41
HDTMS adalah katun murni dan katun terdeposit nanopartikel perak. Sampel kain katun yang telah dilapisi senyawa HDTMS tidak menunjukkan
perubahan warna yang signifikan dengan sampel kain katun murni, seperti dapat dilihat pada Gambar 14.
Gambar 14. a Kain katun murni, b Kain katun terlapisi HDTMS, c Kain katun terdeposit nanopartikel perak dan terlapisi HDTMS.
E. Uji Sudut Kontak
Gambar 15 menunjukkan perbedaan sudut kontak pada kelima sampel kain. Sudut kontak terbesar dimiliki sampel K
2
katun+HDTMS. Penambahan senyawa HDTMS menyebabkan sifat hidrofob kain bertambah
yang dibuktikan dengan tetesan air yang lebih bulat. Sudut kontak paling kecil dimiliki sampel K
1
katun+AgNPs. Penambahan nanopartikel perak menyebabkan sifat hidrofob kain berkurang, yang dibuktikan dengan tetesan
air yang cepat meresap pada kain.
a b
c a
b c
42
Gambar 15. Hasil pengukuran sudut kontak a katun, b katun+AgNO
3
, c katun+HDTMS, d katun+AgNO
3
+HDTMS, e katun+HDTMS+AgNO
3
Katun memiliki struktur utama selulosa yang bersifat sangat hidrofilik, sehingga akan lebih menguntungkan apabila katun dibuat bersifat
hidrofobik. Katun yang dimodifikasi menjadi hidrofobik dapat memperluas penggunaannya seperti tahan air, anti kotor, dan self-cleaning textile.
Beberapa penelitian yang telah dilakukan untuk menjadikan katun bersifat hidrofobik antara lain dengan pelapisan menggunakan polikondensasi dari
HDTMS, tetraethoxyorthosilicate, dan 3-glycidyloxypropyltrimethoxysilane Erasmus Barkhuysen, 2009.
Modifikasi pada penelitian ini untuk menjadikan kain katun bersifat hidrofob
adalah dengan
pelapisan serat
katun menggunakan
hexadecyltrimethoxysilane. Serat katun terlapisi senyawa silan ditandai dengan ikatan atom Si dengan gugus
–OH dari selulosa. Selulosa ialah penyusun utama serat katun yang akan membentuk ikatan Si-OH. Reaksi
hidrolisis tersebut akan menghasilkan residu metanol yang dapat menjadi senyawa toksik bagi manusia. Oleh karena itu, banyak penelitian yang
menganjurkan untuk memilih reaksi dengan etanol sebagai residu karena
d e