tujuan penelitian ini untuk penjajagan, tidak menarik kesimpulan hanya memberikan gambaran deskripsi tentang data yang ada. Menurut Sugiyono
2010: 147, statistik deskriptif adalah statistik yang berfungsi untuk mendeskripsikan atau memberi gambaran terhadap objek yang diteliti
melalui data sampel atau populasi sebagaimana adanya. Pengolahan data yang bersifat kuantitatif dihitung menggunakan persentase. Adapun rumus
yang digunakan adalah :
Keterangan : N = Jumlah presentase aspek masalah.
K = Jumlah subjek yang mengalami kesulitan belajar mata pelajaran IPS berdasarkan penyebabnya.
nK = Jumlah subjek yang diteliti. Perhitungan yang dimaksudkan untuk mengetahui tentang persentase
kesulitan belajar mengajar peserta didik berdasarkan faktor penyebab yang melatar belakanginya. Selanjutnya untuk mengetahui tingkat faktor penyebab
kesulitan belajar peserta didik, hasil analisis dibandingkan dengan standar yang telah ditetapkan yaitu kwartil. Sutrisno Hadi: 57-58
Kwartil Pertama K1: Jika suatu nilai yang membatasi 25 bawah dan 75 frekuensi bagian frekuensi bagian atas maka tingkat dari
kesulitan belajar tinggi. Kwartil Kedua K2:
Jika suatu nilai yang membatasi 50 bawah dan 50 frekuensi bagian frekuensi bagian atas maka tingkat
kesulitan belajar peserta didik sedang. Kwartil Ketiga K3:
Jika suatu nilai yang membatasi 75 bawah dan 25 frekuensi bagian atas maka tingkat dari kesulitan belajar
rendah. Penetapan standar di atas, jika dianalisis temasuk dalam K1 berarti tingkat
faktor penyebab kesulitan belajar peserta didik tinggi. jika dianalisis temasuk dalam K2 berarti tingkat faktor penyebab kesulitan belajar peserta didik sedang. Jika
dianalisis temasuk dalam K3 berarti tingkat faktor penyebab kesulitan belajar peserta didik rendah.
58
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Daerah Penelitian
Sekolah Menengah Pertama Negeri 15 Yogyakarta merupakan Sekolah Menengah Pertama Negeri yang terletak di Jalan Tegal Lempuyangan No.61,
Bausasran, Danurejan, Kota Yogyakarta. Luas areal tanah kurang lebih 1 hektar, SMP N 15 Yogyakarta dikenal dengan kegiatan ketrampilan bagi para
peserta didik baik di dalam maupun di luar jam sekolah yang banyak menekankan pada kerajinan teknik. Sekitar tahun 1975, lokasi SMP N 15
Yogyakarta adalah ST Sekolah Teknik 8 dengan pogram ketrampilan listrik dan bangunan.
Berdasarakan SK Mendikbud RI No.0259O1994 tanggal 5 Oktober 1994 tentang alih fungsi STSKKP menjadi ST Negeri 8 beralih fungsi menjadi
SMP Negeri 19 Yogyakarta. Adapun keterampilan, masih tetap dijalankan seperti pada waktu masih ST. Tahun 1997 SMP Negeri 19 berubah menjadi
SLTP Negeri 15 Yogyakarta berdasarkan SK Mendikbud RI No.034O1997 tanggal 7 Maret 1997 tentang perubahan nomenklatur SMP menjadi SLTP
serta organisasi dan 7 tata kerja SLTP. Selanjutnya pada tahun 2000 SLTP berubah menjadi SMP, sehingga SLTP Negeri 15 Yogyakarta 15 Yogyakara
berubah menjadi SMP Negeri 15 Yogyakarta. Sekolah Menengah Pertama Negeri 15 Yogyakarta termasuk sekolah
menengah pertama yang menerapkan Achievement Grouping atau
pengelompokan kelas homogen yang dijabarkan dalam pembagian kelas berdasarkan prestasi peserta didik. Sekolah Menengah Pertama Negeri 15
Yogyakarta mempunyai 10 kelas dalam satu angkatan, dimana kelas A, B, C, D, E, F, merupakan kelas reguler, sedangkan G, H, I, J merupakan kelas non-
reguler. Perlu diketahui bahwa kelas non-reguler dalam penelitian ini adalah kelas para peserta didik yang memegang Kartu Menuju Sejahtera KMS.
Penelitian ini saya menfokuskan di kelas VII, VII dan IX non-reguler tahun ajaran 20152016, yaitu pada kelas G, H ,I, J.
SMP Negeri 15 Yogyakarta mempu nyai visi “Teguh dalam iman, Santun
dalam laku, Unggul dalam ilmu, Terampil dalam berkarya, Hijau dalam nuansa”. Misi yang dilakukan untuk meraih visi tersebut adalah:
a. Mengembangkan sekolah berwawasan mutu dan keunggulan.
b. Menumbuhkan dan mengembangkan penghayatan terhadap agama yang
dianut. c.
Menumbuh kembangkan rasa cinta seni dan olahraga sehingga mampu meraih prestasi yang lebih baik.
d. Membekali jiwa kewirausahaan dan kemandirian dalam menghadapi
persaingan global. e.
Membekali keterampilan berkomunikasi dalam berbahasa Inggris. f.
Meningkatkan mutu media, sarana dan prasarana belajar serta kegiatan sisa dalam rangkan peningkatan mutu pendidikan.
g. Lingkungan sekolah yang asri, bersih, nyaman, dan bersahaja.
B. Hasil Penelitian
Deskripsi data hasil penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui hasil- hasil pengumpulan data yaitu tentang jawaban responden atas angket yang
diberikan kepada responden tentang kesulitan belajar peserta didik dalam pembelajaran IPS. Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 15 Yogyakarta
yang beralamat di Jalan Tegal Lempuyangan No.61, Bausasran, Danurejan, Yogyakarta. Pengambilan data dilakukan pada 7-9 Maret 2016 pada waktu
kegiatan belajar mengajar. Subjek penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas non-reguler SMP Negeri 15 Yogyakarta, yaitu VII, VIII, IX G, H, I, J.
Sekolah Menengah Pertama Negeri 15 Yogyakarta termasuk sekolah menengah pertama yang menerapkan Achievement Grouping atau
pengelompokan kelas homogen yang dijabarkan dalam pembagian kelas berdasarkan prestasi peserta didik. Sekolah Menengah Pertama Negeri 15
Yogyakarta mempunyai 10 kelas dalam satu angkatan, dimana kelas A, B, C, D, E, F, merupakan kelas reguler, sedangkan G, H, I, J merupakan kelas non-
reguler. Perlu diketahui bahwa kelas non-reguler dalam penelitian ini adalah kelas para peserta didik yang memegang Kartu Menuju Sejahtera KMS.
Penelitian ini saya menfokuskan di kelas VII, VII dan IX non-reguler tahun ajaran 20152016, yaitu pada kelas G, H ,I, J.
Hasil perhitungan dengan menggunakan program komputer SPSS 16,0 for windows, dari 30 pernyataan yang diajukan kepada peserta didik kelas
non-reguler VII, VIII, IX G, H, I, J SMP Negeri 15 Yogyakarta dalam