20
society, has been a primary part of schooling in North America since colonial times”. Menurut Ross, Social Studies memiliki tujuan untuk
mempersiapkan kemampuan peserta didik untuk mendapatkan pengetahuan, keterampilan, dan nilai agar peserta didik mampu
berpatisipasi aktif dalam kehidupan sosial dan masyarakat. Begitu pula dengan tujuan mata pelajaran IPS di Indonesia
tingkat SMPMTs, sebagaimana yang diungkapkan oleh Arnie Fajar 2005: 114, yakni:
1 Mengembangkan
kemampuan berpikir, inkuiri, pemecahan masalah, dan keterampilan sosial.
2 Membangun komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai
kemanusiaan 3
Meningkatkan kemampuan berkompetisi dan bekerja sama dalam masyarakat yang majemuk, baik dalam skala nasional maupun
internasional. Soemantri M N 2001: 44 mendefinisikan dan merumuskan
tujuan IPS untuk tingkat sekolah sebagai mata pelajaran, yaitu 1 menekankan pada tumbuhnya nilai-nilai kewarganegaraan, moral
ideologi negara, dan agama, 2 menekankan pada isi dan metode berpikirilmuan sosial, dan 3 menekankan pada reflectif inquiry.
Berdasarkan pendapat Numan Somantri, maka mata pelajaran IPS ditingkat
SMP, menekankan
kepada tumbuhnya
nilai-nilai
21
kewarganegaraan, moral, ideologi, agama, metode berpikir sosial, dan inquiry.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas, maka tujuan mata pelajaran IPS di tingkat Sekolah Menengah Pertama di Indonesia, untuk
mengembangkan kemampuan berpikir, inkuiri, keterampilan sosial, dan membangun nilai-nilai kemanusiaan yang majemuk baik skala lokal,
nasional, dan global.
b. Karakteristik Pembelajaran IPS di SMPMTs
Karateristik mata pelajaran IPS SMPMTs dalam Panduan Pengembangan Pembelajaran IPS Terpadu 2006 menyebutkan
karakteristik mata pelajaran IPS SMPMTs antara lain sebagai berikut: 1
Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan gabungan dari unsur-unsur geografi, sejarah, ekonomi, hukum dan politik, kewarganegaraan,
sosiologi, bahkan juga bidang humaniora, pendidikan dan agama Numan Soemantri, 2001: 44.
2 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS berasal dari
struktur 3
Keilmuan geografi, sejarah, ekonomi, dan sosiologi, yang dikemas sedemikian rupa sehingga menjadi pokok bahasan atau topik tema
tertentu. 4
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS juga menyangkut berbagai masalah sosial yang dirumuskan dengan pendekatan
interdisipliner dan multidisipliner.
22
5 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar dapat menyangkut
peristiwa dan perubahan kehidupan masyarakat dengan prinsip sebab akibat, kewilayahan, adaptasi dan pengelolaan lingkungan,
struktur, proses dan masalah sosial serta upaya-upaya perjuangan hidup agar survive seperti pemenuhan kebutuhan, kekuasaan,
keadilan dan jaminan keamanan Daldjoeni, 1981. 6
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS menggunakan tiga dimensi dalam mengkaji dan memahami fenomena sosial serta
kehidupan manusia secara keseluruhan. Sejalan dengan itu karakteristik pendidikan IPS menurut Banks
1990: 75 adalah sebagai berikut: 1
Social studies programs have as a major purpose the promotion of civic competence which is the knowledge, skills, and attitude required
of students to be able to assume ”the office of citizen” as Thomas Jefferson called it in our democratic republic.
Program pendidikan IPS mempunyai tujuan utama membentuk warga negara yang memiliki pengetahuan, keterampilan-keterampilan, dan
sikap yang dibutuhkan peserta didik dalam suatu masyarakat yang demokratis.
2 Social studies programs help students construct a knowledge base and
attitude drawn from academic disciplines as specialized ways of viewing reality. Program pendidikan IPS membantu peserta didik
23
dalam mengkonstruk pengetahuan dan sikap dari disiplin akademik sebagai suatu pengalaman khusus.
3 Social studes programs reflect the changing nature of knowledge,
fostering, entirely new and highly integrated approaches to resolving issues of significance to humanity.
Program pendidikan IPS mencerminkan perubahan pengetahuan, mengembangkan sesuatu yang baru dan menggunakan pendekatan
terintegrasi untuk memecahkan isu secara manusiawi Kesimpulannya bahwa karakteristik pembelajaran IPS secara umum
merupakan pendidikan kognitif sebagai dasar partisipasi sosial. Artinya pusat perhatian utama pembelajaran IPS adalah pengembangan murid
sebagai aktor sosial yang cerdas, tidak berarti dan memang tidak bisa hanya dikembangkan aspek kecerdasan rasionalnya.
3. Kesulitan Belajar
a. Pengertian Kesulitan Belajar
Peserta didik mulai belajar dari sesuatu yang sangat sederhana, kemudian berkembang menuju pemahaman yang lebih komplek. Peserta
didik belajar dari stimulus –stimulus yang hadir, kemudian merespon
dengan berbagai kemungkinan dan banyak cara. Dalam belajar, peserta didik melakukan berbagai tingkah laku, antara lain mengamati, mencerna
dalam pikiran, menirukan, menerapkan dalam situasi lain, dan sebagainya. Pada saat mencerna dalam pikiran, mulai timbul pertanyaan.
Pertanyaan tersebut merupakan salah satu wujud respon terhadap