 7,73
4,237 0,53 -
8,65 3,06
COD mgL
94,62- 380,16
235,913 93,18 -
380,16 222,813
75,26 - 316,80
164,66 82,43 -
506,88 264,383
BOD mgL
9,59 - 19,06
13,01 2,34 -
41,13 20,07
1,58 - 47,15
19,697 1,42 -
44,91 23,687
Fosfat mgL
0,012 - 0,444
0,2643 0,138 -
0,276 0,2023
0,127- 0,689
0,4417 0,076 -
1,012 0,5313
Nitrat mgL
0,348 - 0,967
0,6923 0,437 -
0,987 0,7523
0,433 - 1,196
0,822 0,426 -
1,728 1,173
Sulfat mgL
20,009 - 85,149
55,5793 19,316 -
102,212 65,0587
16,789 - 71,875
29,5547 13,754 -
105,528 65,145
Kalsium mgL
8,00 - 15,84
11,147 10,30 -
12,00 10,9
7,42 - 10,40
8,873 14,40 -
15,84 15,147
Sumber: Analisis Data Primer Keterangan :
Stasiun I = bagian tepi telaga tempat mencuci dan mandi
Stasiun II = bagian tengah telaga
Stasiun III = bagian teduhan
Stasiun IV = bagian tanpa teduhan
48
Kualitas  air  merupakan  subyek  yang  sangat  kompleks  dan dicerminkan  dari  jenis  pengukuran  dan  indikator  air  yang  digunakan.
Pengukuran  akan  lebih  akurat  jika  dilakukan  di  tempat  karena  air  berada dalam kondisi yang ekuilibrium dengan lingkungannya. Pengukuran di tempat
umumnya  akan  mendapatkan  data  mendasar  seperti  temperatur,  pH, kekeruhan  dan  sebagainya.  Untuk  pengukuran  yang  lebih  kompleks
membutuhkan sampel air yang kemudian dijaga kondisinya, dipindahkan dan dianalisis  di  laboratorium.  Pengukuran  ini  memiliki  kendala  seperti
karakteristik  air  pada  sampel  mungkin  tidak  sama  dengan  sumbernya  karena terjadi perubahan secara kimiawi dan biologis seiring waktu. Bahkan kualitas
air  dapat  bervariasi  antara  siang  dan  malam  akibat  pengaruh  organisme  air. Air sampel akan  menyesuaikan  diri  dengan  lingkungan  baru  yaitu  botol  atau
kemasan  yang  digunakan  untuk  pengambilan  sampel.  Sehingga  bahan  yang digunakan  untuk  pengambilan  sampel  harus  bersifat inert atau  memiliki
tingkat  reaktivitas  yang  minimum  sehingga  tidak mempengaruhi kualitas  air yang  diuji.  Ruang  udara  yang  berada  di  dalam  kemasan  sampel  dapat
mempengaruhi karena  ada  resiko  udara  larut  dalam  sampel  air. Selain  itu, cahaya  matahari  juga  mempengaruhi  organisme  dalam  sampel  seperti
fitoplankton  untuk  melakukan fotosintesis  sehingga  mengubah  kondisi kimiawi  sampel  air. Menjaga  kualitas  sampel  dapat  dilakukan  dengan
mendinginkan  sampel  sehingga  mengurangi  laju  reaksi  kimia  dan  perubahan fase.
49
1. Intensitas Cahaya Dari  hasil  penelitian  diketahui  bahwa  intensitas  cahaya  tertinggi
terdapat di stasiun I bagian tepi telaga yaitu 26.400 lux yang disebabkan karena sedikitnya vegetasi di sekitar tepi telaga dan pengukuran dilakukan
pada  siang  hari meski  dalam  keadaan  mendung  atau  hujan. Walaupun stasiun  IV  merupakan  stasiun  yang  tidak  memiliki  naungan  vegetasi,
stasiun  IV  memiliki  banyak  vegetasi  di  sekitarnya  dan  pengukurannya dilakukan  paling  akhir  sehingga  cahaya  matahari  mulai  berkurang.  Nilai
intensitas  cahaya  terendah  terdapat di  stasiun  III  yaitu  16.600  lux karena adanya  naungan  vegetasi. Kisaran  intensitas  cahaya    16.600-26.400  lux
tergolong  rendah  sehingga  fitoplankton  tidak  dapat  berfotosintesis  secara optimum. Hal  ini  didukung  dengan  pernyataan Susanti  2001 bahwa
kisaran intensitas cahaya yang membuat fitoplankton berfotosintesis secara optimum berkisar antara 48.500-120.000 lux. Rendahnya intensitas cahaya
tersebut karena saat pengambilan sampel sedang mendung atau hujan. Intensitas cahaya dan kekeruhan merupakan parameter yang saling
berkaitan,  parameter-parameter  ini  merupakan  indikator produktivitas perairan sehubungan dengan proses fotosintesis dan proses respirasi biota
perairan  terutama  plankton.  Kekeruhan  yang  tinggi  menyebabkan rendahnya  intensitas  cahaya  yang  masuk  ke  dalam  perairan  sehingga
proses  fotosintesis  fitoplankton  terhambat  dan  pertumbuhan  fitoplankton tidak optimal.
50
2. Kekeruhan Nilai  kekeruhan  perairan  di  Telaga Bromo berkisar  antara  54,6 –
158,6 mgL Tabel  1. Tingginya  nilai  kekeruhan  pada  stasiun  I  diduga akibat  banyaknya  sampah  di  bagian  tepi  telaga  terutama  sampah  plastik
detergen. Selain itu, tingginya nilai kekeruhan tersebut disebabkan oleh air limpasan dari daratan. Sedangkan rendahnya nilai kekeruhan di stasiun IV
disebabkan karena efek dari air limpasan tidak terlalu tinggi. Nilai kekeruhan yang masih dapat ditolerir oleh organisme perairan
yaitu    30  mgl.  Nilai  kekeruhan yang  tinggi  dapat  menyebabkan berkurangnya  penetrasi  cahaya  ke  dalam  perairan  sehingga  menghambat
laju  fotosintesis  fitoplankton. Fotosintesis  yang  terhambat  akan
mengakibatkan pertumbuhan fitoplankton tidak optimal dan berkurangnya oksigen dalam air. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Floder 2002: 395-
396. 3. Kedalaman
Setelah  dirata-rata  dari  kelima  pengambilan,  kedalaman Telaga Bromo berkisar  antara  0,65-1,71  meter  Tabel 1.  Dari  pengambilan
pertama  sampai  pengambilan  ke  empat,  hanya  stasiun  II  yang berkedalaman  di  atas  1  meter.  Pada  pengambilan  terakhir,  hanya  stasiun
IV yang berkedalaman di bawah 1 meter. Bertambahnya volume air telaga dikarenakan oleh air hujan yang turun selama bulan Januari-Maret 2016.
Kedalaman  perairan  berperan  penting  terhadap  kehidupan  biota pada ekosistem tersebut. Semakin dalam perairan maka terdapat zona yang