perilaku
external motivator
, konsekuensi tak langsung
viscarious motivator
apabila orang mengamati perilaku orang lain memungkinkan pengamat akan meniru perilaku tersebut. Pengamat akan memperoleh informasi tentang jenis
tindakan yang berkemungkinan menimbulkan konsekuensi positif dan negatif. Pengamat dapat belajar tentang hal-hal yang dapat mengakibatkan rasa senang
atau tidak senang. Oleh karena itu, manusia memiliki kemampuan untuk mengatur perilakunya sendiri
self regulatory motivator
. Kemampuan manusia untuk mempengaruhi perilakunya sendiri secara sengaja melalui konsekuensi yang
dihasilkannya sendiri memberinya kapasitas untuk mengarahkan diri, meskipun dalam batas-batas
reciprocal determinism
. Melalui pengamatan, orang mengembangkan ketrampilan untuk memonitor perilakunya sendiri. Maka dari itu
orang dewasa lainnya, teman dan model simbolik memainkan peranan yang lebih penting dalam pembentukan sikap dan perilaku.
Hal ini sesuai teori yang dikemukakan oleh Dewi, 2012 yang berpendapat bahwa teman sebaya merupakan faktor penguat terhadap
pembentukan perilaku remaja termasuk perilaku seksual. Sedangkan Morton dan Farhat 2010 dalam Dewi 2012 menyatakan bahwa teman sebaya mempunyai
kontribusi sangat dominan dari aspek pengaruh dan percontohan
modelling
dalam berperilaku seksual remaja dengan pasangannya. Tetapi hasil penelitian ini berbanding terbalik dengan penelitian yang dilakukan oleh Maryatun,2013
mengenai peran teman sebaya terhadap perilaku seksual pranikah pada remaja di SMA Muhammadiyah 3 Surakarta bahwa sebagian besar remaja 84 yang
berperilaku seksual
pranikah sebanyak
62 menyebutkan
adanya peranpengaruh dari teman sebaya. Serta remaja yang memperoleh informasi
seksualitas dari teman sebaya akan 19.272 kali berisiko melakukan perilaku seksual pranikah dibandingkan dengan remaja yang tidak memperoleh peran
informasi seksualitas dari teman sebaya mereka.
5. Pengaruh pengawasan orang tua terhadap perilaku seksual pada remaja
Pengawasan orang tua juga ikut andil dalam pembentukan perilaku seksual pada remaja. Hal ini sesuai teori dari Baumrind, 2004 yang menyatakan
bahwa pola asuh orang tua merupakan segala bentuk dan proses interaksi yang perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
terjadi antara orang tua dan anak yang merupakan pola pengasuhan tertentu dalam keluarga yang akan memberi pengaruh terhadap perkembangan kepribadian anak.
Pola asuh orangtua memiliki pengaruh penting terhadap perilaku seksual remaja, terutama berkaitan dengan perilaku seksual pranikah. Nilai-nilai moral, agama,
dan norma-norma sosial dikenalkan kepada anak melalui interaksi di dalam keluarga.
6. Pengaruh akses informasi terhadap perilaku seksual pada remaja
Variabel akses informasi dalam penelitian ini berpengaruh paling kecil terhadap perilaku seksual yakni sebesar 0.078. Penelitian ini tidak sejalan dengan
survey yang dilakukan oleh Survei yang dilakukan oleh Yayasan Kita dan Buah Hati 2005 di Jabodetabek yang didapatkan hasil bahwa akses informasi sangat
berperan dalam pemberian informasi tentang kesehatan reproduksi remaja. Media massa merupakan informasi seksual yang lebih penting
dibandingkan orang tua dan teman sebaya, karena media massa memberikan gambaran yang lebih baik mengenai keinginan dan kebutuhan seksualitas. Media
massa baik cetak maupun elektronik yang menampilkan tulisan atau gambar dapat menimbulkan imajinasi dan merangsang sesorang untuk mencoba meniru
adegannya Wibowo, 2004. Penelitian Carrol dan Kirkpatrik 2011 menyatakan bahwa penggunaan
media merupakan bagian integral disepanjang hidup di usia remaja, jumlah risiko dihubungkan dengan penggunaan media sosial, secara spesisfik berefek negatif
pada kesehatan. Bagaimanapun data tentang risiko penggunaan tipe macam sosial media sangat berisiko pada perilaku mereka. Media massa merupakan sumber
informasi seksual yang lebih penting dibandingkan orang tua dan teman sebaya, karena media massa memberikan gambaran yang lebih baik mengenai keinginan
dan kebutuhan seksualitas. Media massa baik cetak maupun elektronik menampilkan tulisan atau gambar yang dapat menimbulkan imajinasi dan
merangsang sesorang untuk mencoba meniru adegannya. Penelitian Rice dkk 2010 melaporkan bahwa penggunaan internet dan
media lainnya secara positif berpengaruh pada perubahan perilaku seks pada anak jalanan. Lebih dari 84 usia remaja yang menggunakan internet satu kali dalam
commit to user
satu minggu atau lebih berisiko mengalami perubahan perilaku berisikoPenyakit Menular Seksual. Informasi dari media ataupun teman sebaya belum pasti tingkat
kebenarannya, bahkan cenderung tidak akurat dan keliru. Penyampaian informasi seksual yang vulgar dan menyesatkan dari media atau teman sebaya dapat
mendorong untuk berperilau seksual berisiko.
7. Pengaruh pengetahuan terhadap kesehatan reproduksi, IMS dan HIVAIDS,