Priyoto BAB I DISERTASI BAHRIL D S

Bagaimana sumber daya digalang agar rumah tetap eksis?; 3. Siapa berbuat apa dalam perumahan? 11 . Penelitian ini lebih banyak membahas mengenai tata ruang dan aspek lingkungan. Terjadi perlambatan dalam hal luas rumah minimum perorang yaitu masih sekitar 6 m persegiorang. Jepang sudah menuju angka 22 m persegiorang. Dalam hal penggunaan lahan terjadi pemborosan terutama untuk rumah kalangan atas, misalnya dengan membangun lapangan golf. Hal ini juga menimbulkan masalah lingkungan sosial. Relevansi hasil penelitian ini dengan penelitian penulis adalah sama- sama mendukung upaya untuk meningkatkan pembangunan perumahan baik dalam penghimpunan sumber daya dan eksekutornya. 2. Sukawi Sukawi dari Universitas Diponegoro Semarang menulis jurnal yang menulis “Wujud Arsitektur Islam Pada Rumah Tradisional Kampung Kulitan Semarang. 12 Penelitian ini hanya fokus pada masalah arsitektur tradisional, yang tidak sesuai dengan kebutuhan masyarakat, karena biaya konstruksi yang mahal, membutuhkan lahan yang luas dan material yang sulit diperoleh atau diproduksi secara massal. Penelitian ini membuktikan bahwa konsep rumah tradisional tidak cocok dengan pembangunan skala besar yang dilakukan Perumnas

3. Priyoto

Priyoto dari Universitas Tujuhbelas Agustus Surabaya, menulis jurnal yang berjudul “Penerapan konsep Kota Islami dan Pengaruhnya Terhadap Sosial Budaya Masyarakat, Kasus: Perumahan Rewwin,Waru ” Surabaya. 13 Kesimpulan penelitian ini adalah bahwa, tata letak, sarana dan fasilitas yang ada dalam sebuah perumahan akan memiliki pengaruh kepada sosial 11 Johan Silas, Perumahan: Hunian dan Fungsi Lebihnya, dari Aspek Sumberdaya dan eksistensi, Surabaya: Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Sepuluh November, 1993, h. 2. 12 Sukawi, Wujud Arsitektur Islam Pada Rumah Tradisional Kampung Kulitan Semarang, Semarang : Fakultas Teknik Universitas Diponegoro, 2010 , h. 1. 13 Priyoto, Penerapan konsep Kota Islami dan Pengaruhnya Terhadap Sosial Budaya Masyarakat, Kasus: Perumahan Rewwin,Waru Surabaya. Surabaya :Jurnal Fakultas Teknik Universitas Tujuhbelas Agustus Surabaya, 2012 , h.1. dan budaya masyarakat penghuninya. Desain rumah dan lingkungan akan mempengaruhi kehangatan hubungan dalam keluarga dan hubungan antar warga. Letak fasilitas seperti masjid yang berada ditengah lingkungan akan memudahkan warga untuk sholat berjamaah. Kondisi ini merupakan salah satu mashlahah dari perumahan yang direncanakan dengan baik. Jadi penelitian ini menekankan masalah Islami dari sebuah perumahan dari aspek penataan fisik dalam konstruksi rumah, fasilitas lingkungan yang mendukung aktifitas Muslim. Hasil penelitian ini mendukung penelitian disertasi ini bahwa penataan yang baik adalah bagian dari perintah Allah untuk bekerja dengan itqan. 4. Debby Rahmi Isnaeni Debby Rahmi Isnaeni, Institut Teknologi Bandung, menulis Jurnal “Keilmuan Planologi Dalam Konteks Pembangunan Perumahan Bernuansa Islam ” 14 . Penulis meneliti masalah Islami dari sebuah perumahan dari aspek fisik, tapi sudah dikaitkan dengan aspek moral, yaitu dengan menempuh cara-cara yang halal. Pengembang dalam mendapatkan lahannya dengan cara yang baik „an tarāḍin minkum, proses-proses produksi yang memenuhi kaidah kejujuran, tidak merusak lingkungan, memenuhi spesifikasi yang dijanjikan dan memenuhi janji tentang waktu dan jaminan yang diberikan. Penelitian ini menekankan harmoni dengan alam dalam pembangunan yang bersesuaian penelitian disertasi ini bahwa menjaga lingkungan bagian dari nilai-nilai dalam ekonomi Islam. 5. Hafiz Zamroni Zien Hafidz Zamroni Zien, Tarranita Kusumadewi, UIN Maliki Malang, menulis Jurnal dengan judul “Prinsip-Prinsip Rumah Islami” 15 . Pembangunan rumah adalah wujud dari amanah kekhalifahan yang diberikan Allah Swt kepada manusia yang ditugaskan memakmurkan 14 Debby Rahmi Isnaeni, Keilmuan Planologi Dalam Konteks Pembangunan Perumahan Bernuansa Islami, Bandung : Institut Teknologi Bandung, 2010 h.1. 15 Hafidz Zamroni Zien,Tarranita Kusumadewi, Prinsip-Prinsip Rumah Islami, Malang : Jurnal UIN Maliki Malang, 2013, h.1. bumi. Oleh karena merupakan perintah Allah maka rumah yang dibangun harus berdasarkan syari ‟at yang ditetapkan oleh Allah Swt. Penulis menguraikan bahwa konsep Tauhid kita dapat membangun rumah karena kuasa dan pemberian Allah, konsep Rub ūbiyah mensyukuri rahmat dan rezeki-Nya dan konsep Khil āfah bagian dari upaya memakmurkan bumi dan memeliharanya dari kerusakan. Penelitian ini mendukung penulisan disertasi ini bahwa pembangunan sebuah perumahan, bukan masalah fisik semata, tapi berkaitan dengan tugas kehalifahan manusia dimuka bumi. 6. Wienty Triyuly Jurnal dengan judul: “Identifikasi Pembangunan Type Rumah Perumahan di Kota Palembang. ” 16 Hasil penelitiannya yang dilakukan di kota Palembang bahwa penyediaan dan pembangunan perumahan oleh pengembang real estate di kota Palembang berdasarkan pada profit oriented sehingga penyediaan sarana dan prasarana perumahan dibebankan kepada harga rumah sehingga harga rumah real estate sangat tinggi. Kondisi ini menyebabkan terjadinya pergeseran target group pembangunan perumahan terutama pergeseran dari perumahan sederhana menjadi perumahan menengah dan mewah. Hasil penelitian ini mendukung penelitian disertasi ini bahwa pembangunan rumah untuk MBR tidak dapat diserahkan kepada pasar.

