Prinsip-Prinsip Konsumsi Aspek Konsumsi a. Nilai Tauhid

bersesuaian dengan prinsip Ekonomi Islam yang menghendaki kemudahan dan mengeluarkan orang dari kesulitan. Pada Periode 1998-2014 dan Periode 2015-2016 kebijakan penyediaan rumah hanya type 36, sehingga tidak mengakomodasi seluruh tingkatan pendapatan masyarakat. Akibatnya orang yang memiliki penghasilan dibawah untuk persyaratan type 36 tidak dapat memiliki rumah dengan FLPP.

2. Aspek Produksi

a. Nilai Khil āfah Nilai Ekonomi Islam menyebutkan bahwa penyediaan rumah bagi penduduk adalah kewajiban Pemerintah. Demikian juga halnya dalam Deklarasi Hak Azasi Manusia dan Undang-Undang Dasar 1945. Perum Perumnas adalah wujud dari pelaksanaan kewajiban Pemerintah Indonesia untuk menyediakan rumah, khsususnya bagai masyarakat berpenghasilan menengah kebawah. Dalam Periode 1974-1997, Pemerintah mengendalikan penuh kebijakan, penyediaan lahan, produksi dan harga rumah dan memberikan subsidi pembiayaan. Ini bersesuaian dengan kewajiban pemerintah dalam Islam untuk menyediakan rumah bagi penduduknya. Pada Periode 1998-2014 dan Periode 2015-2016 Pemerintah mengambil kebijakan yang tidak mengendalikan ketersediaan lahan, tidak mengendalikan suplai rumah, hanya menetapkan standar harga rumah secara regional dan memberi subsidi bunga. Padahal kunci dari pengendalian kebijakan perumahan adalah mengendalikan penyediaan lahan dan penyediaan rumah. Periode ini kemaslahatan yang diberikan menjadi berkurang dan lebih liberal dalam kebijakannya. b. Prinsip-Prinsip Produksi 1 Tazkiyah Tazkiyah adalah prinsip menjaga hubungan baik dengan sesama, dengan alam dan dengan Allah Swt. Ini adalah prinsip Ekonomi Islam. Perumnas telah mengaplikasikan ketiganya dalam melaksanakan pembangunan perumahan. Untuk menjaga hubungan dengan sesama ,Perumnas membentuk desain perumahan yang memungkinkan penghuninya dapat berinteraksi dengan baik, dengan menyediakan sarana bermain, olah raga, pasar, klinik. Untuk menjaga hubungan dengan alam menyediakan prasarana jalan, saluran, ruang terbuka, pertamanan, penghijaun. Untuk menjaga hubungan dengan Allah Swt dengan menyediakan tempat ibadah. Pada Periode 1974-1997 hal ini dapat dilakukan dengan sempurna karena membangun dalam skala besar. Periode 1998-2014 dan 2015-2016 tidak bisa dilaksanakan dengan maksimal karena pada umumnya membangun dalam skala kecil. 2 Usaha BersamaPerusahaan Publik Sebagai perusahaan yang ditujukan sebagai pelayan publik dalam bidang perumahan sudah sesuai tujuannya tidak untuk mencari laba profit tapi untuk memberi kesejahteraan kepada masyarakat benefit, fal āḥ. Prinsip ini dilaksanakan secara penuh pada periode 1974-1997. Hal ini berubah paa Periode 1998-2014 dimana Perumnas diwajibkan juga mencari keuntungan dan diberlakukan sama dengan pengembang swasta, atau PT.Persero milik pemerintah. 3 EfisiensiProfesional Perumnas memang tidak diharuskan untuk mencari keuntungan, tapi harus tetap dapat bekerja dengan efisien. Kalau ada perkiraan kerugian, harus dapat ditutup dengan yang lain yang menguntungkan subsidi silang antar lokasi. Hal ini dapat dilakukan pada Periode 1974-1997, karena memiliki jumlah lokasi yang banyak dan ada lokasi yang menguntungkan. Pada Periode 1998-2014 hal ini tiak dapat lagi dilakukan karena keterbatasan lokasi dan memaksa Perumnas untuk mencari keuntungan untuk bertahan. Produk rumah Perumnas adalah rumah murah, tapi harus tetap dikerjakan dengan kualitas yang baik. Artinya harus bekerja secara profesional. 4 Al-Mu „āwanah Dalam periode 1974-1997, Perumnas tidak melaksanakan sendiri Pekerjaan pembangunan perumahan, tapi memberikan pekerjaan kepada perusahaanorang sesuai dengan keahliannya melalui lelang terbuka. Demikian juga dalam hal pengadaan material diberikan kepada perusahaanorang sesuai dengan barang serta spesifikasi yang dibutuhkan. Sehingga memberi manfaat yang besar secara perekonomian. Memberikan penghidupan kepada masyarakat disekitarnya. Hal ini tidak terjadi lagi secara maksimal pada Periode 1998-2014 dan Periode 2015-2016 karena sangat menurunnya volume pekerjaan. 5 Penggunaan Kemudharatan secara ekonomis juga harus dihindarkan, yaitu dengan menghindarkan lahan yang menimbulkan biaya berlebihan, sehingga harga rumah menjadi mahal atau menyulitkan Perumnas mencapai titik impas. Perencanaan yang dilakukan Perumnas, terutama pada Periode 1974 – 1997 telah mengakomodasi semua konsep kemashlahatan dan menghindari kemudharatan yaitu : 1. Perencanaan telah mengakomodasi kepentingan semua lapisan masyarakat yang membutuhkan perumahan. 2. Perencanaan juga telah mengaplikasikan konsep keadilan dalam berekonomi. 3. Perencanaan juga telah memenuhi perintah Allah yang memerintahkan manusia untuk tidak berlebih-lebihan dalam segala sesuatu, 4. Perencanaan yang dibuat juga juga sudah memenuhi