responden bahwa faktor yang menyebabkan IMD tidak dilaksanakan bukan faktor bayi sebanyak 48 orang 100,0, dan semua bayi lahir dalam keadaan normal.
BAB V PEMBAHASAN
5.1. Pengetahuan Ibu dengan Pelaksanaan IMD
Pengetahuan ibu sebagian besar berada pada kategori kurang yaitu sebanyak 66,7, dan pelaksanaan IMD juga berada pada kategori kurang. Pelaksanaan IMD
juga berada pada kategori kurang pada ibu yang mempunyai pengetahuan sedang sebanyak 29,2 dan pada ibu yang mempunyai pengetahuan yang baik sebanyak
4,1. Pendidikan ibu bervariasi mulai SD, SMP, SMA, dan D3. Pendidikan ibu
yang paling banyak adalah SMA yaitu sebanyak 75,0. Walaupun pendidikan ibu sudah baik, tetapi pengetahuan ibu tentang IMD masih kurang. Walaupun sebagian
besar ibu mempunyai pendidikan SMA, tetapi pengetahuan ibu tentang IMD kurang. Karena informasi tentang kesehatan seperti IMD tidak didapatkan oleh ibu. Seperti
penelitian yang dilakukan Syamsuriani 2013 tentang pengaruh pendidikan Inisiasi Menyusu Dini terhadap pengetahuan ibu hamil , menyebutkan bahwa pendidikan
kesehatan dapat mempengaruhi dan meningkatkan pengetahuan seseorang. Pekerjaan ibu juga bervariasi, ada yang bertani, IRT, dan wiraswasta. Pekerjaan ibu yang paling
banyak adalah bertani yaitu sebanyak 72,9. Dilihat dari pekerjaan ibu yang lebih banyak bertani, sangat mungkin jika pengetahuan ibu tentang IMD sangat kurang.
Hal ini bisa terjadi karena, ibu tidak mendapatkan informasi tentang kesehatan seperti informasi tentang IMD. Sehingga dapat menyebabkan pelaksanaan IMD juga kurang.
Menurut Bloom dalam Soekidjo 2010, Pengetahuan berpengaruh terhadap tindakan seseorang. Pengetahuan ibu yang kurang tentang segala hal yang
berhubungan dengan IMD, sehingga pelaksanaan IMD juga kurang. Sedangkan pelaksanaan IMD yang kurang pada ibu yang mempunyai pengetahuan sedang dan
baik tentang IMD dapat terjadi karena tidak ada fasilitas yang mendukung pelaksanaan IMD.
Menurut Bernard 2000, pengetahuan adalah informasi kognitif untuk dapat membuat keputusan-keputusan yang baik dan bertindak dengan baik. Seseorang ibu
akan mudah melaksanakan IMD jika ibu mempunyai pengetahuan yang baik tentang IMD. Sedangkan berdasarkan penelitian Yesie 2009 tentang analisis sosialisasi
program Inisiasi Menyusu Dini dan ASI Eksklusif, diperoleh hasil bahwa tidak ada hubungan antara pengetahuan dengan tindakan.
5.2. Sikap Ibu dengan Pelaksanaan IMD
Sikap ibu tidak ada yang berada pada kategori kurang, tetapi pelaksanaan IMD berada pada kategori kurang. Sikap ibu sebagian besar berada pada kategori
baik yaitu sebanyak 52,1, tetapi pelaksanaan IMD berada pada kategori kurang. Pelaksanaan IMD juga berada pada kategori kurang pada ibu yang mempunyai sikap
yang baik yaitu sedang sebanyak 47,9. Menurut Bloom dalam Soekidjo 2010 Sikap belum otomatis terwujud dalam
suatu tindakan. Untuk mewujudkan sikap menjadi perbuatan nyata diperlukan faktor pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan seperti fasilitas. Sikap seseorang
yang positif terhadap suatu hal harus mendapat konfirmasi dari orang terdekat dan ada fasilitas agar sikap yang sudah positif dapat menjadi tindakan. Menurut Cheng
2008, sikap adalah hal yang penting untuk menentukan tindakan. Tindakan yang positif didapat dari sikap yang positif.