Pengelolaan Air Teori Kemaslahatan a. Pengertian Kemaslahatan

demikian itu dimaksudkan untuk menguji siapa diantara kamu yang paling baik amalnya. ” 87 “Bani Tamim mengunjungi Rasulullah. Mereka minta penjelasan Rasulullah tentang awal urusan pertama kali, bagaimana kejadiannya. Beliau menjawab: ‟Allah ada sebelum segala sesuatu ada, Arsy-Nya berada diatas air, dan Allah telah menuliskan segala sesuatu di dalam kitab al-Lauh al-Mahfuzh. ” 88 Arasy-Nya diatas air menunjukkan betapa pentingnya peran air dalam kehidupan. Dalam Q.S. Al-Anbiy ā‟21 :30, Allah berfirman, “...dan Kami jadikan segala sesuatu yang hidup berasal dari air ”. Q.S. Al-Mu‟minūn23 : 18 menjelaskan bahwa bumi ini menjadi layak untuk dihuni oleh makhluk hidup manusia, hewan dan tumbuhan karena tersedianya air yang cukup untuk menjaga ketahanan dan kelangsungan hidup. 4 Manajemen Air Untuk menjaga peran air yang maksimum dalam kehidupan untuk seluruh umat manusia maka air perlu dijaga. Kecukupan jumlah air dan kualitas yang baik akan menjadi berkah bagi kehidupan dan sebaliknya jika air tidak mencukupi dan berkualitas rendah akan menjadi bencana bagi kehidupan. Q.S. al-W āqi‟ah56 : 68-70 menyebutkan, “Pernahkah kamu memperhatikan air yang kamu minum. Kamukah yang menurunkannya dari awan al-muzn atau Kami yang menurunkan. Sekiranya kami kehendaki, niscaya kami menjadikannya asin, mengapa kamu tidak bersyukur? ”. Dalam Hadis yang populer, Rasul mengatakan bahwa “Manusia itu bersekutu dalam tiga hal, yaitu air, api dan rumput. ” Ayat Alquran dan hadis diatas menggambarkan pentingnya pengelolaan air untuk menjaga kualitasnya dan untuk memenuhi kebutuhan bersama akan air, sebagai kebutuhan yang sangat 87 Ibn Ka ṡīr al-Qursyi al-Baṣri, Tafsīr al-Qurān al-„Aẓīm, jilid IV, h. 265. Muhammad Sharif, Chaudhry, Sistem Ekonomi Islam, h. 6. 88 Ibn Ka ṡīr al-Qursyi al-Baṣri, Tafsīr al-Qurān al-„Aẓīm, jilid IV, h. 265. mendasar. Apalagi ditengah munculnya kekurangan air minum dan air bersih diberbagai belahan dunia. Air dipandang sebagai kebutuhan asasi manusia. PBB dalm Sidang Umum Tahun 2010 memutuskan mendukung deklarasi air sebagai hak asasi manusia. UUD 1945 Pasal 33 ayat 3 yang berbunyi: “Bumi dan air dan kekayaan yang terkandung didalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat ”. Manajemen air adalah usaha untuk menjaga dan mengatur air di muka bumi agar terjaga keberadaan dan kualitasnya untuk memenuhi kebutuhan manusia. Manajemen air menjadi isu yang banyak dibahas, termasuk di Indonesia. Majlis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah telah mengeluarkan fatwa tentang Fikir Air, hasil pembahasan pada Musyawarah Nasional Tarjih ke-28 Tahun 2014 di Palembang dan telah dibukukan. Fikih air adalah kumpulan kaidah, nilai dan prinsip agama Islam mengenai air yang meliputi pandangan tentang air, pengelolaan, pemanfaatannya dan solusinya mengenai berbagai problem tentang air terutama dari sudut budaya pemakainya. Air merupakan hal yang sangat vital dalam kehidupan seluruh makhluk hidup. “Perlu dibangun kesadaran bersama tentang permasalahan air yang meliputi bagaimana pandangan tentang air, pemanfaatannya, konservasi dan kelestariannya, pengelolaannya, dan mencukupi ketersediaan air bersih secara adil bagi seluruh masyarakat. Agama Islam kita yakini memiliki sejumlah kaidah dan prinsip menyangkut sejumlah aspek mengenai air, tetapi selama ini belum terungkapkan secara sistimatis. Buku in mencoba menggali kaidah-kaidah dan prinsip umum al-u ṣūl al-kulliyyah dari khazanah fikih mengenai pandangan tentang arti penting dan norma-norma di sekitar budaya air menyangkut perlakuan terhadap air, pemanfaatannya yang efisien, konservasi kelestarianya dan berbagai aspek lain. ” 89

