Perbandingan Perbandingan Perbandingan Uji Aktivitas Antibakteri Sampel terhadap Bakteri

58

d. Perbandingan

Uji Aktivitas Antibakteri Sampel K 3 Katun+AgNPs+HDTMS terhadap Bakteri Escherichia coli ATCC 35218 dan Staphylococcus aureus ATCC 25923 Perbedaan aktivitas antibakteri sampel K 3 terhadap bakteri Escherichia coli ATCC 35218 dan Staphylococcus aureus ATCC 25923 disajikan dalam Gambar 23. Gambar 23. Grafik Diameter Zona Bening pada Sampel K 3 terhadap Bakteri Escherichia coli ATCC 35218 dan Staphylococcus aureus ATCC 25923 Berdasarkan Gambar 23 tersebut, diameter zona bening pada bakteri S. aureus lebih tinggi dibandingkan bakteri E. coli. Hal ini menunjukkan bahwa aktivitas antibakteri sampel K 3 pada bakteri S. aureus lebih besar daripada E. coli. Uji t-Independent yang dilakukan menunjukkan nilai signifikansi antara K 3 terhadap bakteri E. coli dan S. aureus sebesar 0,010 p0,05. Oleh karena 0,05 0,1 0,15 0,2 0,25 0,3 0,35 0,4 0,45 0,5 0,55 0,6 0,65 0,7 0,75 0,8 0,85 0,9 0,95 1 1,05 1,1 1,15 0 3 6 9 12151821242730333639424548515457606366697275 d iame ter zo n a b e n in g cm waktu jam K3 EC K3 SA 59 itu, dengan taraf kesalahan 5 dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan antara K 3 pada bakteri E. coli dan S. aureus. Sampel K 3 merupakan sampel katun+nanopartikel perak+HDTMS. Seperti yang diungkapkan Shateri-khalilabad, Yazdanshenas Etemadifar 2013 bahwa nanopartikel perak memberikan penghambatan yang lebih besar terhadap bakteri S. aureus gram positif. Hal ini merupakan pengaruh dari struktur dinding sel kedua bakteri bahwa bakteri gram positif memiliki membran plasma tunggal yang dikelilingi dinding sel tebal yang terdiri dari 90 peptidoglikan dan sisanya asam teikhoat, sedangkan bakteri gram negatif E. coli memiliki sistem membran ganda. Hal ini menyebabkan nanopartikel perak lebih mudah menembus dinding sel bakteri gram positif dan menghambat pertumbuhannya Anshari, 2011.

e. Perbandingan

Uji Aktivitas Antibakteri Sampel K 4 Katun+HDTMS+AgNPs terhadap Bakteri Escherichia coli ATCC 35218 dan Staphylococcus aureus ATCC 25923 Perbedaan aktivitas antibakteri sampel K 4 terhadap bakteri Escherichia coli ATCC 35218 dan Staphylococcus aureus ATCC 25923 disajikan pada Gambar 24. 60 Gambar 24. Grafik Diameter Zona Bening pada Sampel K 4 terhadap Bakteri Escherichia coli ATCC 35218 dan Staphylococcus aureus ATCC 25923 Berdasarkan Gambar 24, diameter zona bening pada bakteri S. aureus lebih tinggi dibandingkan bakteri E. coli. Hal ini menunjukkan bahwa penghambatan aktivitas antibakteri sampel K 4 pada bakteri S. aureus lebih besar daripada E. coli. Uji t- Independent yang dilakukan menunjukan nilai signifikansi antara K 4 terhadap bakteri E. coli dan S. aureus sebesar 0,025 p0,05. Oleh karena itu, dengan taraf kesalahan 5 dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan antara K 4 pada bakteri E. coli dan S. aureus. Seperti pada sampel K 3 bahwa nanopartikel perak akan memberikan penghambatan yang lebih besar terhadap bakteri S. aureus daripada E. coli. 0,05 0,1 0,15 0,2 0,25 0,3 0,35 0,4 0,45 0,5 0,55 0,6 0,65 0,7 0,75 0,8 0,85 0,9 0,95 1 1,05 1,1 1,15 1,2 1,25 1,3 0 3 6 9 12151821242730333639424548515457606366697275 d iame ter zo n a b e n in g cm waktu jam K4 EC K4 SA 61

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut. 1. Nanopartikel perak yang dipreparasi dari reduksi AgNO 3 dengan bioreduktor ekstrak kulit manggis memiliki karakter berwarna coklat pekat dan serapan UV-Vis pada panjang gelombang 434 nm. 2. Sudut kontak tertinggi dimiliki oleh kain katun yang dilapisi HDTMS, sedangkan penambahan nanopartikel perak pada kain katun dapat menurunkan sudut kontak kain. 3. Terdapat perbedaan yang signifikan dalam hal aktivitas antibakteri dari kelima jenis kain katun dalam menghambat pertumbuhan kedua jenis bakteri. 4. Terdapat perbedaan aktivitas antibakteri yang signifikan pada sampel K 3 dan K 4 terhadap bakteri Escherichia coli ATCC 35218 dan Staphylococcus aureus ATCC 25923, sedangkan pada sampel K , K 1 , dan K 2 tidak terdapat perbedaan yang signifikan.

B. SARAN

Berdasarkan penelitian yang dilakukan, diberikan saran sebagai berikut. 1. Sebaiknya dilakukan karakterisasi untuk mengetahui ukuran partikel koloid nanopartikel perak yang terbentuk.