Seperti mottonya “ Membentuk generasi Qur’ani yang cerdas trampil dan taqwa sehingga menjadi manusia utama ”.
Kegiatan-kegiatan Extrakurikuler : 1. DrumBand
2. Hizbul Wathan
3. Komputer
4. Tapak Suci
5. Bahasa Inggris
6. Qiroah
7. Seni dan Kerajinan Tangan
8. Rebana
9. Pembinaan Prestasi Akedemik
B. Pelaksanaan Kegiatan Belajar Mengajar
Mengajar atau memberikan pelajaran adalah suatu proses interaksi antara guru dan murid dengan tujuan agar murid dapat menerima ilmu, menguasai pengetahuan,
memiliki ketrampilan dan kecakapan serta mempunyai sikap dan nilai, yang topik- topik pelajarannya dipilih oleh guru.
Dalam kegiatan belajar mengajar di SD Muhammadiyah 2 Surakarta kami mengajarkan mata pelajaran bahasa China dalam 10 pertemuan, 7 pertemuan untuk
pemberian materi dan 3 pertemuan untuk pemberian ujian atau tes. Perincian sebagai berikut:
Pertemuan Ke tanggal
Materi
1 10 Maret 2007
Pengenalan bahasa China 2
17 Maret 2007 Sapaan 1
3 24 Maret 2007
Sapaan 2 4
7 April 2007 Mengenal angka
5 14 April 2007
Mengenal Hari dan Bulan 6
21 April 2007 Mengenal Anggota Keluarga
7 28 April 2007
Mengenal Buah dan Warna 8
5 Mei 2007 Tes 1
9 12 Mei 2007
Tes 2 10
19 Mei 2007 Tes 3
Dari kesepuluh pertemuan tersebut siswa menyambut dengan senang karena pelajaran bahasa China merupakan pelajaran bahasa asing kedua yang mereka
palajari setelah bahasa Inggris. Dengan demikian sebagai guru kami membuat sedemikian rupa sehingga siswa mempunyai minat terhadap pelajaran bahasa China
sehingga sebagai guru dan murid dapat berinteraksi. Secara garis besar masalah pembelajaran yang dihadapi siswa yaitu masalah
minat dan secara khusus adalah tentang pelafalan dasar bahasa China yang sama sekali siswa belum pernah mendengar. Tetapi dengan dorongan semangat maka
sedikit demi sedikit siswa mulai ada respon positif. Dengan pengulangan materi awal maka siswa mulai timbul minat belajar dan terbiasa dengan pelafalan bahasa China.
Karena pelajaran bahasa merupakan pelajaran yang harus sering dibiasakan dan sering diucapkan. Maka proses belajar mengajar di kelas menerapkan sistem lisan,
jadi guru langsung bisa mendengar bentuk kendala-kendala yang dihadapi siswa dalam menghadapi pelajaran bahasa China.
Dalam pelajaran bahasa ini kami mengutamakan keaktifan siswa sehingga bagi siswa yang kurang berminat dengan pelajaran bahasa China dapat berusaha
untuk tahu dan memahami. Hasil yang diperoleh juga sangat memuaskan siswa mampu menguasai dengan cepat walaupun tidak 100 terserap, tetapi dari praktik
siswa sudah banyak menguasai. Untuk munculnya kendala-kendala yang ada kami berusaha memecahkanya tanpa mengurangi semangat belajar siswa. Yaitu dengan
bantuan teman sebangku mereka tidak akan merasa canggung untuk bertanya. Dengan demikian kelas dapat menjadi tempat belajar yang nyaman dengan adanya
interaksi yang dekat antara murid dengan guru.
C. Kendala-Kendala Dalam Proses Belajar Mengajar