Perairan Telaga DESKRIPSI TEORI 1. Ekosistem Air Tawar

14 Fitoplankton adalah plankton yang memiliki klorofil sehingga dapat melakukan fotosintesis. Fitoplankton sangat penting kedudukannya dalam ekosistem perairan karena fungsinya sebagai produsen primer Sulawesti dan Yustiawati. 2007: 86. Kelompok fitoplankton yang mendominasi perairan tawar umumnya terdiri dari diatom, chlorophyta dan cyanophyta Barus.2004: 26. Komposisi dan kelimpahan fitoplankton akan berubah pada berbagai tingkatan sebagai respons terhadap berbagai perubahan- perubahan kondisi lingkungan baik fisik, kimia maupun biologi. Faktor penunjang pertumbuhan fitoplankton sangat kompleks dan saling berinteraksi antara parameter fisik-kimia seperti intensitas cahaya, oksigen terlarut, stratifikasi suhu dan ketersediaan unsur hara nitrat maupun fosfat sedangkan aspek biologi adalah adanya aktivitas pemangsaan oleh hewan, mortalitas alami dan dekomposisi Goldman Horne,1983: 216 dalam Mohammad Faiz, 2012: 7. Plankton dari jenis fitoplankton hanya dapat hidup dengan baik di tempat-tempat yang mempunyai sinar matahari yang cukup. Akibatnya penyebaran fitoplankton besar pada lapisan permukaan laut saja. Keadaan yang demikian memungkinkan untuk terjadinya proses fotosintesis. Suhu yang dapat ditolerir oleh organisme pada suatu perairan berkisar antara 20-30ºC. Suhu yang sesuai dengan fitoplankton berkisar antara 25-30ºC sedangkan suhu untuk pertumbuhan dari zooplankton berkisar antara 15- 35ºC. Selain itu, penetrasi cahaya merupakan faktor pembatas bagi 15 organisme fotosintetik fitoplankton dan juga penetrasi cahaya mempengaruhi migrasi vertikal harian Hutabarat, Sahala dan Stewart, M.E. 1985: 107. Menurut Gembong Tjirosoepomo 2005:23-91,beberapa kelas fitoplankton yang terdapat di perairan air tawar antara lain : a. Kelas Chlorophyceae ganggang hijau Sel-sel ganggang hijau mempunyai kloroplas yang berwarna hijau, mengandung klorofil a dan b serta karatenoid. Pada kloroplas terdapat pirenoid, hasil asimilasi berupa tepung dan lemak. Chlorophyceae terdiri atas sel-sel kecil yang merupakan koloni berbentuk benang yang bercabang - cabang atau tidak, ada pula yang membentuk koloni yang menyerupai kormus tumbuhan tingkat tinggi. Kelas Chlorophyceae memiliki beberapa bangsa, yaitu Chlorococcales, Ulotrichales, Cladophorales, Chaerophorales dan Siphonales. b. Kelas Cyanophyceae ganggang biru Ganggang biru adalah ganggang bersel tunggal. Warna biru- kehijauan, bersifat autrotof. Inti dan kromotofora tidak ditemukan. Dinding sel mengandung pektin, hemiselulosa dan selulosa, yang kadang – kadang berupa lendir, oleh sebab itu ganggang ini juga dinamakan ganggang lendir Myxophyceae. Pada bagian pinggir plasmanya terkandung zat warna klorofil-a, 16 karotenoid dan dua macam kromoprotein yang larut dalam air yaitu: fikosianin yang berwarna biru dan fikoeritin yang berwarna merah. Perbandingan macam- macam zat warna itu amat labil, oleh sebab itu warna ganggang tidak tetap, kadang-kadang tampak kemerahan, kadang-kadang kebiruan. Gejala ini dianggap suatu penyusuain diri terhadap sinar adaptasi kromatik. Cyanophyceae umumnya tidak bergerak. Di antara jenis- jenis yang berbentuk benang dapat mengadakan gerakan merayap yang meluncur pada alas basah. Bulu cambuk tidak ada, gerakan itu mungkin sekali karena adanya kontraksi tubuh dan dibantu dengan pembentukan lendir. Cyanophyceae dibedakan dalam 3 bangsa yaitu Chroococcales, Chamaesiphonales , dan Hormogonale s. c. Kelas Diatomeae Bacillariophyceae Diatomeae atau Bacillarophyceaememiliki dinding sel yang susunannya khusus yaitu terdiri atas pektin dengan suatu panser yang terdiri atas kersik di sebelah luarnya. Panser kersik itu tidak menutup seluruh sel sebab dengan demikian pembelahan sel akan terganggu, melainkan terdiri atas dua bagian yang merupakan wadah dan tutupnya. Permukaan kedua bagian panser itu mempunyai susunan yang rumit, yang mempunyai liang-liang yang halus sebagai jalan untuk keluarnya lendir. Sel Diatomeae mempunyai inti dan kromatofora berwarna kuning- coklat yang