C. Analisis bivariat
Analisis ini bertujuan untuk mengetahui keterkaitan antara dua variabel. Analisis bivariat dalam penelitian ini menggunakan uji regresi linier sederhana. Hasil
uji regresi linier sederhana dapat dilihat pada Tabel 4.2.
Tabel 4.2 Hasil analisis regresi linier sederhana Analisis Bivariat tentang pengaruh faktor personal dan lingkungan terhadap perilaku seksual pada remaja
Varibel independen
Koefisien regresi b
CI 95 p
R
2
Batas bawah
Batas atas
1. Pengetahuan
tentang kesehatan
reproduksi, IMS
dan HIVAIDS
0.60 0.48
0.73 0.001
0.35
2. Sikap
terhadap seksualitas
0.64 0.52
0.76 0.001
0.42
3. Efikasi diri
0.67 0.56
0.79 0.001
0.46 4.
Pengaruh teman
sebaya 0.65
0.53 0.77
0.001 0.42
5. Pengawasan
orang tua 0.66
0.54 0.78
0.001 0.44
6. Akses
informasi 0.30
0.21 0.38
0.001 0.28
Sumber: data primer diolah, 2015
D. Analisis multivariat
Analisis multivariat digunakan untuk untuk mengukur besarnya pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen dan memprediksi nilai variabel dependen
apabila nilai dua atau lebih variabel independen sebagai prediktor. Analisis ini dilakukan dengan menggunakan teknik regresi linier ganda. Berikut ini dipaparkan
hasil analisis regresi linier ganda. Hasil uji regresi linier ganda dapat dilihat pada Tabel 4.3.
commit to user
Tabel 4.3 Hasil analisis regresi linier ganda antara pengaruh faktor personal dan lingkungan terhadap perilaku seksual pada remaja
Sumber: data primer diolah, 2015
Hasil uji regresi linier berganda antara Pengetahuan tentang kesehatan reproduksi, IMS dan HIVAIDS, Sikap terhadap seksualitas, Efikasi Diri, Pengaruh teman
sebaya, Pengawasan orang tua, Akses informasi erhadap perilaku seksual pada remaja mempunyai makna sebagai berikut:
a. Koefisien regresi b
= -0.04 Nilai konstanta untuk persamaan regresi adalah -0.04 yang berarti bahwa jika tidak ada Pengetahuan tentang kesehatan reproduksi, IMS
dan HIVAIDS, Sikap terhadap seksualitas, Efikasi Diri, Pengaruh teman sebaya, Pengawasan orang tua, dan Akses informasi, maka
perilaku seksual sebesar -0.04 satuan.
1.1
= 0.16 Besar koefisien regresi untuk variabel pengetahuan tentang kesehatan reproduksi, IMS dan HIVAIDS dengan parameter b
1.1
bertanda positif, berarti pengetahuan tentang kesehatan reproduksi, IMS dan
HIVAIDS dapat meningkatkan perilaku seksual. Nilai b
1.1
sebesar 0.16 menunjukkan bahwa apabila nilai pengetahuan tentang kesehatan
reproduksi, IMS dan HIVAIDS dapat ditingkatkan satu unit satu Koefisien
regresi b CI 95
p Batas
bawah Batas
atas Konstanta
1. Pengetahuan
tentang kesehatan
reproduksi, IMS dan HIVAIDS
-0.04 0.16
-0.20 0.04
0.11 0.28
0.560 0.008
2. Sikap
terhadap seksualitas
0.13 0.00
0.27 0.047
3. Efikasi diri
0.23 0.10
0.37 0.001
4. Pengaruh teman sebaya
0.22 0.09
0.34 0.001
5. Pengawasan orang tua
0.15 0.01
0.28 0.030
6. Akses informasi
n observer = 159
Adjusted
R
2
= 65.9 p = 0.001
0.07 0.01
0.14 0.016
commit to user
satuan, maka perilaku seksual akan bertambah sebesar 0.16 pada taraf kepercayaan 99.992 berarti ada pengaruh positif antara pengetahuan
tentang kesehatan reproduksi, IMS dan HIVAIDS terhadap perilaku seksual.
1.2
= 0.13 Besar koefisien regresi untuk variabel sikap terhadap seksualitas dengan parameter b
1.2
bertanda positif, berarti sikap terhadap seksualitas dapat meningkatkan perilaku seksual. Nilai b
1.2
sebesar 0.13 menunjukkan bahwa apabila nilai sikap terhadap seksualitas
dapat ditingkatkan satu unit satu satuan, maka perilaku seksual akan bertambah sebesar 0.13 pada taraf kepercayaan 99.953. Berarti ada
pengaruh positif antara sikap terhadap seksualitas terhadap perilaku seksual.
1.3
= 0.23 Besar koefisien regresi untuk variabel efikasi diri dengan parameter b
1.3
bertanda positif, berarti efikasi diri dapat meningkatkan perilaku sesksual. Nilai b
1.3
sebesar 0.23 menunjukkan bahwa apabila nilai efikasi diri dapat ditingkatkan satu unit satu satuan, maka perilaku
seksual akan bertambah sebesar 0.23 pada taraf kepercayaan 99.999. berarti ada pengaruh positif antara efikasi diri terhadap perilaku
seksual.
2.1
= 0.22 Besar koefisien regresi untuk variabel pengaruh teman sebaya dengan parameter b
2.1
bertanda positif, berarti pengaruh teman sebaya dapat meningkatkan perilaku seksual. Nilai b
2.1
sebesar 0.22 menunjukkan bahwa apabila nilai pengaruh orang tua dapat ditingkatkan satu unit
satu satuan, maka perilaku seksual akan bertambah sebesar 0.22 pada taraf kepercayaan 99.999. Berarti ada pengaruh positif antara
pengaruh teman sebaya terhadap perilaku seksual.
2.2
= 0.15 Besar koefisien regresi untuk variabel pengawasan orang tua dengan parameter b
2.2
bertanda positif, berarti pengawasan orang tua dapat meningkatkan perilaku sesksual. Nilai b
2.2
sebesar 0.15 menunjukkan bahwa apabila nilai pengawasan orang tua dapat ditingkatkan satu unit
satu satuan, maka perilaku seksual akan bertambah sebesar 0.15 perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
pada taraf kepercayaan 99.97 berarti ada pengaruh positif antara pengawasan orang tua terhadap perilaku seksual.
2.3
= 0.07 Besar koefisien regresi untuk variabel pengaruh akses informasi dengan parameter b
2.3
bertanda positif, berarti akses informasi dapat meningkatkan perilaku seksual. Nilai b
2.3
sebesar 0.07 menunjukkan bahwa apabila nilai akses informasi dapat ditingkatkan satu unit satu
satuan, maka perilaku seksual akan bertambah sebesar 0.07 pada taraf kepercayaan 99.984 berarti ada pengaruh positif akses informasi
terhadap perilaku seksual.
b. Koefisien Determinasi
Adjusted R Square
Dari hasil regresi juga diketahui nilai
Adjusted R Square
atau koefisien determinasi sebesar 0.66 yang artinya bahwa variabel tingkat pengetahuan tentang
kesehatan reproduksi, IMS dan HIVAIDS, sikap terhadap seksualitas, efikasi diri, pengaruh teman sebaya, pengawasan orang tua, serta akses informasi mempunyai
pengaruh sebesar 66 terhadap perilaku seksual pada remaja, sedangkan sisanya sebesar 34 dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
E. Pembahasan