dalam belajar, tidak mampu mengerjakan tes, dan sebagainya. Agar hal tersebut tidak berkepanjangan maka guru sebagai personil yang bertanggung jawab atas
keberhasilan belajar siswa, harus segera memberikan pembinaan atau bimbingan tentang cara belajar yang tepat. Dengan bimbingan diharapkan siswa akan dapat
mencapai prestasi belajar secara optimal sesuai dengan kemampuan yang dimiliki. Usaha meningkatkan prestasi belajar ini dapat ditempuh dengan berbagai macam
kegiatan bimbingan. Upaya penanganan masalah belajar tersebut antar lain : 1.
Pengajaran perbaikan. 2.
Program pengayaan 3.
Pembelajaran individual
1. Pengajaran Perbaikan
Pengajaran perbaikan remidial adalah suatu bentuk pengajaran yang bersifat menyembuhkan atau membetulkan atau membuat jadi baik. Jadi pengajaran remidial
ini merupakan bentuk khusus pengajaran yang bermaksud untuk menyembuhkan gangguan atau hambatan yang terjadi dalam proses belajar mengajar.
Di dalam proses belajar mengajar guru dihadapkan pada kenyataan adanya keanekaragaman individu siswa. Keanekaragaman kemampuan ini akan membuat
tingkat penguasaan belajar yang berbeda antar siswa satu dengan siswa yang lain, sehingga ada siswa yang berhasil mencapai prestasi belajar baik dalam arti menguasai
seluruh bahan pelajaran. Tetapi ada pula siswa yang tidak mampu mencapai prestasi bahan belajar secara tuntas. Apabila siswa yang tidak menguasai bahan belajar secara
tuntas ini dibiarkan, akan mempengaruhi penguasaan bahan pada pengajaran
berikutnya, sehingga bahan belajar yang belum dikuasai semakin menumpuk atau semakin luas.
Uraian di atas memperjelas bahwa tujuan pegajaran remidial adalah untuk membantu mengatasi kesulitan belajar. Hal ini berarti bahwa pengajaran remidial
dilakukan apabila diketahui adanya kesulitan belajar. Jadi jelasnya sesudah terjadi proses belajar mengajar baru diketahui perlu tidaknya pengajaran remidial ini
diberikan. Pengajaran remidial harus dilakukan oleh orang yang mengetahui permasalahan yang dihadapi dan pelaksanaanya menekankan pada pendekatan
individual.
Perbedaan Pengajaran Remidial dengan Pengajaran Biasa 1. Ditinjau dari segi siswa
Dalam pengajaran reguler biasa semua siswa ikut berpartisipasi. Sedangkan pengajaran remidial hanya akan dikenakan pada siswa yang mengalami kesulitan
belajar. Pengajaran remidial merupakan pengajaran khusus, sehingga pesertanya khusus yaitu siswa yang mengalami kesulitan belajar.
2. Ditinjau dari segi tujuan Pengajaran reguler dilaksanakan untuk mencapai tujuan pengajaran seperti
yang ditetapkan di dalam kurikulum, sama untuk semua siswa. Pada pengajaran remidial tujuan pengajaran dirumuskan sesuai dengan kesulitan yang dialami siswa.
3. Ditinjau dari metode mengajar
Pada pengajaran reguler penggunaan metode dalam mengajar adalah sama untuk semua siswa. Sedangkan pada pengajaran remidial metode yang dipergunakan
sangat bervariasi sesuai dengan sifat, jenis, dan latar belakang kesulitan belajar. 4. Ditinjau dari segi guru
Pengajaran reguler dilakukan oleh guru bidang studi. Pengajaran remidial dilakukan oleh guru bidang studi bekerja sama dengan pihak lain seperti pembimbing
atau konseling sekolah. Hal ini disesuaikan dengan latar belakang kesulitan belajar yang dialami siswa. Pengajaran remidial dapat dilakukan oleh guru bidang studi
sendiri, tetapi mungkin juga dilakukan oleh guru bersama dengan ahli. 5. Ditinjau dari segi evaluasi
Evaluasi yang dipergunakan dalam pengajaran reguler bersifat seragam artinya evaluasi sama untuk semua siswa di satu kelas. Dalam pengajaran remidial,
evaluasi yang dipergunakan disesuaikan dengan kesulitan belajar yang dialami siswa sehingga evaluasi dilakukan secara khusus.
6. Ditinjau dari teknik pendekatan Dalam pengajaran reguler pendekatan yang dipergunakan adalah pendekatan
kelompok secara klasikal. Pada pengajaran remidial pendekatan disesuaikan dengan keadaan pribadi dari masing-masing siswa yang mengalami kesulitan belajar
sehingga pendekatan lebih bersifat individual.