B. Identifikasi Masalah

Kebijakan pemerintah terjadi perbedaan dari Pemerintah Orde Baru dengan Pemerintah setelah era Reformasi. Pendekatan Pemerintah Orde Baru 1974-1997 menjadikan kebijakan pembangunan rumah, khususnya untuk MBR menjadi prioritas dengan ujung tombak Perum Perumnas. Pemerintahan di era Reformasi 1998-2014 mengambil kebijakan yang berbeda, walaupun secara politis tetap menggaungkan pentingnya 16 Wienty Triyuly, Identifikasi Pembangunan Type Rumah Perumahan di Kota Palembang. Palembang : Jurnal Rekayasa, Universitas Sriwijaya, 2013, h. 1. pembangunan perumahan, tapi dalam skala prioritas tidak lagi menjadi prioritas utama. Perum Perumnas dianggap sama saja dengan BUMN lain yang harus hidup dalam ekonomi pasar dan tidak mendapat dukungan yang memadai dari pemerintah. Baru pada masa Presiden Jokowi, perumahan kembali menjadi prioritas pembangunan dengan mencanangkan target 1 juta rumah, setiap tahunnya. Maka dari identifikasi masalah ini, akan dibahas masalah model pembangunan perumahan ini dari perspektif Ekonomi Islam. Model yang dimaksudkan adalah maslahah yang berkaitan dengan prioritas konsumsi, produksi dan distribusi yang termasuk di dalamnya kelembagaan dan kebijakan pengadaan tanah, perencanaan, pembangunan, hak milik, alokasi dan pendanaan perumahan yang merupakan bagian dari distribusi kekayaan distribution of wealth atau dalam perspektif ekonomi Islam bagian dari Siy āsah Māliyah. Apakah model pembangunan sesuai dengan nilai-nilai dan prinsip- prinsip yang ditawarkan Ekonomi Islam baik pada masa Orde Baru maupun setelah Reformasi. Disertasi ini diberi judul “Pembangunan Perumahan Untuk Masyarakat Berpenghasilan Menengah Ke Bawah Di Perkotaan Indonesia Oleh Perum Perumnas Ditinjau Dari Perspektif Ekonomi Islam ”.

C. Perumusan Masalah

Sesuai dengan judul disertasi ini dan uraian diatas, bahwa pembangunan perumahan sebagai bagian dari distribution of wealth yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dalam perspektif ekonomi Islam, dirumuskan sebagai berikut : “Bagaimana model pembangunan perumahan untuk masyarakat berpenghasilan menengah kebawah dengan UUD 1945 sebagai landasan konstitusional, dalam rentang waktu 1974-2016 ditinjau dari perspektif Ekonomi Islam ”.

D. Tujuan Penelitian

Maka penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana model pembangunan perumahan untuk masyarakat berpenghasilan ke bawah dengan UUD 1945 sebagai landasan konstitusional, dalam rentang waktu 1974-2016 dan ditinjau dari perspektif Ekonomi Islam, yaitu aspek-aspek yang berkaitan dengan nilai-nilai dan prinsip-prinsip pembangunan perumahan dalam ekonomi Islam.

E. Batasan Istilah 1. Perumahan adalah kumpulan rumah sebagai bagian dari permukiman,

baik perkotaan maupun perdesaan, yang dilengkapi dengan prasarana, sarana, dan utilitas umum sebagai hasil upaya pemenuhan rumah yang layak huni.

2. Rumah adalah bangunan gedung yang berfungsi sebagai tempat tinggal