Wujud dan Prinsip-Prinsip Perumahan Islami 1

nama yang berbau Islam, bentuk penataan lingkungan, design rumah dan fasilitas ibadah. Perumahan yang Islami akan ditunjukkan dengan nama dalam bahasa Arab atau menggunakan bahasa yang popular seperti Griya Islami, design bangunan yang menunjukkan identitas Islam seperti kubah, pintu gerbang yang dibuat seperti miniatur kubah masjid. Perumahan yang Islami juga ditandai dengan tersedianya bangunan masjid di dalam kompleks perumahan. Pemberian nama berbau Arab atau Islam ini sekaligus menjadi filter, bahwa penghuni yang dikehendaki adalah Muslim. Data di kota Medan lihat Lampiran VIII; Daftar Nama Perumahan di Kota Medan, dari 20 perumahan yang disurvey, 3 perumahan menggunakan bahasa Inggris; 8 campuran Indonesia dan Inggris; 6 Perumahan menggunakan bahasa Indonesia dan 2 Perumahan menggunakan bahasa ArabIslam dan 1 perumahan menggunakan nama campuran Arab dan Inggris. Hanya ada 2 perumahan yang menyebutkan memiliki musholla dan masjid. Planologi Islam Artikel artikel yang ditulis dan diskusi yang berkembang tentang Perumahan yang Islami memang fokus kepada yang berkaitan dengan planologi, arsitektur dan fasilitas yang berkaitan dengan Ibadah. Debby menyebutkan bahwa: “Perumahan Berbasis Islami adalah kelompok rumah yang berfungsi sebagai lingkungan atau tempat tinggal yang bernuansa Islami, dilengkapi dengan sarana dan parasarana lingkungan yang juga mendukung kemudahan ibadah bagi penghuninya 74 . 74 Debby Rahmi Isnaeni, Keilmuan Planologi Dalam Konteks Pembangunan Perumahan Bernuansa Islami Bogor: ITB, 2010, h. 1. Bangunan rumah yang dibangun biasanya berdasarkan beberapa ketentuan keilmuan dalam Islam. Konsep perumahan Islami tidak terlalu identik dengan langgamarsitektur yang cenderung menyerupai rumah-rumah Timur Tengah. Ada juga perumahan yang menitik beratkan pada kenyamanan lingkungan bagi penghuni dalam beribadah. Pembangunan yang membuat suasana semakin kondusif dalam melakukan ibadah baik kepada Allah Swt maupun kepada sesama manusia serta lingkungan yang mampu membina anak- anak dalam perkembangan keilmuannya sesuai ajaran Islam. Perencanaan aspek fisik dapat dilakukan dengan cara menyediakan fasilitas khusus yang dapat menunjang aktifitas ibadah kaum muslimin, seperti dibangunnya mushalla di setiap sektor, satu masjid utama dan sekolah Islami. Selain pembangunan infrastruktur, konsep interior rumahpun ikut diatur. Seperti adanya ruang kecil disetiap rumah yang berfungsi sebagai mushalla, peletakan pintu kamar mandi yang membelakangi kiblat, peletakan tempat tidur yang menghadap kiblat dan ketentuan lainnya. yang mirip dengan fengshui dalam tradisi Cina namun berdasarkan nilai-nilai Islam. Untuk aspek pembiayaan, pengembang dapat menerapkan sistem pembelian syariah, tanpa bunga. Sedangkan untuk perencanaan lingkungan sosial bernuansa Islami adalah dengan menyemarakkan sholat maghrib dan subuh berjamaah setiap harinya, serta adanya pengajian rutin bulanan untuk penghuninya. Hal ini dapat diharapkan dapat semakin mendekatkan penghuni dengan Yang Maha Pencipta. 