Perumusan Masalah Tahapan-tahapan Melakukan Analisis Konjoin

Universitas Sumatera Utara utility tiap individu. Pada kasus Choice Based Conjoint CBC perlu dilakukan adaptasi untuk menghasilkan suatu gugus pilihan yang terdiri dari lebih dari satu konsep produk atau pelayanan. Untuk mengukur nilai kegunaan digunakan regresi probit atau regresi logit.

2.1.5 Tahapan-tahapan Melakukan Analisis Konjoin

Analisis konjoin dilakukan dengan meliputi tahapan-tahapan sebagai berikut:

1. Perumusan Masalah

Menentukan atribut dan taraf dari sebuah objek yang dianggap penting dan akan dilibatkan dalam mengevaluasi produk atau pelayanan. Penetapan atribut dan taraf dapat didiskusikan dengan ahli, mengeksplorasi data sekunder, atau melakukan studi pendahuluan Bilschken, 2004. Menurut Hair et al 2010, karakteristik umum yang harus diperhatikan dalam menentukan atribut dan taraf yaitu: 1. Atribut dan taraf harus dapat dikomunikasikan dengan mudah untuk melakukan evaluasi secara realistis. 2. Atribut dan taraf harus dilaksanakan dan didefinisikan dengan jelas sehingga tiap atribut berbeda dengan jelas dan presentasi konsep dapat diimplementasikan secara presisi. Dengan kata lain, atribut tidak bisa bersifat fuzzy. Jumlah taraf tiap atribut harus seimbang dan range dari taraf pada atribut harus diatur agar berada di luar nilai-nilai yang sudah ada, tetapi tidak pada taraf yang tidak dapat dipercaya. Taraf juga harus didefinisikan sedemikian rupa sehingga tidak terdapat stimuli yang sangat disukai konsumen tetapi tidak dapat direalisasikan. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 2. Penentuan Metode Analisis Konjoin Penentuan metode yang akan digunakan dalam analisis konjoin dilakukan berdasarkan jumlah atribut yang dilibatkan. Menurut Hair et al 2010 ada tiga metode yang dapat digunakan dalam analisis konjoin. Perbandingan ketiga metode tersebut dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 2.1 Perbandingan Alternatif Metode Konjoin Karateristik Metode Konjoin Traditional Conjoint AdaptiveHybrid Conjoint Choice-Based Conjoint Maksimum Atribut 9 30 6 Level Analisis Individual Individual Agregat atau individual Bentuk Model Aditif Aditif Aditif dan interaksi Aktifitas Pemilihan Mengevaluasi stimuli full- profile dalam satu waktu Memberikan rating terhadap stimuli yang mencakup sekelompok atribut Memilih sekelompok stimuli Format Pengumpulan Data Tidak dibatasi Umumnya berbasis komputer Tidak dibatasi Sumber: Multivariate Data Analysis Hair et al, 2010 Menurut Hair et al 2010, ada dua macam aturan komposisi untuk menggambarkan bagaimana responden menggabungkan parth-worth dari atribut untuk mendapatkan nilai secara keseluruhan, yaitu: 1. Model aditif, merupakan aturan komposisi yang paling umum dan paling mendasar serta merupakan model dasar untuk traditional conjoint dan adaptive conjoint. Model ini tidak membutuhkan asumsi yang ketat mengenai sebaran data. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Responden secara sederhana menjumlahkan nilai tiap atribut untuk mendapatkan nilai total dari kombinasi atribut. 2. Model interaktif, merupakan aturan komposisi yang lebih sering digunakan untuk atribut yang kurang tangible terutama bila reaksi estetis atau emosional berperan besar. Kepentingan interaksi meningkat karena ketidakmampuan untuk menentukan perbedaan aktual antara atribut tertentu. Dalam analisis konjoin digunakan model interaktif multiplikatif.

3. Merancang Stimuli