Tujuan Pengajaran Remidial Secara umum pengajaran remidial bertujuan membantu siswa mencapai hasil
belajar sesuai dengan tujuan pengajaran yang telah ditetapkan di dalam kurikulum.
Jadi, tujuan umum pengajaran remidial adalah sama dengan tujuan pengajaran reguler. Secara khusus, tujuan pengajaran remidial adalah membantu siswa yang
mengalami kesulitan belajar agar mencapai prestasi yang diharapkan melalui proses penyembuhan dalam aspek kepribadian atau dalam proses belajar mengajar. Dalam
pengajaran remidial siswa dibantu untuk memahami kesulitan belajar yang dihadapinya. Kemudian dibantu untuk mengatasi kesulitan belajar tersebut dengan
memperbaiki cara belajar dan sikap belajar yang dapat mendorong tercapainya hasil belajar secara optimal serta mampu melaksanakan tugas-tugas belajar yang diberikan
oleh guru.
Prosedur dan Langkah Pengajaran Perbaikan remidial 1. Penelaahan kembali kasus
Tujuan langkah ini adalah untuk memperoleh gambaran yang jelas tentang kasus dan kemungkinan pemecahannya. Berdasarkan penelaahan kasus ini akan
diperoleh gambaran tentang siswa yang perlu mendapat layanan tingkat kesulitan yang dialami, di mana kesulitan terjadi, dan dalam domain apa siswa mengalami
kesulitan. Dalam langkah pertama ini juga ditelaah mengenai faktor penyebab kesulitan yang dialami siswa, baik faktor penyebab yang berasal dari dalam diri siswa
maupun yang berasal dari luar diri siswa. 2. Pemberian alternatif tindakan
Dari penelaahan kasus pada langkah pertama kita memperoleh kesimpulan tentang karakteristik kasus dan alternatif pemecahannya. Karakteristik kasus
dibedakan menjadi berat, sedang, dan ringan. Setelah karakteristik kasus diketahui maka guru haru memikirkan tindakan pemecahan sebagai berikut :
a. Apabila kasusnya ringan, tindakan yang ditempuh adalah memberikan
pengajaran remidial. b.
Apabila kasusnya cukup atau berat, sebelum memberikan pengajaran remidial terlebih dhulu kepada siswa tersebut harus diberikan layanan bimbingan dan
konseling untuk mengatasi hambatan emosional yang mempengaruhi kegiatan belajarnya.
3. Pemberian layanan khusus Yang dimaksud dengan layanan khusus ini adalah layanan bimbingan dan
konseling. Layanan ini bertujuan mengusahakan agar siswa yang menjadi kasus terbebas dari hambatan mental emosional sehingga dapat mengikuti kegiatan belajar
dengan wajar. Layanan ini dilakukan oleh petugas B K atau konseling sekolah atau psikolog.
4. Pelaksanaan pengajaran remidial Setelah terciptanya pra kondisi seperti pada lagkah ketiga, selanjutnya
dilakukan pengajaran remidial. Sasaran pokok dari langkah ini adalah meningkatkan prestasi maupun kemampuan siswa dalam menyesuaikan diri dengan ketentuan yang
telah diteapkan oleh guru. 5. Pengukuran kembali hasil belajar
Dengan selesainya pelaksanaan pengajaran remidial selanjutnya dilakukan pengukuran terhadap perubahan pada diri siswa yang bersangkutan. Pengukuran ini
untuk mengetahui apakah siswa sudah mencapai apa yang direncanakan dalam
pengajaran remidial atau belum. Untuk mengetahui hal ini dilakukan pengukuran terhadap prestasinya dengan tes sumatif seperti yang dipergunakan pada proses
belajar mengajar sesungguhnya. 6. Re-evaluasi dan re-diagnostik
Hasil pengukuran yang dilakukan pada langkah kelima kemudian ditafsirkan dengan mempergunakan cara dan kriteria seperti pada proses belajar mengajar yang
sesungguhnya. Hasil penafsiran tersebut akan menghasilkan tiga kemungkinan sebagai berikut :
a. Kasus menunjukan peningkatan prestasi dan kemampuan penyesuainya
mencapai kriteria keberhasilan mimimum seperti yang diharapakan. b.
Kasus menunjukan peningkatan prestasi dan kemampuan penyesuaian dirinya, tetapi belum sepenuhnya memadai kriteria keberhasilan minimum yang
diharapkan. c.
Kasus belum menunjukan perubahan yang berarti, baik dalam prestasinya maupun kemampuan penyesuaian dirinya.
2. Program Pengayaan