Jenis ASI Inisiasi Menyusu Dini IMD

2.2.7. Produksi ASI

Kandungan kompleks pada ASI relatif mudah dicerna, sangat dibutuhkan bayi, dan tidak tergantikan oleh susu formula mana pun. Kualitas ASI bisa menurun bila status gizi ibu memburuk. Menurut Nadia 2009, untuk meningkatkan kualitas dan produksi ASI, dapat dilakukan berbagai cara, antara lain : 1. Minum jus buah segar setiap hari. 2. Jangan banyak makan camilan yang tidak sehat dan tidak memberi asupan gizi. Lebih baik makan sereal, susu, dan buah. 3. Perbanyak konsumsi sayur dan buah. Sayuran hijau akan meningkatkan zat besi untuk menangkal anemia pada ibu dan bayi. Buah sebagai anti oksidan agar ibu tidak mudah sakit. 4. Makan saja jika merasa lapar. Biarpun jika dihitung-hitung dalam sehari ibu bisa makan lebih dari lima kali sehari. 5. Konsumsilah makanan yang mengandung kalsium dan zat besi seperti ikan dan minum susu khusus ibu menyusui. 6. Pilih makanan yang mengandung lemak esensial karena penting untuk otak dan imunitas bayi, seperti minyak ikan, telur, dll. 7. Banyak minum air putih. 8. Relaks dan percaya diri produksi ASI berlimpah. 9. Istirahat yang cukup untuk menekan stres yang akan menghambat produksi ASI. 10. Olahraga secara rutin, agar sehat dan hati senang yang akan meningkatkan hormon untuk menunjang produksi ASI. Berdasarkan penelitian Dewi, dkk 2012 tentang faktor-faktor yang mempengaruhi produksi ASI pada ibu nifas, menunjukkan bahwa banyak faktor yang mempengaruhi produksi ASI. Faktor makanan yang kurang menyebabkan produksi ASI tidak lancar sebanyak 62,5. Faktor psikis yang sedang juga menyebabkan produksi ASI berkurang 60,0. Faktor isapan bayi yang baik menyebabkan produksi ASI lancar 70,0. Berdasarkan penelitian Ayu 2012 tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan kelancaran produksi ASI pada ibu menyusui, menunjukkan bahwa faktor frekuensi sering menyusui berpengaruh terhadap produksi ASI lancar 76,5. Faktor mengkonsumsi makanan bergizi secara baik berpengaruh terhadap kelancaran produksi ASI 74,1. Faktor melakukan perawatan payudara secara baik berpengaruh terhadap kelancaran ASI 76.

2.2.8. Frekuensi Pemberian ASI

ASI diberikan kepada bayi segera setelah bayi dilahirkan. Walaupun bayi tidak lapar, saat ini paling tepat untuk mulai menyusu. Pada hari pertama, bayi sering kali mengantuk dan mungkin hanya membutuhkan menyusu 3 kali. Hari kedua sampai kelima saat bayi terbangun, bayi menjadi lebih tertarik untuk menyusu dan mungkin menyusu sebanyak sepuluh kali atau lebih selama 24 jam. Pada hari-hari berikutnya, bayi mungkin menyusu sebanyak delapan kali selama 24 jam Jane,2003. Sebaiknya menyusui bayi tanpa dijadwal, karena bayi akan menentukan sendiri kebutuhannya. Ibu harus menyusui bayinya bila bayi menangis bukan karena sebab lain seperti kencing, atau ibu sudah merasa perlu menyusui bayinya. Bayi yang