Medan Denai Nilai-Nilai Kemaslahatan

Rawa 5 Ha 4,55. Rasio penggunaan tanah land use 67 : 33, sudah mendekati ketentuan 60 : 40. Yaitu 67 lahan digunakan untuk kavling rumah dan 33 untuk prasarana, sarana dan fasilitas sosial dan fasilitas umum. 2 Pembangunan : Dengan menggunakan standar ratio 6 : 3 : 1, maka Rumah Inti sebanyak 5.172, sedangkan realisasinya sebanyak 5.614 yang terdiri dari Rumah Inti D-1560 sebanyak 1.107 unit rumah, D-1872 sebanyak 1.740 unit rumah dan D-2190 sebanyak 2.767 unit rumah, Rumah Sederhana D-36120 sebanyak 2.585 unit rumah, dibangun 2.505 unit rumah dan Kavling Tanah Matang 862 unit. Dan yang dibangun 500 unit rumah, Artinya kemaslahatan untuk golongan masyarakat berpendapatan menengah kebawah lebih diutamakan. 3 Dalam proses pembangunan juga telah memberikan kemaslahatan dengan menampung tenaga kerja menjadi pegawai Perumnas. Memberi pekerjaan kepada perusahaan-perusahaan yang juga mempekerjakan banyak tenaga kerja. Menumbuhkan usaha-usaha produksi bahan bangunan. Juga menimbulkan usaha-usaha yang dibutuhkan tapi tidak terkait langsung dengan pembangunan seperti rumah makan, toko bahan bangunan, dan usaha-usaha untuk memenuhi kebutuhan para pekerja. 4 Dalam rangka mendapatkan rumah, calon pembeli masih diberi kemudahan dengan mencicil uang muka selama 6 bulan tapi tidak diperkenankan lagi menempati rumah sebelum terjadi akad jual beli. Dalam Kredit Pemilikan Rumah melalui Bank Tabungan Negara masih diberi bunga subsidi, sehingga cicilan menjadi lebih rendah. Jangka waktu kredit yang dapat disesuaikan dengan tingkat penghasilan dari 5 tahun sampai dengan 20 tahun. Dokumen-dokumen yang berkaitan dengan izin dan kepemilikan, sambungan listrik dan air minum menjadi tanggungjawab Perumnas. 5 Dari hasil wawancara, prasarana, fasilitas yang tersedia cukup memadai cuma perawatan kurang optimal

3. Perubahan Kemaslahatan setelah tahun 1997

Setelah tahun 1997 atau mulai tahun 1998, beriringan dengan Reformasi terjadi banyak perubahan kebijakan terutama dengan perekonomian, yaitu liberalisasi dan privatisasi. Tidak terkecuali terjadi juga dalam bidang Perumahan. Hal ini sangat berpengaruh kepada kemaslahatan yang bisa diberikan oleh Perumnas kepada masyarakat. Berikut ini beberapa bidang dimana perubahan kebijaksanaa Pemerintah dalam bidang perumahan. a. Sesuai dengan Peraturan Pemerintah 1 Kebijakan 60 : 40 dan konsep 6 : 3 : 1 tidak lagi dijalankan diganti dengan Hunian Berimbang yaitu menjadi penyediaan lahan untuk MBR 25 dan konsep 3 : 2 : 1 halaman 143. Rumah sederhana, rumah menengah dan rumah mewah boleh tidak dibangun dalam satu hamparan. Jelas konsep ini mengurangi kemaslahatan untuk MBR, yaitu semakin kecilnya lahan yang tersedia untuk rumah sederhana dan lokasinya bisa jadi menjadi dipinggiran atau dilokasi yang kurang baik. 2 Konsep Kawasan Siap Bangun KASIBA dan Lingkungan Siap Bangun LISIBA yang sangat ideal untuk mengendalikan pertanahan untuk perumahan tidak bisa direalisasikan. Padahal masalah pertanahan ini menjadi penting bagi keberhasilan memaksimumkan kemaslahatan dari semua aspek seperti pengendalian harga, fasilitas, tata ruang, efisiensi pembiayaan dan penggunaan lahan. 3 Perumnas tidak lagi dimasukkan Pemerintah kedalam APBN sejak tahun 1998. Dari data diatas menunjukkan kemampuan Perumnas menurun dengan sangat tajam, tinggal 30 . Dengan demikian kemampuan memberi kemaslahatan juga sangat menurun