Bakat dan Minat yang Tidak Sesuai. a. Masalah bakat Traxler berpendapat bahwa bakat adalah serangkaian sifat-sifat yang Crow and Crow menyatakan bahwa bakat adalah suatu kualitas yang dimiliki Bingham menambahkan bahwa bakat itu merupakan ses

c. Salah pengertian bahwa belajar cukup dengan sekedar membaca sehingga tidak ada usaha untuk membantu kelancaran dalam memahami apa yang dipelajari, mengulang, membuat tanda-tanda yang bisa membantu dalam kelancaran belajar. d. Kurangnya lingkungan belajar yang menunjang keberhasilan belajar. e. Kurangnya pengertian bahwa belajar memerlukan kondisi fisik yang sehat, sehingga siswa tidak berusaha menjaga kesehatan.

4. Bakat dan Minat yang Tidak Sesuai. a. Masalah bakat

Sebagai dasar pembahasan lebih lanjut diketengahkan beberapa pendapat tentang pengertian bakat.

1. Traxler berpendapat bahwa bakat adalah serangkaian sifat-sifat yang

memberikan petunjuk tentang suatu kemungkinan yang dapat dicapai oleh individu dengan melalui latihan –latihan yang memadai, pengetahuan serta ketangkasan.

2. Crow and Crow menyatakan bahwa bakat adalah suatu kualitas yang dimiliki

oleh seseorang di dalam tingkatan yang berbeda-beda. Suatu bakat tertentu khusus dapat dilihat dari sifat-sifat yang menandakan bahwa ia mempunyai perbuatan yang tinggi dalam hal tersebut.

3. Bingham menambahkan bahwa bakat itu merupakan sesuatu ukuran tentang

kemungkinan suksesnya seseorang dalam suatu kegiatan yang dapat dibangun melalui latihan-latihan. Dari beberapa pendapat di atas dapat disarikan secara umum bakat adalah suatu kemampuan yang sifatnya potensial, yang dapat diwujudkan dalam suatu perbuatan nyata dan dapat dikembangkan bentuk memberikan latihan dan pemberian pengalaman dan pengetahuan. Dalam proses belajar mengajar di sekolah ataupun dalam proses pendidikan pada umumnya, salah satu faktor dari dalam individu siswa yang ikut menyumbangkan keberhasilan belajar adalah faktor kemampuan dasar yang bersifat potensial yang akan berkembang dalam situasi lingkungan yang cocok dan memadai. Namun demikian dalam kenyataanya sering dan bahkan tidak jarang terlihat bahwa individu sebagai subyek belajar yang aktif tidak memperhatikan ataupun tidak mau memperhatikan kemampuan yang sebenarnya dia miliki agar dia mencapai keberhasilan dalam belajar, sehingga banyak di antara mereka jatuh dan tak mencapai hasil belajar ataupun pendidikan yang diharapkan. Pemahaman terhadap bakat individu sangat penting dalam hubungannya dengan usaha pendidikan pemilihan lapangan kerja. Hal ini didasarkan pada asumsi bahwa seseorang akan lebih berhasil dalam belajar atau dalam bekerja apabila belajar atau bekerja dalam bidang yang sesuai dengan bakatnya. Dalam hal pendidikan, hasil analisis bakat menyarankan agar kepada anak didik dapat diberikan pengalaman belajar yang sesuai dengan bakatnya masing-masing. b. Masalah minat Minat merupakan salah satu unsur pribadi yang berpengaruh terhadap keberhasilan belajar siswa. Tanpa adanya minat terhadap materi belajar, maka siswa tidak akan belajar dengan sungguh-sungguh, dan dampak hasil belajar tidak akan sesuai dengan harapan. Menurut Slameto 1987:59 Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan-kegiatan yang diminati seseorang diperhatikan terus-menerus yang disertai dengan rasa senang. Dengan adanya minat belajar yang kuat maka siswa akan memperhatikan dan mengenang bahan belajar yang disajikan oleh guru. Juga secara terus menerus tertuju pada materi yang dipelajari dengan rasa senang akan mengenang dan mengingatnya. Ini berarti minat merupakan suatu kekuatan yang mendorong seseorang menaruh perhatian terhadap seseorang, suatu benda atau suatu kegiatan. Minat yang kurang mengakibatkan kurangnya intensitas kegiatan. Kurangnya intensitas kegiatan ini menimbulkan hasil yang kurang pula. Sebaliknya hasil yang kurang dapat pula mengakibatkan berkurangnya minat terhadap hal itu. Memang jarang benar kita jumpai murid menaruh minat yang sama-sama besar terhadap semua pelajaran yang diberikan di sekolah. Pada umumnya murid-murid menaruh minat besar pada pelajaran tertentu saja, agak berminat untuk beberapa pelajaran yang lain dan pelajaran sisanya adalah termasuk yang kurang diminati. Yang penting dalam hal ini adalah masing-masing anak memberikan bobot besar kecilnya minat menurut kewajaran dirinya dan melakukan kegiatan belajar yang disesuaikan dengan tuntutan bobot pentingnya pelajaran itu di dalam kurikulum. Sebagai contoh, jika pelajaran bahasa Indonesia wajib dikuasai dengan baik oleh seluruh murid, maka siswa baik berminat maupun tidak berminat wajib mempelajarinya dengan baik. Jika pelajaran olah raga tujuanya adalah bukan untuk mencapai prestasi yang setinggi-tingginya, maka bagi murid yang benar-benar berminat dapat berlatih terus dan memperoleh kesempatan besar untuk mengembangkan prestasi olah raga sehingga dapat meraih juara. Dalam hal ini guru tidak perlu memaksa murid untuk mempunyai minat yang besar tehadap suatu mata pelajaran. Yang pasti harus ditekankan oleh setiap guru ialah arti dan pentingnya setiap mata pelajaran yang telah guru ajarkan. Karena dengan adaya minat yang tidak sesuai berakibat tidak adanya kesesuaian antara guru dengan murid, sehingga tidak memungkinkan tercapainya tujuan belajar. Begitu juga proses belajar mengajar tidak berlangsung dengan lancar. Adanya proses belajar pada diri murid menumbuhkan interaksi aktif terhadap suasana belajar mengajar yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan, dan nilai sikap. Perubahan terjadi relatif konstan dan setiap kegiatan belajar akan menimbulkan perubahan. Oleh karena itu minat belajar yang tidak sesuai akan menimbulkan masalah terhadap pencapaian dan keberhasilan belajar.

5. Harapan Orang Tua yang Tidak Sesuai dengan Kemampuan Anak.