2 Prinsip-Prinsip Rumah Islami Prinsip –Prinsip Rumah Islami adalah: “Prinsip Tauhid, Prinsip Rubūbiyah, Prinsip Khilāfah dan Prinsip Tazkiyah. ” 75 . Prinsip-prinsip tersebut dapat diuraikan sebagai berikut : a Prinsip Tauhid Allah Swt adalah satu dan tidak ada sekutu dalam penciptaan dunia. Allah Swt adalah pelaksana semua urusan di dunia ini dan semuanya tiada pencipta dan pemberi. Semua maujud dari yang besar hingga yang kecil, adalah ciptaan Allah Swt. Bila saat ini kita berencana membangun rumah, maka harus disadari bahwa hal ini hanya kekuasaan Allah Swt, sehingga kita memiliki kemampuan untuk membangun sebuah rumah. Harus diingat pula bahwa kita akan membangun rumah dilahan milik Allah Swt, menggunakan bahan-bahan ciptaan Allah Swt, mulai dari batu untuk pondasi, tanahbata untuk dinding, kayu untuk atap dan pintu. Maka sadarilah bahwa kita membangun rumah, semata-mata hanya karena kekuasaan dan pemberian Allah. Membangun rumah semata- mata hanya untuk beribadah dan berserah diri kepada Allah Swt. b Prinsip Rub ūbiyah mensyukuri rahmat dan rezeki-Nya Sungguh suatu rahmat yang luar biasa bila saat ini kita diberi keluasan rezeki, hingga kita dapat membangun atau membeli rumah. Betapa banyak saudara-saudara kita yang kurang beruntung sehingga mereka tidak memiliki kemampuan untuk memiliki sebuah rumah. Sudah sepantasnya bersyukur atas rahmat dan rezeki yang telah diberikan kepada kita. Salah satu ungkapan rasa 75 Hafidz Zamroni Zien dan Tarranita Kusumadewi, Prinsip-Prinsip Rumah Islami Malang: Jurusan Arsitektur; Fakultas Sains dan Teknologi UIN Maliki Malang, 2013, h. 1-2. syukur kita adalah dengan menggunakan rezeki dengan bijak, tidak berlebih-lebihan tidak pula kikir. Dalam membangun rumah, kita harus menggunakan sumber daya secermat mungkin, sehingga tidak ada yang mubazir. Namun juga jangan terlalu pelit irit yang dapat berpengaruh pada kekuatan bangunan. c Prinsip Khilāfah bertanggung jawab terhadap diri dan dunianya Allah Swt menciptakan manusia dimuka bumi agar manusia dapat menjadi khalifah di muka bumi tersebut. Ketika memerankan fungsinya sebagai khalifah Allah Swt dimuka bumi, ada dua peranan penting yang diamanahkan dan dilaksanakan manusia sampai hari kiamat. Pertama memakmurkan bumi al-im ārah. Kedua, memelihara bumi dari upaya perusakan yang datang dari pihak manapun ar- ri ‟āyah. Setiap jengkal lahan yang kita miliki adalah amanah. Kita akan dimintai pertanggungjawaban atas apa yang telah dititipkan kepada kita. Gunakan dan peliharalah lahan yang kita miliki secara optimal namun tidak melanggar hak yang lainnya, seperti hak lingkungan, tetangga, alam juga makhluk hidup yang lainnya . d Prinsip Tazkiyah menjaga hubungan dengan Tuhan dan alam Hablumminall āh, manusia diciptakan oleh Allah Swt untuk mengabdi kepadanya. Allah Swt memerintahkan manusia untuk menyembah hanya kepada Allah Swt, dan beribadah kepadaNya. Hablumminann ās, Allah Swt memerintahkan manusia untuk saling menyayangi dan berbuat baik satu dengan yang lainnya. Habluminal „ālam, Allah Swt memerintahkan manusia untuk tidak membuat kerusakan dimuka bumi, tapi harus memakmurkan bumi, dan memelihara bumi dari upaya perusakan dari pihak manapun .

