Nilai-Nilai Kemaslahatan dalam Prioritas Konsumsi Perumahan
juga dalam menetapkan harga melakukan subsidi silang antara rumah menengah atas, menengah dan rumah sederhana.
b.
Nilai-Nilai Kemaslahatan Produksi dalam Perumahan
Setiap aktifitas pembangunan ekonomi akan membawa dampak kepada pihak lain. Oleh karena itu pembangunan harus memberikan
kesejahteraan kepada shareholder dan stake holder dan meniadakan dampak negatifnya. Berikut ini adalah nilai-nilai kemaslahatan dalam
proses pembangunan. 1 Rencana pembangunan perumahan yang akan dilakukan oleh
Perum Perumnas akan diawali dengan sebuah studi kelayakan perlunya dibangun sebuah perumahan di satu kota. Diawali dengan
data backlog kekurangan perumahan, tingkat penghasilan penduduk yang diperoleh dari data statistik BPS setempat. Dengan
dasar data tersebut maka dilakukan studi lanjutan untuk menetapkan jumlah rumah yang dibutuhkan dan komposisinya.
Hal ini untuk menghindari kemubaziran. 2 Negara dalam bidang pertanahan untuk perumahan mengeluarkan
UU No. 41992 tentang KASIBA dan LISIBA pada tahun 1992. Konsep ini berupaya mengendalikan sepenuhnya pengelolaan
tanah di bidang perumahan. Dalam konsep ini pengembang swasta hanya sebagai partisipan yang tidak dapat mengendalikan harga
tanah dan supply rumah. Inti kebijakan dalam KASIBA dan LISIBA adalah pengendalian dalam bidang pertanahan agar tidak
menjadi ajang spekulasi yang merugikan orang banyak dan menguntungkan pengusaha.
231
3 Memilih lahan yang memenuhi syarat dari semua aspek, sehingga perumahan yang dibangun nyaman, memenuhi syarat kesehatan
dan kemudahan dalam mobilisasi.
231
Kemenpera, Undang-Undang No.41992 tentang KASIBALISIBA, Jakarta : Kemenpera, 1992
4 Perumnas berkewajiban menyediakan air minum serta instalasi dalam rumah. Air minum bisa bersumber dari Perusahaan Daerah
Air Minum, atau dengan Water Treatment setempat. Atau kalau tidak tersedia dengan sumur pompa listrik.
5 Perumnas juga berkewajiban menyediakan energi listrik serta instalasinya dalam rumah. Energi listrik bersumber dari PLN.
6 Mengutamakan penggunaan
produksi lokal,
sehingga menimbulkan lapangan usaha dan lapangan pekerjaan.
7 Mengumumkan secara terbuka penawaran pekerjaan kepada publik melalui media, agar terbukanya kesempatan yang sama untuk
semua perusahaan yang memenuhi syarat dan kualifikasi untuk pekerjaan tersebut.
8 Menetapkan masa pemeliharaan, sebelum pekerjaan diserah terimakan untuk mengantisipasi kemungkinan kerusakan atau
kekurangan dalam pekerjaan. 9 Mendorong tumbuhnya teknologi baru dalam hal material
bangunan seperti concrete block, asbes dan lain-lain. 10 Mengutamakan perusahaan dan tenaga kerja setempat, sehingga
menumbuhkan perusahaan-perusahaan lokal dan melahirkan tenaga ahli dalam bangunan yang lebih kompeten.
11 Secara tidak langsung juga menumbuhkan usaha-usaha yang tidak terkait langsung dengan pekerjaan pembangunan perumahan
seperti rumah makan, kebutuhan furniture dan usaha-usaha lain yang mendukung pembangunan perumahan,
12 Setelah pembangunan selesai juga menimbulkan usaha-usaha baru yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan penghuninya.