15 Dalam penelitian ini akan membahas mengenai anak usia dini yang masuk
dalam salah satu usia PAUD yaitu anak usia 3-4 tahun. Berdasarkan dari penjelasan di atas, maka anak usia 3-4 tahun masuk dalam usia Kelompok Bermain atau play
group. Kelompok bermain di setiap sekolah pada umumnya dibagi menjadi 2 kelompok. Kelompok tersebut meliputi kelompok kecil dan kelompok besar.
Kelompok kecil diperuntukkan untuk anak usia 3 tahun dan kelompok besar diperuntukkan untuk anak usia 4 tahun. Namun, perlu dipahami bahwa karakteristik
anak usia kelompok bermain sama seperti anak usia dini lainnya, yakni masih senang bermain.
2. Karakteristik Anak Usia Dini
Masa usia dini merupakan masa ketika anak memiliki berbagai kekhasan dalam bertingkah laku atau karakteristik yang khas. Karakteristik anak usia dini
atau anak usia prasekolah berbeda dengan anak usia sekolah. Karakteristik anak usia dini menurut Richard D. Kellough Sofia Hartati, 2005: 10-11 adalah anak itu
bersifat egosentris, anak memiliki rasa ingin tahu yang besar, anak merupakan makhluk sosial, anak bersifat unik, anak umumnya kaya dengan fantasi, anak
memiliki daya konsentrasi yang pendek, serta anak merupakan masa belajar yang paling potensial untuk dikembangkan.
Dari pendapat tersebut maka dapat ditegaskan kembali bahwa anak usia dini perlu mendapatkan pendidikan yang tepat sesuai dengan tahapan usianya sehingga
orang tua dan guru mampu membimbing anak sesuai dengan karakteristiknya.
16 Melengkapi pendapat sebelumnya, Muhammad Fadlillah 2014: 57-59
menyebutkan bahwa karakteristik anak usia dini meliputi sebagai berikut: a.
Unik, yaitu anak berbeda satu dengan yang lainnya. Anak memiliki bawaan, minat, kapabilitas, dan latar belakang kehidupan masing-masing.
b. Egosentris, yaitu anak lebih cenderung melihat dan memahami sesuatu dari
sudut pandang dan kepentingan sendiri. Bagi anak sesuatu itu penting sepanjang hal tersebut terkait dengan dirinya.
c. Aktif dan energik, yaitu anak lazimnya senang melakukan berbagai aktivitas.
Selama terjaga dari tidur, anak seolah-olah tidak pernah lelah, tidak pernah bosan, dan tidak pernah berhenti dari aktivitas. Terlebih lagi kalau anak
dihadapkan pada suatu kegiatan yang baru dan menantang. d.
Rasa ingin tahu yang kuat dan antusias terhadap banyak hal. Yaitu anak cenderung memperhatikan, membicarakan, dan mempertanyakan berbagai hal
yang sempat dilihat dan didengarnya, terutama terhadap hal-hal yang baru. e.
Eksploratif dan berjiwa berpetualang, yaitu anak terdorong oleh rasa ingin tahu yang kuat dan senang menjelajah, mencoba, dan mempelajari hal-hal yang
baru. f.
Spontan, yaitu perilaku yang ditampilkan anak pada umumnya relatif asli dan tidak ditutup-tutupi sehingga merefleksikan apa yang ada dalam perasaan dan
pikirannya. g.
Senang dan kaya dengan fantasi, yaitu anak senang dengan hal-hal yang imajinatif. Anak tidak saja senang dengan cerita-cerita khayal yang
17 disampaikan oleh orang lain, tetapi ia sendiri juga senang bercerita kepada
orang lain. h.
Masih mudah frustasi, yaitu anak masih mudah kecewa bila menghadapi sesuatu yang tidak memuaskan. Anak mudah menangis dan marah apabila
keinginannya tidak terpenuhi. i.
Masih kurang pertimbangan dalam melakukan sesuatu, yaitu anak belum memiliki pertimbangan yang matang, termasuk berkenaan dengan hal-hal yang
membahayakannya. j.
Daya perhatian yang pendek, yaitu anak lazimnya mempunyai daya perhatian yang pendek, kecuali terhadap hal-hal yang secara intrinsik menarik dan
menyenangkan. k.
Bergairah untuk belajar dan belajar dari pengalaman, yaitu anak senang melakukan berbagai aktivitas yang menyebabkan terjadinya perubahan tingkah
laku pada dirinya. l.
Semakin menunjukkan minat terhadap teman, yaitu anak menunjukkan untuk bekerja sam dan berhubungan dengan teman-temannya. Hal ini beriringan
dengan bertambahnya usia dan perkembangan yang dimiliki oleh anak. Selain karakteristik-karakteristik tersebut, karakteristik lainnya yang tidak
kalah penting adalah anak suka meniru dan bermain. Anak suka meniru saat anak melihat sesuatu yang mengesankan bagi dirinya. Sedangkan bermain maksudnya
adalah anak usia dini merupakan usia bermain. Dengan dasar inilah muncul istilah bermain sambil belajar atau belajar sambil bermain. Hal ini menunjukkan bahwa
bermain erat kaitannya dengan dunia anak-anak.
18 Berdasarkan pernyataan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa anak usia
dini adalah anak yang memiliki kekhasan dalam bertingkah laku atau karakteristik tertentu. Karakteristik anak usia dini tersebut meliputi sifat sosial, penuh potensi,
unik, egois, aktif dan energik, memiliki rasa ingin tahu yang besar, eksploratif, spontan, imajinatif, mudah frustasi, kurang pertimbangan, fokus rendah, belajar
dari pengalaman, senang bekerja sama, suka meniru dan bermain. Karakteristik- karakteristik tersebut perlu dipahami oleh orang tua agar orang tua tidak salah
dalam memberikan stimulus kepada anak-anak berupa memasukkan anak ke dalam lembaga pendidikan yang sesuai dengan tahapan usia anak. Sedangkan oleh guru,
karakteristik-karakteristik tersebut perlu dipahami agar guru mampu menyusun rencana pembelajaran yang sesuai dengan perkembangan anak usia dini.
3. Aspek-aspek Perkembangan Anak Usia Dini