e. Pembangunan Lingkungan

1 Fikih Ekonomi Umar bin Khatab tentang Lingkungan Sekalipun masalah lingkungan tidak berkaitan langsung dengan masalah distribusi hasil pembangunan, khususnya rumah, tapi terkait dengan lahan seperti apa yang akan dialokasikan untuk pembangunan rumah, syarat-syarat apa yang harus dipenuhi agar lingkungan tetap terjaga kelestariannya. Masalah lingkungan sangat erat kaitannya dengan pembangunan. Keduanya saling mempengaruhi baik positif maupun negatif. Masalah lingkungan menjadi hal yang sangat serius kerusakannya akibat kurang diperhatikan dan diantisipasi kerusakan yang mungkin timbul akibat pembangunan. Pengertian Lingkungan “Kata lingkungan yang dalam bahasa Arab “bī‟ah” artinya adalah tempat tinggal. Arti secara etimologi “lingkungan” bī‟ah ini secara ilmiah adalah rumah manusia yang lebih luas dan lebih mencakup daripada etimologi tersebut. Maka kata “lingkungan” bī‟ah menurut Jaribah adalah: “Mencakup tempat tinggal manusia berserta apa yang ada di dalamnya dari unsur-unsur materi dan sosial, aturan ekonomi dan politik, etika, kepercayaan, adat istiadat dan ilmu pengetahuan yang ada. ” 76 Masalah lingkungan yang timbul adalah akibat eksploitasi sumber daya alam yang berlebihan sehingga menimbulkan pencemaran lingkungan air, udara dan tanah. Diantara penyebab kerusakan lingkungan dan eksploitasi sumber daya alam adalah, distribusi yang kurang merata yang mengakibatkan meluasnya kemiskinan. Karena orang miskin dan kelaparan kadang- 76 Jaribah, Fikih Ekonomi Umar bin Khatab, h. 703. kadang bisa merusak lingkungannya, karena mereka berjuang untuk mendapatkan kebutuhan pokoknya. Mereka menebang pohon-pohon di hutan, merusak padang penggembalaan, mengeksploitasi tanah-tanah yang kosong, dan memenuhi kota-kota besar. Akibat perilaku tersebut dalam jangka panjang adalah menjadikan daerah tersebut mengalami masalah lingkungan dan non lingkungan. Oleh karena itu harus terpenuhi kebutuhan pokok semua orang, adanya distribusi yang adil, dan terciptanya kesempatan bagi semua. Mengikuti strategi Umar Ra dalam distribusi bisa menyelesaikan masalah-masalah lingkungan tersebut, dimana memerangi kemiskinan menjadi tujuan mencakup memenuhi kebutuhan pokok masyarakat. Hubungan fungsional pemikiran Umar bin Khattab Kalau dirumuskan dalam hubungan fungsional pemikiran Umar bin Khattab: “1. Distribusi yang buruk bisa meluaskan kemiskinan.2. Distribusi yang adil adalah strategi memerangi kemiskinan.3. Distribusi yang adil = fInvestasi, Terpenuhi semua kebutuhan pokok dan Kesempatan bagi semua 4. Distribusi yang adil menjadi jalan untuk menyelamatkan lingkungan. ” 77 Umar bin Khattab juga menekankan pentingnya keseimbangan antara tujuan pertumbuhan ekonomi dan menjaga lingkungan. Karena investasi ekonomi punya kecenderungan mengeksploitasi alam yang dapat menimbulkan kerusakan lingkungan. Maka dalam hal ini para pengambil kebijakan harus mendahulukan kemaslahatan umat. Umar bin Khattab mengetahui pengaruh lingkungan terhadap kesehatan dan kehidupan manusia, karena itu ketika beliau melihat keadaan umat Islam di Negara yang ditaklukkan telah berubah, maka beliau bertanya tentang sebabnya, sehingga diketahui bahwa lingkungan yang ditinggali oleh umat Islam belum cocok. 77 Ibid., h. 708-709.