3. Distribusi Rumah a. Alokasi Rumah

Distribusi adalah kebijakan dalam alokasi dari faktor produksi dan penyaluran hasil produksi. “Distribusi yaitu bagaimana sumber daya dan komoditas di- distribusikan di masyarakat agar setiap individu dapat mencapai ma ṣlaḥah. Masyarakat harus memutuskan siapakah yang berhak mendapatkan barang dan jasa dengan cara bagaimana setiap masyarakat memiliki keempatan untuk mendapatkan ma ṣlaḥah.” 90 Distribusi juga erat kaitannya dengan unsur keadilan dalam masyarakat dalam menikmati barang dan jasa. Chaudhry mengatakan : “Jika distribusi kekayaan di dalam masyarakat itu tidak adil atau tidak merata, maka kedamaian sosial selalu menjadi taruhan dan konflik antara si kaya dan si miskin dapat berlanjut ke revolusi berdarah. Kantong-kantong kemakmuran tidak dapat hidup dalam lautan kemiskinan, dan oleh karenanya, distribusi kekayaan yang adil dan merata merupakan hal yang amat penting bagi masyarakat demi mewujudkan kedamaian, kebahagiaan, dan kemakmuran. ” 91 Pendistribusian rumah kepada masyarakat berbeda dengan pendistribusian komoditas atau barang lain kepada masyarakat. Rumah adalah komoditas yang tidak bergerak menyangkut pertapakan, mempunyai nilai tinggi, tingkat kesulitan memperolehnya yang tinggi, aspek hukum yang menyertainya lebih kompleks dan penguasaan teknologi yang tidak semua orang menguasainya. Terutama hal ini akan dialami oleh masyarakat 89 Syamsul Anwar, Fikih Air Yogyakarta: Penerbit Suara Muhammadiyah, 2015, h. vii- viii. 90 Pusat Pengkajian dan Pengembangan Ekonomi Islam P3EI UII Yogyakarta, Ekonomi Islam, h.10. 91 Muhammad Sharif, Chaudhry, Sitem Ekonomi Islam, h. 77. berpenghasilan rendah. Atasan alasan tersebut mekanisme distribusi rumah tidak dapat diserahkan kepada mekanisme pasar sepenuhnya, melainkan harus ada campur tangan pemerintah dalam kebijakan pembangunan perumahan. Khususnya untuk MBR yang memiliki akses yang lemah kepada lembaga-lembaga terkait. “Terdapat fenomena market failure, government failure, dan citizen failure, yaitu kegagalan sektor-sektor in mencapai solusi optimum bagi permasalahan ekonomi. ” 92 “Mengambil berbagai kebijakan untuk menciptakan harga yang adil, terutama seandainya persaingan yang sempurna tidak dimungkinkan terjadi pada pasar. Monopoli tidak selalu akan berdampak buruk bagi masyarakat seandainya harga yang dihasilkan tetap merupakan harga yang adil. ” 93 b. H ak Milik Dalam Islam pada dasarnya apa yang ada di bumi dan seluruh alam semesta adalah milik Allah sesuai dengan firman Allah dalam Alquran surat An-Najm 31: Artinya ; Dan hanya kepunyaan Allah-lah apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi supaya Dia memberi Balasan kepada orang-orang yang berbuat jahat terhadap apa yang telah mereka kerjakan dan memberi Balasan kepada orang-orang yang berbuat baik dengan pahala yang lebih baik syurga. ” 94 Harta yang dikuasai manusia hanyalah amanah sebaai khalifah Allah di muka bumi. Oleh karena manusia terlahir dengan fitrah dan kemampuan yang berbeda beda, maka kemampuan diantara manusia dalam mendapatkan harta juga berbeda beda. Karena itu Allah 92 Pusat Pengkajian dan Pengembangan Ekonomi Islam P3EI UII Yogyakarta, Ekonomi Islam, h. 445. 93 Ibid., h. 462. 94 Ibn Ka ṡīr al-Qursyi al-Baṣri, Tafsīr al-Qurān al-„Aẓīm, jilid VII, h. 426.