Kain Katun Deskripsi Teori
12
adalah logam yang sering digunakan karena memiliki toksisitas yang
rendah terhadap manusia Haryono Harmami, 2010.
Metode yang dapat digunakan untuk pembuatan nanopartikel perak salah satunya adalah metode bioreduksi, yaitu reduksi menggunakan
bahan alami. Metode ini dapat dijadikan sebagai alternatif yang ramah lingkungan.
Liu et al. 2013
menggunakan ekstrak daun bambu untuk mereduksi ion perak dari senyawa AgNO
3
menjadi nanopartikel perak pada suhu 65°C. Hasil analisis dengan UV-Vis dan TEM menunjukkan
nanopartikel perak terbentuk dengan ukuran kurang dari 100 nm.
Biosintesis nanopartikel perak yang menggunakan tumbuhan menunjukkan Ag terbentuk melalui reaksi reduksi oksidasi dari ion Ag
+
yang terdapat pada larutan maupun ion Ag
+
yang terkandung dalam tumbuhan dengan senyawa tertentu, seperti enzim dan reduktan yang
berasal dari bagian tumbuhan. Gugus fungsi dalam senyawa metabolit sekunder bekerja dengan cara mendonorkan elektron ke ion Ag
+
untuk
menghasilkan nanopartikel perak Masakke, Sulfikar Rasyid, 2015.
Pengukuran spektrum serapan menggunakan spektrofotometer UV- Vis dapat digunakan untuk mengetahui kestabilan nanopartikel perak
hasil sintesis berdasarkan fungsi waktu. Kestabilan koloid nanopartikel perak dapat diketahui dari terjadinya perubahan puncak serapannya.
Pergeseran puncak serapan ke panjang gelombang yang lebih besar menunjukkan bahwa larutan koloid nanopartikel perak kurang stabil
dikarenakan terjadi aglomerasi. Jika nanopartikel perak teraglomerasi,
13
warna dari larutannya akan berubah sehingga puncak serapan panjang gelombangnya akan bergeser. Koloid nanopartikel perak yang memiliki
kestabilan paling baik yaitu koloid nanopartikel perak dengan konsentrasi larutan AgNO
3
1,0x10
-3
M Wahyudi, Sugiyana Helmy, 2011.