Sikap dan Kebiasaan Belajar yang Tidak Memadai

Berdasarkan kenyataan dan seharusnya penguasaan siswa pada materi pelajaran setelah mengikuti pelajaran masih menunjukan bahwa hasil belajar siswa masih rendah. Jadi antara hasil belajar yang diharapkan dengan hasil yang diperoleh siswa masih di bawah standar yang ada. Hal ini menunjukan bahwa siswa dalam belajar masih mengalami hambatankendala. Anak yang mengalami hambatan dalam belajar tidak dibiarkan begitu saja, akan tetapi anak ini memerlukan penanganan secara khusus supaya mereka mampu mencapai penguasaan dengan tuntas pada setiap materi pelajaran. Untuk mengetahui kemampuan daya serap individu dapat diamati lewat nilai atau hasil belajar. Artinya jika siswa hanya dapat menyelesaikan pekerjaan tersebut 60 atau 70 berarti daya serap atas materi belajar hanya 60 atau 70. Status kemampuan daya serap rendah dapat ditilik lewat ranking kelas. Sebagai contoh, jika jumlah siswa 40 orang anak, maka jika prestasi belajar kelas diranking mulai dari atas dengan nomor urut satu dan seterusnya, maka siswa yang mendapat ranking ke 31 harus memperoleh bimbingan khusus. Selain itu jika dalam suatu bidang studi siswa memperoleh nilai 5 atau 50 baru dapat mengerjakan soal tes secara keseluruhan betul, maka yang bersangkutan harus diberikan bimbingan khusus. Bahkan daya serap mencapai 50 atas penguasaan materi belajar yang diajukandiujikan berarti guru harus mengulang lagi penyajian materi tersebut.

3. Sikap dan Kebiasaan Belajar yang Tidak Memadai

Dalam proses pembelajaran siswa harus memiliki suatu sikap dan kesediaan dalam bereaksi terhadap suatu hal, hal tersebut adalah materi pelajaran yang akan ia peroleh. Dari definisi di atas maka sikap akan memberikan arah pada seorang siswa untuk berbuat atau bertindak terhadap materi pelajaran yang ia terima. Tetapi dalam kenyataan semua tindakan atau perbuatan seorang siswa tidak identik dengan sikapnya. Dalam kaitanya dengan kegiatan pembelajaran siswa sikap sangat berpengaruh terhadap proses dan hasil belajar di sekolah. Belajar pada hakikatnya merupakan suatu proses di mana ditimbulkan suatu perbuatan karena mereaksi suatu keadaan sehingga terjadi perubahan tingkah laku. Dalam hal ini belajar timbul dari diri individu sendiri sehingga akan terjadi suatu hubungan-hubungan baru. Karena belajar dan pengalaman keduanya merupakan proses yang dapat merubah sikap, tingkah laku, dan pengetahuan sehingga mampu menciptakan suatu hubungan baru yang makin lama makin maju ke tingkat yang lebih tinggi. Dan untuk mencapai suatu perubahan yang makin tinggi diperlukan sikap positif dan kebiasaan belajar yang teratur. Sejalan dengan kebiasaan siswa belajar terus menerus, ajeg, serta teratur siswa diwajibkan untuk merencanakan kegiatan belajar setiap hari pada jam-jam tertentu. Karena dengan kata lain siswa hanya akan belajar serius jika menghadapi tes. Kebiasaan tersebut akan menimbulkan suatu gejala yang tidak memadai siswa akan terus belajar tanpa ada waktu senggang. Adapun sikap dan kebiasaan siswa belajar yang tidak memadai antara lain : a. Kebiasaan belajar yang tidak tertib, artinya belajar yang hanya kalau ada ulangantes saja. b. Kurang disiplin pribadi, artinya siswa tidak disiplin dalam menyelesaikan tugas belajar serta dalam menepati waktu belajar. c. Salah pengertian bahwa belajar cukup dengan sekedar membaca sehingga tidak ada usaha untuk membantu kelancaran dalam memahami apa yang dipelajari, mengulang, membuat tanda-tanda yang bisa membantu dalam kelancaran belajar. d. Kurangnya lingkungan belajar yang menunjang keberhasilan belajar. e. Kurangnya pengertian bahwa belajar memerlukan kondisi fisik yang sehat, sehingga siswa tidak berusaha menjaga kesehatan.

4. Bakat dan Minat yang Tidak Sesuai. a. Masalah bakat