Perbandingan Uji Aktivitas Antibakteri Sampel K

56 Berdasarkan Gambar 21 tersebut, diameter zona bening pada bakteri E. coli lebih tinggi dibandingkan bakteri S. aureus. Hal ini menunjukkan bahwa penghambatan aktivitas antibakteri sampel K 1 pada bakteri E. coli lebih besar daripada S. aureus. Uji t- Independent yang dilakukan menunjukkan nilai signifikansi sampel K 1 terhadap bakteri E. coli dan S. aureus sebesar 0,153 p0,05. Oleh karena itu, dengan taraf kesalahan 5 dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan aktivitas antibakteri sampel K 1 pada bakteri E. coli dan S. aureus.

c. Perbandingan

Uji Aktivitas Antibakteri Sampel K 2 Katun+HDTMS terhadap Bakteri Escherichia coli ATCC 35218 dan Staphylococcus aureus ATCC 25923 Perbedaan aktivitas antibakteri sampel K 2 terhadap bakteri Escherichia coli ATCC 35218 dan Staphylococcus aureus ATCC 25923 disajikan dalam bentuk grafik pada Gambar 22. Gambar 22. Grafik Diameter Zona Bening pada Sampel K 2 terhadap Bakteri Escherichia coli ATCC 35218 dan Staphylococcus aureus ATCC 25923 0,05 0,1 0,15 0,2 0,25 0,3 0,35 0,4 0,45 0,5 0,55 0,6 0,65 0,7 0,75 0,8 0,85 0,9 0,95 1 1,05 0 3 6 9 12151821242730333639424548515457606366697275 d iame ter zo n a b e n in g cm waktu jam K2 EC K2 SA 57 Berdasarkan Gambar 22, diameter zona bening pada bakteri S. aureus lebih tinggi dibandingkan bakteri E. coli. Hal ini menunjukkan bahwa penghambatan aktivitas antibakteri sampel K 2 pada bakteri S. aureus lebih besar daripada E. coli. Uji t- Independent yang dilakukan menunjukkan nilai signifikansi sampel K 2 terhadap bakteri E. coli dan S. aureus sebesar 0,381 p0,05. Oleh karena itu, dengan taraf kesalahan 5 dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan sampel K 2 terhadap bakteri E. coli dan S. aureus. Sampel katun yang dilapisi senyawa HDTMS menunjukkan aktivitas antibakteri yang cukup tinggi. Menurut Siedenbidel Tiller 2012, selulosa dengan gugus kuartener dan sifat hidrofobik tambahan pada polimer dapat membunuh sel S. aureus yang dikendalikan oleh kation atau keseimbangan hidrofobik dan sedikit densitas muatan. Perlakuan dengan pospolipid bermuatan negatif meningkatkan aktivitas antimikroba dari permukaan yang dilapisi senyawa silan. Grafik 22 dapat dilihat bahwa sampel K 2 terhadap kedua bakteri menunjukkan penghambatan yang signifikan pada awal pengamatan dan terus menurun mulai jam ke-30. Hal ini menunjukkan bahwa sampel K 2 menghambat pertumbuhan bakteri secara drastis dalam waktu singkat, kemudian menurun seiring lamanya waktu. 58

d. Perbandingan