Ekstraksi Kulit Buah Manggis Preparasi Nanopartikel Perak

38 Gambar 12. Perkiraan Reaksi pada Proses Bioreduksi AgNO 3 oleh Kulit Buah Manggis Ag-Ag → Inti Ag → AgNP → Koloid Berdasarkan skema tersebut, pembentukan nanopartikel perak diawali dengan pembentukan Ag yang masih beraglomerasi, kemudian diikuti dengan pembentukan inti Ag yang terbentuk dengan proses hidrolisis, dan terbentuk nanopartikel yang akan tumbuh menjadi koloid yang ditandai dengan pemekatan warna larutan.

C. Deposit Nanopartikel Perak pada Sampel Kain Katun

Kain katun yang terdeposit nanopartikel perak berwarna kecoklatan, berbeda dengan kain katun tanpa perlakuan yang berwarna putih. Warna kecoklatan tersebut berasal dari warna koloid nanopartikel perak yang juga berwarna coklat pekat. Hal ini menunjukkan bahwa nanopartikel perak telah terdeposit pada kain katun, seperti pada Gambar 13. Secara fisik, perbedaan H 2 O 39 kain katun tanpa perlakuan dengan kain katun terdeposit nanopartikel perak hanya terletak pada perbedaan warna. Gambar 13. a Kain katun, b Kain katun terdeposit nanopartikel perak

D. Modifikasi Sampel Kain Katun dengan Penambahan Senyawa HDTMS

Kain katun dimodifikasi menjadi bersifat hidrofob dengan menggunakan senyawa Hexadecyltrimethoxysilane atau HDTMS. HDTMS dipilih karena memiliki gugus alkoksida dan rantai alkil yang panjang seperti ditunjukkan pada Gambar 2 tentang struktur senyawa HDTMS. Sifat hidrofob atau antikotor adalah sifat suatu permukaan yang apabila ditetesi air, air tersebut tidak mudah meresap pada permukaan, melainkan akan terbentuk butiran-butiran air. Apabila permukaan tersebut dimiringkan, butiran-butiran tersebut dapat bergulir. Secara alamiah, peristiwa serupa dapat dijumpai pada beberapa makhluk hidup seperti pada daun lotus dan kaki cicak. Berdasarkan hal tersebut, beberapa metode dikembangkan untuk menciptakan suatu permukaan yang memiliki sifat hidrofob. Menurut Ferri et al., 2013, metode yang dapat digunakan salah satunya adalah metode a b 40 coating atau pelapisan dengan suatu bahan yang bersifat hidrofob. Bahan yang bersifat hidrofob yang dapat digunakan misalnya senyawa silan dan turunannya. Senyawa silan dapat digunakan sebagai bahan pelapis karena memiliki gugus alkoksida dan juga memiliki rantai alkil yang panjang. Semakin panjang rantai alkil yang dimiliki, semakin besar pula sifat hidrofob senyawa tersebut Ferri et al., 2013. Modifikasi kain katun yang dilapisi senyawa HDTMS diawali dengan pembuatan larutan etanol HDTMS 4. Larutan tersebut dbuat dengan melarutkan 40 mL HDTMS ke dalam etanol sebanyal 960 mL. Larutan diaduk selama 6 jam agar tercampur sempurna. Tujuan pengenceran ini agar HDTMS yang digunakan tidak terlalu pekat sehingga penggunaan senyawa HDTMS lebih efisien. Pelarut yang digunakan merupakan pelarut organik. Formulasi alkohol diperlukan untuk meminimalisasi reaksi kondensasi silan sebelum aplikasi primer pencelupan. Pelapisan kain katun oleh senyawa HDTMS dilakukan dengan cara digojog dengan shaker selama 1 jam dengan kecepatan 152 rpm, dikeringkan dengan hairdryer, kemudian dilanjutkan curing pada suhu 110°C selama 1 jam. Reaksi curing ini dilakukan untuk memperbaiki kapasitas senyawa silan pada kondisi optimum agar terdeposit dengan baik pada serat katun dengan adanya ikatan antara gugus alkoksida dari HDTMS dan gugus –OH dari serat selulosa kain katun. Muresan et al, 2013. Larutan etanol HDTMS 4 yang digunakan sebanyak 50-100 mL atau hingga kain tercelup seluruhnya. Sampel kain yang dilapisi senyawa 41 HDTMS adalah katun murni dan katun terdeposit nanopartikel perak. Sampel kain katun yang telah dilapisi senyawa HDTMS tidak menunjukkan perubahan warna yang signifikan dengan sampel kain katun murni, seperti dapat dilihat pada Gambar 14. Gambar 14. a Kain katun murni, b Kain katun terlapisi HDTMS, c Kain katun terdeposit nanopartikel perak dan terlapisi HDTMS.

E. Uji Sudut Kontak

Gambar 15 menunjukkan perbedaan sudut kontak pada kelima sampel kain. Sudut kontak terbesar dimiliki sampel K 2 katun+HDTMS. Penambahan senyawa HDTMS menyebabkan sifat hidrofob kain bertambah yang dibuktikan dengan tetesan air yang lebih bulat. Sudut kontak paling kecil dimiliki sampel K 1 katun+AgNPs. Penambahan nanopartikel perak menyebabkan sifat hidrofob kain berkurang, yang dibuktikan dengan tetesan air yang cepat meresap pada kain. a b c a b c